23 cawan duplo untuk masing-masing pengenceran. Selanjutnya
12-15 ml agar PCA dituang ke dalam cawan petri yang telah berisi contoh sebanyak 1 ml. Cawan diinkubasi secara terbalik
pada suhu 37 C selama 48 jam. Jumlah kolonig atau ml
dihitung dengan metode Harrigan :
Σ koloni N=
n
1
+ 0.1. n
2
d Keterangan :
N = Jumlah koloni per mlgram n = Jumlah cawan setiap pengenceran
d = pengenceran terkecil
3.4.2. Total kapang khamir
Dari pengenceran contoh, dilakukan pemupukan sampai 10
-2
. Kemudian 12-15 ml media PDA yang telah diasamkan dengan asam tartarat 10 dituang ke dalam cawan petri yang
telah berisi contoh. Cawan diinkubasi secara terbalik pada suhu 37
C selama 2 hari. Total kapang khamir dihitung dengan rumus: Σ koloni
N= n
1
+ 0.1. n
2
d Keterangan :
N = Jumlah koloni per ml n = Jumlah cawan setiap pengenceran
d = pengenceran terkecil
3.4.3 Uji Penduga Koliform
Dari masing-masing pengenceran 10
-1
sampai 10
-4
dimasukkan sebanyak 1 ml contoh ke dalam tabung yang berisi media BGLBB dan tabung Durham terbalik, untuk setiap
24 pengenceran digunakan 3 seri tabung. Setelah diinkubasi pada
suhu 37 C selama 2 hari, dilihat tabung yang positif yaitu tabung
yang ditumbuhi mikroba yang dapat ditandai dengan timbulnya kekeruhan, terbentuknya gas pada tabung atau perubahan warna
media. Nilai MPN dihitung dengan cara berikut : MPN count=
Nilai MPN tabel x 1 Pengenceran tabung tengah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENELITIAN PENDAHULUAN
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan parameter pengering drum yang tepat, mengetahui pengaruh perendaman dan
perbandingan air yang ditambahkan pada saat penanakan sehingga menghasilkan pure instan ubi jalar dengan karakteristik yang diinginkan.
Ubi jalar yang digunakan merupakan ubi jalar putih yang diperoleh dari petani dan pedagang di wilayah Bogor. Pemilihan ubi jenis ini ini didasarkan
pada alasan bahwa ubi jalar putih tersebut lebih banyak dan tersedia secara kontinyu.
Ubi jalar terlebih dahulu disortasi untuk memisahkan ubi yang telah rusak atau kurang baik mutunya. Selanjutnya ubi jalar dicuci dengan air dan
disikat untuk membersihkan tanah yang ada dan dikupas menggunakan pisau dan dibuang bagian-bagian yang tidak diperlukan seperti adanya bercak-
bercak kehitaman dan kehijauan. Ubi di potong-potong, dicuci kembali dan kemudian direndam dengan menggunakan berbagai larutan yaitu tanpa
perendaman, air, larutan garam 0.1, dan Natrium metabisulfit 500 ppm selama 15 menit yang bertujuan mencegah reaksi pencoklatan enzimatis.
Reaksi pencoklatan enzimatis umumnya menghasilkan warna kuning, coklat kemerahan sampai coklat gelap yang tidak diinginkan pada produk.
Air, larutan garam 0.1, dan larutan natrium metabisulfit dapat digunakan untuk mencegah reaksi pencoklatan enzimatis karena dapat
mengurangi interaksi langsung enzim dengan oksigen. Oksigen merupakan agen yang mempercepat reaksi enzimatis tersebut. Lebih lanjut garam dan
natrium metabisulfit mengurangi kelarutan oksigen dalam air yang digunakan untuk perendaman sehingga bekerja lebih efektif daripada air saja.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa larutan garam 0.1 menghasilkan pure hasil rehidrasi dengan warna paling cerah. Konsentrasi 0.1 dipilih
karena mempertimbangkan jika lebih tinggi lagi akan mempengaruhi rasa dari pure yang dihasilkan. Perendaman dengan Natrium metabisulfit 500 ppm