Hubungan Faktor Internal dengan Produktivitas Lansia

Tabel 4.8. Distribusi Jawaban Responden tentang Sarana Kerja di Sektor II PT. Pelindo I Belawan Medan Tahun 2011. No Sarana Kerja n 1 Dalam penggunaan peralatan kerja keamanan telah diperhatikan a. Ya b. Tidak 56 6 90.3 9.7 Jumlah 62 100,0 2 Peraatan kerja yang ada sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam kondisi baik a. Ya b. Tidak 57 5 91.9 8.1 Jumlah 62 100,0 3 Jumlah peralatan yang ada sesuai dengan kebutuhan a. Ya b. Tidak 40 22 64.5 35.5 Jumlah 62 100,0 4 Kegunaan peralatan telah dikuasai oleh semua penggunanya a. Ya b. Tidak 53 9 85.5 14.5 Jumlah 62 100,0

4.4 Analisis Bivariat

Analisis Bivariat ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal TKBM lansia dengan produktivitas kerja di Sektor II PT. Pelindo Belawan Medan.

4.4.1. Hubungan Faktor Internal dengan Produktivitas Lansia

Untuk melihat bagaimana hubungan antara faktor internal TKBM lansia dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Hubungan Faktor Internal dengan Produktivitas Kerja Lansia di Sektor II PT. Pelindo I Belawan Medan Tahun 2011. Faktor Internal Produktivitas kerja TKBM lansia P Rendah Tinggi Total n n N Masa Kerja 0-30 tahun 30 tahun 2 15 3,2 24,2 6 39 9,7 62,9 8 54 12,9 87,1 1,000 Jumlah 17 27,4 45 72,6 62 100,0 Motivasi kerja Rendah Tinggi 1 16 1,6 25,8 5 40 8,1 64,5 6 56 9,7 90,3 1,000 Jumlah 17 27,4 45 72,6 62 100 Status Gizi Tidak baik Baik 8 9 12,9 14,5 2 43 3,2 69,4 10 52 16,1 83,9 0,000 Jumlah 17 27,4 45 72,6 62 100 Status Kesehatan Tidak Baik Baik 5 12 8,1 19,4 3 42 4,8 67,8 8 54 12,9 87,1 0,030 Jumlah 17 27,4 45 72,6 62 100 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa dari 8 responden yang mempunyai masa kerja 30 tahun ada 2 orang 3,2 yang produktivitasnya rendah dan 6 orang 9,6 yang produktivitasnya tinggi. Selanjutnya dari 54 responden yang mempunyai masa kerja 30 tahun ada 15 orang 24,2 yang produktivitasnya rendah dan 39 orang 62,9 yang produktivitasnya tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan perbandingan p value, diketahui p value = 1,000 α = 0,05 berarti Ho diterima, artinya tidak ada hubungan Universitas Sumatera Utara antara masa kerja dengan produktivitas kerja TKBM lansia di Sektor II PT. Pelindo Belawan Medan. Dari tabel 4.9 diatas diketahui bahwa dari 6 responden yang motivasinya rendah ada 1 orang 1,6 yang produktivitasnya rendah, dan 5 orang 8,1 yang produktivitasnya tinggi. Dari 56 responden yang motivasinya tinggi ada 16 orang 25,8 yang produktivitasnya rendah, dan 40 orang 64,4 yang produktivitasnya tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan perbandingan p value, diketahui bahwa p value = 1, 000 α = 0,05 berarti Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja TKBM lansia di Sektor II PT. Pelindo Belawan Medan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 responden yang status gizinya tidak baik, ada 8 orang 12,9 yang produktivitasnya rendah dan 2 orang 3,2 yang produktivitasnya tinggi. Dari 52 responden yang status gizinya baik, ada 9 orang 14,5 yang produktivitasnya rendah dan 43 orang 67,8 yang produktivitasnya tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan perbandingan p value, diketahui p value = 0,00 α = 0,05 berarti H diterima, artinya ada hubungan antara status gizi dengan produktivitas kerja TKBM lansia di sektor II PT. Pelindo Belawan Medan. Dari tabel 4.9 diketahui bahwa dari 8 responden yang status kesehatannya tidak baik ada 5 orang 8,1 yang produktivitasnya rendah, dan 3 orang 4,8 yang produktivitasnya tinggi. Dari 54 responden yang status kesehatannya baik ada 12 Universitas Sumatera Utara orang 19,4 yang produktivitasnya rendah dan 42 orang 67,7 yang produktivitasnya tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan perbandingan p value diketahui p value 0,030 α = 0,05, berarti H

4.4.2. Hubungan Faktor Eksternal TKBM Lansia dengan Produktivitas Kerja