menyatakan lingkungan kerja baik ada 15 orang 24,2 yang produktivitasnya rendah dan 39 orang 62,9 yang produktivitasnya tinggi.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan p value diketahui bahwa p value = 1,000
α = 0,05 berarti Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara lingkungan kerja dengan produktivitas kerja TBM lansia di Sektor II PT.Pelindo I
Belawan tahun 2011. Dari tabel 4.10 yang diperoleh hasil dari 8 responden yang menyatakan sarana
kerja tidak baik, ada 7 orang 11,3 yang produktivitasnya rendah, dan 1 orang 1,6 produktivitasnya tinggi. Dari 54 responden yang menyatakan sarana kerja
baik ada 10 orang 16,1 yang produktivitasnya rendah dan 44 orang 70,9 yang produktivitasnya tinggi.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan perbandingan p value, diketahui p value = 0,000
α = 0,05 berarti Ho ditolak, artinya ada hubungan antara sarana kerja dengan produktivitas kerja TKBM lansia di sektor II PT. Pelindo I
Belawan Medan Tahun 2011.
4.5. Analisis Multivariat
Analisis multivariat ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dengan faktor eksterna TKBM Lansia secara bersama-sama dengan
produktivitas kerja di Sektor II PT. Pelindo I Belawan menggunakan Uji Regresi Logistik Ganda.
Universitas Sumatera Utara
Adapun syarat variabel yang dapat masuk ke dalam analisis multivariat adalah bila analisis bivariat memiliki p value 0,25 dari hasil analisis bivariat, faktor
internal dan faktor eksternal yan mempunyai nilai p 0,25 dalam hubungannya dengan produktivitas kerja variabel status gizi memiliki p value sebesar 0,000 dan
variabel sarana kerja yang memiliki p value sebesar 0,000. Hasil analisis multivariat hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal
dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.11 Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Produktivitas
Kerja Lansia di Sektor II PT. Pelindo I Belawan Medan Tahun 2011.
Interval B
SE Sig
Exp B
Status gizi 2,437
1,234 0,048
11,436 Sarana kerja
2,062 0,985
0,036 7,864
Constan -2,788
1,273 0,029
0,062 Berdasarkan hasil uji regresi logistik ganda diatas diketahui bahwa variabel
status gizi paling paling kuat berpengaruh terhadap produktivitas kerja TKBM lansia dengan nilai koefisien B sebesar 2,437 kemudian diikuti sarana kerja dengan nilai
koefisien B sebesar 2,062.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Produktivitas Lansia
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 62 responden lansia yang diteliti ada sebanyak 45 orang 72,4 yang memiliki produktivitas tinggi dan 17 orang 27,4
memiliki produktivitas rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja bongkar muat lansia mampu menyelesaikan pekerjaan 2,1 ton per jam. Berdasarkan observasi
peneliti tenaga kerja lansia mampu disebabkan karena status kesehatan dan status gizi yang cukup baik sehingga mereka mampu mengangkat beban. Kebiasaan TKBM
Lansia mengangkat beban selama bertahun-tahun juga dapat meningkatkan produktivitas kerja yang tinggi. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Baechle
2007 bahwa latihan angkat beban dapat menjaga kekuatan dan ketahanan otot saraf dan densitas tulang atau menghindarkan rapuh tulang dan meningkatkan kehidupan
yang berkualitas, apapun usia maupun jenis kelamin orang itu dan dapat meningkatkan produktivitas kerja yang tinggi.
5.2. Pengaruh Masa Kerja TKBM lansia dengan Produktivitas