Namun dengan adanya globalisasi, kondisi permintaan tidak hanya berasal dari lokal tetapi juga bersumber dari luar negeri.
c. Industri Pemasok dan Terkait
Adanya industri pemasok dan terkait akan meningkatkan efisiensi dan sinergi dalam suatu industri. Sinergi dan efisiensi dapat tercipta terutama
transaction cost , sharing teknologi, informasi maupun skill tertentu yang
dapat dimanfaatkan oleh industri atau perusahaan lainnya. Manfaat lain industri pemasok dan terkait adalah akan terciptanya daya saing dan
produktivitas yang
meningkat.
d. Strategi Perusahaan, Struktur dan Persaingan
Strategi perusahaan dan pesaing dalam diamond model juga penting karena kondisi ini akan memotivasi perusahaan atau industri untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan selalu mencari inovasi baru. Dengan adanya persaingan yang sehat, perusahaan akan selalu
mencari strategi baru yang cocok dan berupaya untuk selalu meningkatkan efisiensi.
2.5. Keterkaitan antara Daya Saing Dengan Preferensi Masyarakat
Tweeten dalam Saragih 2000 lebih lanjut mendefinisikan keunggulan bersaing sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam mempertahankan dan
meningkatkan pangsa pasar secara menguntungkan dan berkelanjutan melalui pemanfaatan keunggulan komparatifnya. Konsep keunggulan bersaing dengan
deskripsi tersebut secara eksplisit menyertakan preferensi atau selera konsumen sebagai syarat keharusan necessary condition dalam upaya peningkatan daya
saing. Harga yang murah dan kompetitif sebagai implikasi dari orientasi biaya produksi minimum efisiensi di pasar bukanlah suatu determinan tunggal dalam
keunggulan bersaing. Preferensi konsumen merupakan sebuah cetak biru blue print
yang harus digarap secara serius. Terlebih pada struktur pasar yang mengarah pada mekanisme liberalisasi perdagangan tanpa distorsi.
2.6. Model Probit
Menurut Arief 1993, model Probit didasarkan atas asumsi bahwa variabel dependen yang diteliti mengikuti fungsi distribusi kumulatif yang
berbentuk normal. Oleh karena didasarkan atas normal cumulative distribution function
, maka model ini disebut juga sebagai model normit normit model. Menurut Gujarati 1997, penggunaan model Probit yaitu untuk
menjelaskan perilaku suatu variabel tak bebas dependen yang dummy atau dichotomous
. Variabel dependennya bernilai 0 atau 1. Modelnya secara sederhana sebagai berikut :
Y
i
= α + β X
i
+ U
i
...............................................................................................2.1 Y
i
bersifat dikotomi sebagai fungsi linear dari variabel yang menjelaskan X
i
€ Y
i
X
i
merupakan harapan bersyarat dari Y
i
untuk X
i
tertentu. Sedangkan menurut Koop 2003, model Probit digunakan ketika variabel
dependennya berupa data kualitatif sebagai dummy yang bernilai 0 dan 1. Ketika individu membuat sebuah pilihan diantara dua pilihan, secara ekonomi akan
dirumuskan dengan fungsi utilitas. Jika utilitas dari individu i dan U
ji
Untuk J = 0,1. Individu akan memilih 1 jika U
1i
U
0i
dan sebaliknya jika pilihannya 0. Dengan demikian pilihan tergantung dari perbedaan utilitas. Model Probit
mengasumsikan perbedaan utilitas ini mengikuti regresi linear normal yang dinyatakan sebagai berikut :
Y
i
= X
i
’ β +
i
ε ..................................................................................................2.2 Ahli ekonomi tidak meninjau Y
i
secara langsung, tetapi hanya pilihan yang sebenarnya dibuat oleh individu i.
Menurut Maddala 1994 dalam prakteknya Y
i
tidak dapat diobservasi. Sedangkan yang dapat kita observasi adalah variabel dummy Y yang didefinisikan
sebagai berikut : Y = 1 jika Y
i
Y = 0 jika sebaliknya Prob Y
i
= 1 = Prob U
i
- β’ X
i
= 1 – F - β’ X
i
.............................................................................2.3 Nilai pengamatan dari Y dalam model Probit ini hanya dapat
direalisasikan sebagai sebuah proses binomial dengan probabilitas seperti diatas. Oleh karena itu kemungkinan fungsinya adalah :
L = П
yi = 0
F- β’ X
i
П
yi = 1
[ 1 - F- β’ X
i
].......................................................2.4
2.7. Penelitian Terdahulu