Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kinerja sangat penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia , pegawai dalam sebuah organisasi sangat dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang baik bagi pegawai itu sendiri dan juga untuk keberhasilan perusahaan. Menurut Mangkunegara 2000 kinerja prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Selanjutnya Mangkuprawira 2007 menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja output individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. Dengan demikian kinerja terbagi dua jenis yaitu: kinerja peran pekerjaan yang digambarkan dalam bentuk kualitas dan kuantitas hasil dari pekerjaan tersebut. Kinerja kontekstual memberikan sumbangan pada keefektipan organisasi dengan mendukung keadaan organisasional, sosial dan psikologis. Faktor penting yang menentukan kinerja karyawan dan kemampuan organisasi beradaptasi dengan perubahan lingkungan menurut Bass et.al, Locander et.al., serta Yammarino et.al dalam Rani Mariam,2009 adalah Universitas Sumatera Utara 2 kepemimpinan leadership. Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan, hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi mungkin menjadi tidak searah. Keadaan ini menimbulkan situasi dimana perseorangan bekerja untuk mencapai tujuan pribadinya, sementara itu keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien dalam pencapaian sasaran- sasarannya. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seorang yang memimpin yang tergantung dari macam-macam faktor baik faktor- faktor intern maupun faktor-faktor ekstern. Menurut Winardi 2000 kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang membentuk dan membantu orang lain untuk berkerja dan antusias mencapai tujuan yang direncanakan dalam kaitannya dengan keberhasilan organisasi. Handoko 2003 menyatakan, dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, loyalitas kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Selain kepemimpinan faktor paling kritikal yang dipandang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah budaya organisasi. Budaya organisasi dikenal luas sebagai fondasi sistem dan aktivitas manajemen dalam setiap organisasi Harber et al 1997. Budaya organisasi menurut Anthony dan Govindarajan 2004 meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma prilaku serta asumsi- asumsi yang secara implisit diterima dan yang secara eksplisit dimanifestasikan di Universitas Sumatera Utara 3 seluruh jajaran organisasi. Unsur - unsur ini menjadi dasar untuk mengawasi perilaku pegawai, cara mereka berfikir, kerja sama dan berinteraksi dengan lingkungannya. Jika budaya organisasi baik, maka akan dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai dan akan dapat menyumbangkan keberhasilan kepada perusahaan. Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif yang utama, yaitu bila budaya organisasi mendukung strategi organisasi, dan bila budaya organisasi dapat menjawab atau mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat. Budaya organisasi selain berpengaruh terhadap prestasi kerja organisasi, berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai. Selanjutnya prestasi kerja organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai. Kepuasan kerja pegawai yang tinggi merupakan salah satu indikator efektivitas manajemen, yang berarti bahwa budaya organisasi telah dikelola dengan baik. Menurut Sule dan Saefullah 2005 budaya organisasi merupakan nilai- nilai dan norma yang dianut dan dijalankan oleh sebuah organisasi terkait dengan lingkungan di mana organisasi tersebut menjalan kegiatannya. Adanya kesesuaian antara nilai pribadi dengan nilai perusahaan akan meningkatkan kinerja. Budaya organisasi merupakan apa yang dipersepsikan oleh para pegawai dan bagaimana persepsi ini menciptakan pola-pola kepercayaan, nila-nilai, dan harapan-harapan. Pegawai sebagai bagian dari organisasi perusahaan akan mempersepsikan nilai- nilai budaya organisasi yang ada di perusahaan, apakah nilai-nilai perusahaan sesuai dengan nilai-nilai individu. Adanya kesesuaian antara nilai pribadi dengan nilai perusahaan akan menimbulkan kinerja. Block dalam Moeljono, 2005 Universitas Sumatera Utara 4 berpendapat bahwa semakin meningkat bukti bahwa hanya perusahaan - perusahaan dengan budaya organisasi yang efektif yang dapat menciptakan peningkatan produktivitas, meningkatkan rasa ikut memiliki dari karyawan, dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan perusahaan. Kinerja suatu organisasi tergantung pada kerja pegawainya. Namun, atasan dapat berperan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan suatu organisasi. Dalam hal ini, atasan harus mempunyai peran yang penting dalam usahanya untuk memotivasi dan mengelola pegawainya. Berkaitan hal diatas, maka organisasi perlu memberikan perhatian khusus terhadap prestasi yang diperoleh oleh pegawai dengan cara pemberian reward hadiah, imbalan, dan penghargaan dan motivasi untuk bekerja penuh semangat, memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap tugasnya, sehingga suatu organisasi akan mudah dalam memenuhi tujuan yang direncanakan. Menurut Anthony dan Govindarajan 2004 menyatakan bahwa perusahaan merekrut orang-orang yang baik, mengharapkan mereka untuk berkinerja dengan baik dan membayar mereka dengan baik jika kinerja benar-benar aktual. Bekerjanya seseorang dalam suatu organisasi atau perusahaan tersebut tidak hanya dalam bentuk upah atau gaji, akan tetapi juga imabalan yang dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dengan berbagai jenis dan bentuknya. Untuk maksud tersebut manajemen diharapkan mampu menerapkan suatu imbalan yang efisien. Suatu reward yang dirancang oleh suatu organisasi harus mampu memacu motivasi kinerja pegawainya agar kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, reward yang dibentuk harus memiliki nilai dimata pegawai. Menurut Universitas Sumatera Utara 5 Sastrohadiwiryo 2002 bahwa reward adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada para tenaga kerja, karena tenaga kerja tersebut telah memberikan sumbangan tenaga atau pikiran demi kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa studi empiris mengenai pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan menunjukkan bahwa pemberian kompensasi yang layak dalam wujud moneter monetary rewards, seperti insentif tahunan annual incentives, dan dalam wujud non moneter psychological rewards seperti promosi jabatan, pemberian otonomi dan tanggung jawab memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan produktivitas karyawan dan peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Scott, Anthony dan Govindarajan serta Merchant dalam Lako 2004. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara disingkat dengan UMSU merupakan salah satu dari lembaga pendidikan milik persyarikatan Muhammadiyah, berfungsi menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Penelitian ini dilakukan terhadap pegawai biro di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara UMSU. Sebagai sumber daya manusia, yang mengemban tugas tidak kalah pentingnya untuk memberikan pelayanan pada mahasiswa. Mahasiswa dapat mengikuti kegiatan-kegiatan akademik dengan lancar sampai lulus, selain karena telah menempuh semua mata kuliah sesusai program studi yang dipilih, juga telah melaksanakan kegiatan administratif yang dilayani para pegawai biro. Perkembangan jumlah mahasiswa akan membawa Universitas Sumatera Utara 6 konsekuensi terhadap beban kerja bagi pegawai UMSU. Berikut perbandingan perkembangan mahasiswa dengan pegawai biro UMSU. Tabel 1.1. Perkembangan Jumlah Mahasiswa dan Jumlah Pegawai Biro Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun Jumlah Mahasisw a Δ perubahan Jumlah Pegawai Biro Δ perubahan 20072008 8.449 - - 93 - - 20082009 11.763 3.314 39,22 96 3 3,23 20092010 13.316 1.553 13,20 100 4 4,17 20102011 15.344 2.028 15,23 105 5 5 20112012 18.281 2.937 19,14 111 6 5,71 Sumber: Biro Administrasi Umum dan Biro Administrasi Akademik UMSU Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan antara jumlah mahasiswa dengan jumlah pegawai biro tidak berbanding lurus mulai dari tahun ajaran 20082009 sd tahun ajaran 20112012, antara lain jumlah mahasiswa tahun ajaran 20112012 sebanyak 18.281 orang atau naik sebesar 19,14 dari tahun sebelumnya, sedangnya jumlah pegawai biro hanya naik sebesar 5,71 dari tahun sebelumnya. Kondisi tersebut menjadikan beban kerja pegawai biro semakin berat, karena perbandingan perubahan secara mutlak dan relatif dalam prosentase dari keduanya pada tahun yang sama tidak proporsional. Maka kemungkinan pegawai biro sering mengalami kejenuhan , hal ini akan berdampak pada hasil kerja yang kurang baik yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas kerja serta tingkat kesalahan pekerjaan meningkat Robbins, 2001. Pada akhirnya berdampak pada kinerja yang menurun misalnya; Universitas Sumatera Utara 7 Kesalahan dalam pencetakan Kartu Hasil Studi KHS dan keterlambatan pemberian Kartu Hasil Studi KHS, pada semester genap tahun ajaran 20112012 , dimana ± 95 KHS mahasiswa dibagikan setelah dimulainya perkuliahan, yang pada akhirnya terjadi keterlambatan pada pencetakan Kartu Rencana Studi KRS mahasiswa, pelayanan terhadap penerbitan ijazah yang lebih dari satu bulan sampai dua bulan padahal mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya dapat secepatnya memperoleh ijazah untuk melamar pekerjaan, dan pelayanan-pelayanan administrasi lainnya seperti up date data dosen. UMSU sebagai organisasi yang menekankan formalisasi dan terstruktur di bawah koordinator Kopretis Wilayah I, salah satu hal yang terpenting untuk memastikan bahwa SDM yang dimiliki dapat menunjang kinerja, maka UMSU perlu memperhatikan sistem reward kepada pegawai. Bagaimanapun juga sistem reward yang dirasakan karyawan tidak terlepas dengan adanya faktor kepemimpinan dan budaya organisasi yang ada. Selanjutnya hal ini akan berimplikasi pada peningkatan kinerja pegawai.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Berprestasi Terhadap komitmen Kerja Pegawai dengan Kepemimpinan sebagai Variabel Moderating Di Universitas Sumatera Utara

1 86 133

Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Administrasi IAIN Sumatera Utara Medan

5 84 173

Pengaruh Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan, Komunikasi, dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Manajerial dengan Kepuasan Kerja Pegawai sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada Universitas Islam Sumatera Utara).

8 136 111

Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Budaya Organisasi Serta Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dan Reward Sebagai Variabel Moderating Pada Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan

2 40 88

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Reward Sebagai Variabel Moderating Pada Asian Agri Group

1 42 82

Analisis Pengaruh Implementasi Total Quality Management Dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Moderating

1 3 182

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Sistem Reward Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiri

1 8 17

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Sistem Reward Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiri

0 3 18

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING Pengaruh Kepemimpinan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating ( Studi Kasus Pada Din

0 1 14

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING - Unika Repository

0 0 41