Dia-lah Yang Maha kuasa di dunia dan akhirat, oleh sebab itu manusia harus tunduk pada perintah-nya. Sedangkan marhaban dan berjanzi di baca adalah
sebagai puji-pujian kepada Muhammad, sebagai tanda bahwa manusia benar- benar menjunjung tinggi kemulian Nabi Muhammad. Marhaban dan berjanzi yang
dibacakan itu berupa syair-syair dalam bahasa Arab, dimana ketika membacakannya dengan berlagu.
4.3. Pengaruh Agama Hindu dalam Pelaksanaan Upacara Peutron Aneuk
Adat dan budaya Masyarakat Desa Perlak Asan yang kental dengan nuansa Islam, masih dipengaruhi oleh tradisi Hindu. Hal ini disebabkan, sebelum
Islam masuk, Hindu telah berkembang di Aceh. Setelah Islam masuk, unsur-unsur Hindu dihilangkan, namun tradisinya masih ada yang dipertahankan sampai
sekarang. Walau Islam telah kuat, sebahagian tradisi dan cara hidup Hindu ada yang terus melekat pada masyarakat Aceh. Bahkan tradisi yang bersifat positif
terus dipertahankan, seperti tradisi hidup bergotong royong dan berbagai tradisi lainnya yang kemudian unsur hidupnya diganti secara bertahap dengan syariat
Islam. Tradisi-tradisi Hindu yang telah diIslamkan tersebut masih ada sampai sekarang, seperti saat peutreun aneuk miet membawa keluar rumah bayi
pertama kali juga merupakan tradisi-tradisi Hindu yang masih ada sampai sekarang dalam kehidupan masyarakat desa Perlak Asan.
10
Pada masyarakat di Desa Perlak Asan, adat istiadat telah memberikan tempat yang istimewa dalam perilaku sosial dan agama. Hal ini dibuktikan dengan
10
http:id.facebook.comnotessejarah-atjeh-darussalampengaruh-hindu diaceh diakses 29 Agustus 2011
Universitas Sumatera Utara
ungkapan “Hukom ngon Adat Hanjeut cre Lagee zat Ngon Sifeut”. artinya adat dengan hukum syariat Islam tidak dapat dipisahkan sudah menyatu seperti zat
dengan sifatnya. Diumpamakan seperti kuku dengan daging, sehingga kaidah Islam sudah merupakan bagian daripada adat. Hasjmy, A; 1983. 171.
Akan tetapi adat istiadat Masyarakat Desa Perlak Asan yang bernafaskan Islam sebelumnya banyak terdapat pengaruh Hindu. Hal ini terlukiskan pada
zaman dahulu tatkala Aceh sebagai tempat persinggahan lalu lintas pelayaran internasional, dalam rangka hubungan perdagangan bahkan ada yang sampai
menetap di Aceh sehingga tersebar kesuluruh Aceh termasuk pada masyarakat Desa Perlak Asan.
Masuknya pengaruh Hindu ke dalam kebudayaan dan adat istadat masyarakat Desa Perlak Asan khususnya dalam hal mengenai acara adat peutron
aneuk , disebabkan karena pernah terjadi suatu hubungan yang luas antara Aceh dan India pada masa lampau hindia yang manyoritasnya masyarakat beragama
Hindu. Sehingga ada beberapa kepercayaan dari masyarakat Aceh seperti peusijuek tepung tawari, upacara boh gaca, memberi inai, kanduri
blang syukuran ke sawah, upacara peutron aneuk turun anak dan lain-lain dianggap bagian dari unsur budaya Hindu yang tidak pernah luntur dalam
kehidupan masyarakat Aceh saat ini. Namun sejak masuknya Islam ke bumi Serambi Mekkah, upacara kepercayaan tersebut telah disesuaikan dengan nuansa
ke Islaman. Segala sesuatu pekerjaan dimulai dengan ‘’Bismillah’’ dan doa
selamat serta shalawat nabi.
Upacara Peusijuek disebut juga tepung tawar. Pada masyarakat Aceh upacara ini dianggap upacara tradisional simbolik dari permohonan keselamatan,
Universitas Sumatera Utara
ketentraman, kebahagiaan, perestuan dan saling memaafkan, begitu juga dengan
pelaksanaan acara peutron aneuk pada masyarakat Aceh.
Adapun hal yang menonjol adanya pengaruh Hindu pada acara peutron aneuk yang ada pada masyarakat desa Perlak Asan yaitu:
1. Peletakan besi atau parang di bawah ayunan sibayi, untuk
mengisyaratkan agar tidak diganggu oleh jin atau makluk halus karena dalam ideologi kepercayaan, masyarakat Desa Perlak Asan juga masih
mempercayai adanya makhluk halus, yang bersifat mistis. 2.
Memberi Zimat kepada si bayi ketika ianya keluar dari rumah dengan tujuan agar jauh dari gangguan iblis dan si bayi memiliki bada yang
sehat dan menurut masyarakat Desa Perlak asan disamping itu juga masyarakat yang menurutnya dapat menjaga dan melindunginya dari
berbagai macam bahaya dengan memakai azimat tersebut. Adapun Zimat yang sering digunakan oleh kalangan masyarakat Desa Perlak
Asan adalah sebagai berikut seperti, rante bui, kertas mistik, sarung peluru, dan tangkai berkalung,30.
Kedua hal tersebut diatas merupakan pengaruh agama Hindu dalam pelaksanaan upacara peutron aneuk di Desa Perlak Asan, yang sampai sekarang
masih diterapkan atau diamalkan oleh masyarakat Desa Perlak Asan, yang merupakan bawaan dari pengaruh Hindu terhadap adat peutron aneuk di Desa
Perlak Asan. Dalam Agama hindu hal-hal yang berbaur pada makhluk halus, yang
bersifat mistis, merupakan sebuah kepercayaan mutlak mereka mempercayai
Universitas Sumatera Utara
bahwa pada benda tertentu memiliki kekuatan gaib yang dapat mempengaruhi kehidupannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh agama hindu pada acara adat peutron aneuk di Desa Perlak Asan, yaitu dibagian peletakan besi atau
parang dibawah ayunan sebagai bentuk untuk mengusir roh halus dan penggunaan zimat pada Bayi untuk menanggulangi jin atau syetan yang mau mendekatinya.
4.4. Fungsi dan Makna Alat-alat yang digunakan pada Acara Peutron Aneuk