BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Produktivitas Lansia
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 62 responden lansia yang diteliti ada sebanyak 45 orang 72,4 yang memiliki produktivitas tinggi dan 17 orang 27,4
memiliki produktivitas rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja bongkar muat lansia mampu menyelesaikan pekerjaan 2,1 ton per jam. Berdasarkan observasi
peneliti tenaga kerja lansia mampu disebabkan karena status kesehatan dan status gizi yang cukup baik sehingga mereka mampu mengangkat beban. Kebiasaan TKBM
Lansia mengangkat beban selama bertahun-tahun juga dapat meningkatkan produktivitas kerja yang tinggi. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Baechle
2007 bahwa latihan angkat beban dapat menjaga kekuatan dan ketahanan otot saraf dan densitas tulang atau menghindarkan rapuh tulang dan meningkatkan kehidupan
yang berkualitas, apapun usia maupun jenis kelamin orang itu dan dapat meningkatkan produktivitas kerja yang tinggi.
5.2. Pengaruh Masa Kerja TKBM lansia dengan Produktivitas
Dari 8 responden masa kerja 30 tahun ada 2 orang 3,2 TKBM lansia yang produktivitasnya rendah dan 6 orang 9,7 yang produktivitasnya tinggi.
Sedangkan dari 54 responden masa kerja 30 tahun ada 15 orang 24,2 yang produktivitasnya rendah dan 39 orang 62,9 yang produktivitasnya tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan perbandingan p value diketahui bahwa p value
= 1,00 α = 0,05 berarti H
Tenaga kerja bongkar muat lansia rata-rata memiliki masa kerja diatas 30 tahun dengan produktivitas yang tinggi tetapi dengan uji statistik tidak menunjukkan
ada hubungan. Hal ini menunjukkan bahwa masa kerja yang tinggi belum menjamin produktivitas yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Robin 2008 bahwa masa
kerja yang lebih lama bukan sebagai faktor penentu dalam produktivitas kerja. Beberapa penelitian terhadap hubungan masa kerja yang lebih lama dengan
produktivitas menunjukkan tidak ada bukti yang kuat bahwa orang telah lama berada pada suatu pekerjaan akan lebih produktif daripada seseorang yang masa kerjanya
lebih sedikit. Akan tetapi, masa kerja akan memengaruhi pengalaman seseorang. Semkin lama bekerja semakin banyak pengalaman sehingga produktivitas kerja dapat
meningkat. Pendapat ini juga didukung oleh Ravianto 1991 bahwa masa kerja yang lebih sedikit maupun yang lebih banyak belum menjamin produktivitas kerja yang
tinggi melainkan tingkat pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap, etika kerja, motivasi, gizi, kesehatan, lingkungan kerja, tehnologi, sarana dan manajemen.
diterima artinya tidak ada hubungan antara masa kerja dengan produktivitas kerja di sektor II PT. Pelindo
Belawan Medan.
5.3. Pengaruh Motivasi kerja TKBM Lansia terhadap Produktivitas kerja
Hasil penelitian dari 6 responden yang motivasi kerjanya rendah ada 1 orang 1,6 yang produktivitasnya rendah dan 5 orang 8,1 yang produktivitasnya
Universitas Sumatera Utara
tinggi. Sedangkan dari 56 responden yang motivasi kerjanya tinggi ada 16 orang 25,8 yang produktivitasnya rendah dan 40 orang 64,5 yang produktivitasnya
tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan perbandingan p value
diketahui bahwa p value = 1,00 α = 0,05 berarti H
Keadaan ini mencerminkan bahwa motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada perusahaan yang menggunakan kekuatan fisik di sektor II
PT. Pelindo I Belawan, artinya semakin tinggi motivasi kerja TKBM Lansia maka belum tentu produktivitas kerja juga tinggi. Hal ini mungkin dapat terjadi karena
perusahaan yang mengandalkan kekuatan fisik pekerja hanya terfokus pada bagaimana supaya mereka dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsad 1998 bahwa mengukur produktivitas kerja yang tinggi diperlukan kemampuan kerja yang tinggi, hasil yang
dicapai meningkat, semangat kerja yang tinggi dan adanya efisiensi kerja. Dan juga pendapat Simanjuntak 1998 bahwa faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas
adalah pelatihan kerja, kemampuan fisik pekerja dan hubungan atasan dengan bawahan.
diterima tidak ada hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja di sektor II PT. Pelindo I Belawan
Medan.
Universitas Sumatera Utara
5.4. Pengaruh Status Gizi TKBM Lansia terhadap Produktivitas Kerja