Gambar 4. Ibu-ibu barjanzi Setelah acara peutron aneuk dilakukan selanjutnya bayi dibawa ke tempat
pusara saudaranya misalnya kakeknya atau neneknya yang sudah meninggal, dengan tujuan untuk memberi taukan pada kakek dan neneknya inilah salah satu
keturunannya telah lahir kedunia dan mohon doa kesejahteraan Dunia dan akhirat dan menjadi anak yang shaleh.
3.4. Nilai-nilai Anak dalam Upacara Peutron Aneuk
3.4.1. Nilai terhadap Pendidikan Dari aktivitas-aktivatas yang dilakukan dalam pelaksanaan upacara
Peutron Aneuk maupun dari hasil wawacara dengan responden. Tergambar bahwa upacara ini banyak mengandung unsur-unsur pendidikan. Lebih dari 60
Universitas Sumatera Utara
respoden mengatakan bahwa upacara Peutron Aneuk bertujuan untuk mengajarkan kepada si bayi tentang segala sesuatu yang baik.
Salah seorang responden yang bernama Hj. Maimunah, selaku tokoh adat dalam kemukiman Bakti , mengatakan bahwa Peutron Aneuk bertujuan sebagai
sebagai berikut : “Upacara Peutron Aneuk ini sebenarnya syarat, supaya anak kita hidup
selalu dengan doa dan teratur da Supaya baik budinya dan tau dia berbakti pada anak ibunya. Kalau tidak dibuat upacara ini, nanti anak
kita itu jadi bandel karena dia tidak disyarati waktu bayi”.
Unsur-unsur pendidikan yang terkandung di dalam upacara Peutron Aneuk mencakup pendidikan dalam bidang agama maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Aktivitas dalam upacara yang mengandung nilai-nilai pendidikan diantaranya adalah sebagai berikut:
Ketika si bayi dibawa berjalan diatas sebilah parang, meniti sebatang tebu, berjalan di atas uang sen, serta ketika ibu bidan memasukkan sedikit nasi putih
kedalam mulut si bayi waktu ia sedang diayunan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Saat bayi di ayunkan Maksud dan tujuan dari aktifitas-aktifitas tersebut adalah bahwa kedua ibu
bapanya ingin mewujudkan apa yang mereka harapkan terhadap sibayi. Dengan harapan supaya si anak apabila ia telah dewasa mempunyai sifat kuat dan tegar.
Terutama dalam mengahadapi segala cobaan hidup yang akan dijalaninya. Ia juga diharapkan mempunyai budi pekerti yang baik, bertuturibahasa yang halus dan
sopan. Ia hendaknya tahu membedakan dengan siapa dia berbicara. Apakah temannya berbicara lebih muda, sebaya atau bahkan lebih tua darinya.
Di dalam kehidupan masyarakat Perlak Asan, terdapat 4 adat istiadat. Salah satu adalah “ Adat yang sebenar adat ”, di mana di dalamnya terdapat bagian yang
mengatakan bahwa “ yang kecil harus disayangi, yang tua harus dihormati ” Disamping itu orang tuanya berharap apabila ia telah menjadi orang yang
berhasil dalam hidupnya, maka hendaklah ia menjadi orang yang dermawan terhadap sesamanya. Yang paling utama adalah bahwa ia tetap menafkahkan harta
Universitas Sumatera Utara
bendanya dijalan yang diridhai Allah Swt. Sehingga dengan demikian Allah akan selalu memberikan rahmat yang lebih besar lagi padanya. Hal ini juga tercermin
dalam “ adat yang sebenar adat ” dalam kehidupan masyarakat Perlak Asan, yang mengajarkan untuk membantu orang-orang yang kesusahan.
Menggantungkan tempurung kelapa pada ikatan kain ayunan si anak juga mempunyai tujuan tertentu, yaitu untuk mengajarkan kepada si bayi supaya selalu
berkata-kata yang sebenarnya. Tidak suka mengurangi atau melebih-lebihkan dalam berkata-kata. Hal ini digambarkan melalui tempurung kelapa yang biasa
dipakai masyarakat Perlak Asan sebagai muk beras, dimana dalam mengukur beras tidak pernah kurang dan tidak pernah lebih.
Ketika si bayi akan dimandikan maka popok yang ia kenakan tidak turut dibuka. Dengan maksud mengajarkan kepada si bayi agar selalu menjaga
kehormatan dan auratnya dari pandangan orang lain. Dari hasil wawancara peneliti dengan salah satu tokoh adat di gampong perlak yaitu Tgk. Zakaria
beliau mengatakan: “ Fungsi tidak dilepaskannya popok pada saat mandi agar sibayi nanti
sudah dewasa mau menjaga harga dirinya yaitu dengan menjaga aurat .. lebih lanjut beliau menjelaskan tapi saya heran pada anak-anak
remaja sekarang apakah merepaka sewaktu dimandikan waktu kecil dibukakan popok, sehingga kita mereka dewasa seperti sekarang ini
mereka bebas membuka aurat dan membukus aurat kemudian beliau membacakan satu ayat Al-Qur’an,yaitu pada surat Al-A’raf ayat 26’’
Apabila setelah dewasa ia tidak menjaga kehormatan diri dan auratnya dari pandangan orang lain, berarti ia telah melanggar perintah Allah. Disamping itu
Universitas Sumatera Utara
masyarakat juga tidak akan menghormatinya, karena ia tidak menghormati dirinya sendiri.
Upacara mandi mempunyai tujuan untuk mengajarkan kepada si bayi sejak ia masih kecil, akan pentingnya kebersihan baik kebersihan secara lahiriah
maupun secara batiniah. Demikian juga halnya dengan upacara cukur rambut, dimana rambut kotor yang dibawa sejak lahir harus dibuang sehingga rambut yang
akan tumbuh lebih sehat lagi dan lebih bersih. Tetapi yang terpenting adalah bahwa ia telah menjalani apa yang dilakukan Rasulullah yang diwaktu kecil ia
juga dicukurkan. Seperti dikatakan oleh salah satu informan yaitu bapak Marzuki bahwa :
‘’Anuek manyak geuseumanoe mangat gleh, ngat dituoh kiban kuto ngen gleh jadi menyo tapeu biasa le tanyo urueng chik watee rayuek
jih dituoh gleh lahe baten. Meunan cit ngen geucuko ok, karna ok lahe nyan ok kuto atawa ok ek jadi menyo ka geucuko kaditimoh ok
baro yang gleh ngen sehat, pakon tanyo ta peubuet lagee nyan karna cit awai na bak janjongan tanyo Muhammad panghulee alam”
Yang mempunyai arti : “Anak kecil di mandikan agar bersih, kelak bisa membedakan yang
kotor dan bersih jadi kalau dibiasakan oleh orang yang lebih tua jika besarnya tau bersih dan kotor. Begitu juga dengan dicukur rambut,
karena rambut yang dibawa waktu lahir itu adalah rambut kotorja di kalau sudah dicukur akan tumbuh rambut baru yang bersih dan
sehat, kenapa kita melakukan hal itu karena memang sudah ada dari junjungan kita Muhammad penghulu alam”
Dari hasil ulasan di atas menunjukkan bahwa acara Peutron aneuk yang dilaksanakan oleh masyarakat perlak asan bertujuan mendidik sibayi untuk selalu
Universitas Sumatera Utara
bertingkah laku dan berkepribadian yang terpuji yang disayang oleh masyarakat serta bercita-cita yang luhur berguna bagi nusa dan agamadan selalu menjalankan
perintah agama dan meninggalkan larangan agama.
3.4.2. Nilai-nilai Keselamatan dan Kesehatan Upacara Peutron aneuk yang dilakukan oleh masyarakat Perlak Asan
merupakan doa-doa yang dipanjatkan oleh kedua orang tua sibayi dan para saudaranya beserta pula orang-orang yang hadir para undangan, doa-doa yang
dipanjatkan kepada Allah agar selalu dilindungi sepanjang hidupanya dunia dan akhirat baik kesehatannya agar ianya selalu sehat fisiknya, dan dari gangguan
makhluk halus yang menggangunya, sebagaimana wawancara yang peneliti lakukan dengan salah seorang tokoh adat setempat yaitu Tgk. Djakfar beliau
menjelaskan bahwa : “ Upacara peutron aneuk dilaksanakan dengan tujuan untuk
mendo’akan keselamatan bagi sianak dan memudahkannya dalam melakukan segala bidang pekerjaan, agar setantiasa selalu diberikan
kesehatan oleh allah swt, yang penting Selamat kedua-duanya selamat di Dunia dan selamat pula di Akhirat, untuk apa selamat di
Dunia saja akan tetapi tidak selamat di Akhirat, itu kerugian yang fatal katanya”.
Dari hasil wawancara dengan Tgk. Djakfar menunjukkan bahwa upacara peutron aneuk merupakan salah satu cara untuk menyampaikan doa keselamatan
baginya sibayi secara langsung kepada Allah. Baik berupa doa permohonan ataupun puji syukur kepada Allah, karena doa merupakan jalan yang terbaik
berkomunikasi dengan Allah SWT, selaku penguasa segala-galanya.
Universitas Sumatera Utara
Doa-doa yang dipanjatkan itu adalah untuk memohon ridha kepada Allah supaya memberikan keselamatan serta kesehatan terhadap si bayi selama ia
menjalani kehidupan selanjutnya. Selain itu juga doa puji syukur kepada Allah yang mana si bayi telah lahir dengan selamat dan sehat, tanpa mengalami cacat
apapun karena dengan selamat dan kesehatan yang dilimpahkan Allah maka sibayi dapat menempuh hidupnya tanpa mengalami hambatan yang berarti
dipermudahkan semua urusannya oleh Allah Doa-doa tersebut dibaca ketika sedang dimandikan si bayi serta ketika
sibayi di ayunkan dalam ayunan dan masih ada lagi doa yang dibaca- sendiri- sendiri yaitu ketika menepung tawari sibayi, doa-doa dibacakan secara berlahan-
lahan atau dibacakan di dalam hati. Doa-doa tersebut ditujukan hanya kepada Allah dan bershalawat kepada Rasul semoga dengan berkat dari shalawat kepada
Rasul sebagai mana yang tersebutkan dalam wawancara dengan seorang Nenek yang mengayunkan cucunya yang bernama Hj. Nurasyiah berumur 68 tahun,
peneliti mendatanginnya disaat beliau mengayunkan anaknya dengan Syair sebagai berikut:
“ Laila haillah kalimah taibah beukai tamate han ek takheun dengan lidah
allah..allah ingat lam hate, Lailah haillah Muhammadon Rasul Allah
Tahudep ngon Cahaya Nabi Namate ngon janji allah
Jak kudodo kudoda idi Boh gadong di boh kayei uteun
Rayok sinyak hana peu mabi ayep ngon keji ureung donya kheun
Allah haido do da idang
Universitas Sumatera Utara
Silayang blang kaputoh talou Beurijang rayeuk si muda sedang tajak bantu prang tabela nanggrou
Alah hai aneuk bek taduek le beudoh sare ta bela bangsa Bek tatakot keu darah ile beuthat pih mate poma karela
Jak lon tateh.. meujak lon tateh beudoh hai aneuk Tajaga aceh.
Adapun Arti dalam Bahasa Indonesia adalah:
“ Laila haillah kalimat taibah modal untuk mati Tidak sanggub mengucap denga lidah
Allah..Allah ingat dalam hati Lailah haillah Muhammada Rasul Allah
Kita hidub dengan cahaya Nabi Kita mati dengan janji Allah
Jak kudodo kudoda idi Istilah bahasa Aceh sebutan Buah gadung, buah kayu hutan
Besar anak ngak tau apa yang akan ibu diberi Aib dengan keji orang dunia katakan
Allah haido do da idang Istilah bahasa Aceh sebutan Layang-layang sudah putus benangnya
Cepat besar anak kusayang pergi bantu berperang bela negara Alah hai anak jangan duduk lagi bangun bersama membela bangsa
Janganlah takut darah bercucuran, biarpun korban ibu sudah rela Sini nak kuaajari jalan pergi hai nak kita menjaga Aceh
3.4.3. Nilai-nilai dalam kehidupan atau keseharian. Si bayi sejak kecil yang pada mulanya hanya mengenal ibunya, melalui
upacara peutron aneuk dia diperkenalkan kepada saudara dalam lingkungan yang lebih besar dan luas, pertama-tama ia diperkenalkan kepada bumi tempatnya
berpijak supaya ia mencintai dan mengenal tanah tempat ianya dilahirkan.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian di bawa ia berjalan ke arah hulu dan hilir supaya ia mengenal alam sekitarnya, yaitu akan adanya matahari serta makhluk- makhluk hidup yang ada di
dunia ini. Ketika ia dimandikan bukan hanya untuk membersihkan dirinya ,tetapi juga memperkenalkanya kepada air yang menjadi salah satu kebutuhan makhluk
hidup. Diperkenalkan ia kepada tanah ,mata hari dan air adalah supaya ia tau
mensyukuri segala pemberian tuhan kepada manusia, karena ketiga unsur tersebut adalah merupakan sumber kehidupan yang paling utama bagi manusia maupun
bagi seluruh mahkluk hidup yang ada di dunia ini. Diharapkan agar ia dapat memanfaatkan ketiga unsur tersebut dengan sebaik-baiknya, disamping itu ia juga
harus turut serta memelihara segala pemberian tuhan tersebut sehinga tercipta suatu hubungan yang seimbang dan serasi antara manusia dan ketiga unsur yang
paling utama itu. Aktivitas-aktivitas seperti meminjak parang, meniti tebu, berjalan di atas
uang serta memakan nasi putih, tidak lain juga adalah untuk mengajarkan kepada si bayi bagaimana sebaiknya menbina keserasian hidup. Yaitu keserasian dalam
berhubungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya, misalya ayah, kakak, adik serta anggota masyarakat lainnya. Seperti yang telah disebutkan bahwa si
bayi diajarkan untuk selalu barbudi pekerti yang baik, bertutur bahasa yang sopan serta barbakti kepada orang tua dan negaranya. Dengan memiliki sifat-sifat
tersebut maka dia juga akan mendapat perilaku yang sama baik dari keluarga maupun dari masyarakat disekitarnya. Di samping itu ia juga dituntut untuk taat
kepada perintah tuhan sehingga ia merasa selalu dekat dengan sang pencipta.
Universitas Sumatera Utara
Memperdengarkan suara letusan marcon dengan harapan apa bila ianya dewasa tidak takut mendengar suara letusan senjata dan menjadi pemberani dan
mau berperang untuk membela agama dan negaranya. Apabila kelak ia telah dewasa dan mengamalkan hal yang terkandung di dalam upacara yang
dijalaninya, maka ia akan memperoleh keserasian hidup yang diharapkan oleh orang tua terhadap dirinya. Baik kerasian hidup antara dirinya dengan tuhan,
dengan keluarga, masyarakat maupun dengan alam semerta. Berikut ini adalah pendapat dari Tgk. H. Adnan yang berusia 54 tahuan
“ Mudah-mudahn dengan upacara Peutron aneuk, kelak anak kita mendapat keserasian hidup dan mengabdikan kepada kedua ibu
bapaknya. Kalau tidak dibuat upacara ni, ada sejalah yang terjadi, anak tu jadi liar, kadang-kadang penyakitan. Kerena upacara ini juga
sebenarnya syarat pertama”.
3.4. 4. Nilai-nilai Membangkitkan Semangat Hidup Sebelum menghadapi kehidupan yang sebenarnya, maka si bayi perlu
menjalani upacara dalam hal ini acara Peutron aneuk. Karena upacara ini bermaksud juga untuk membangkitkan semangat si bayi. Semangat kehidupan si
bayi perlu di bangkitkan supaya ia menjadi manusia yang kuat dan tabah dalam menghadapi cobaan-cobaan hidupnya kelak.
Bahagian upacara yang bermaksud untuk membangkitkan semangat si bayi adalah ketika ia di upah-upah dengan pulut kuning berinti. Maksudnya tidak
lain untuk menjeput semangat si bayi agar ia kuat ketika sedang menjalani upacara. Sehingga ia tidak akan mudah untuk diganggu oleh makhluk-makhluk
halus yang mungkin ada disekitarnya.
Universitas Sumatera Utara
Ketika si bayi selesai dimandikan maka kedua belah telinga ditiup-tiup sambil mengucapkan “krusemangat”, yang maksudnya adalah untuk memanggil
kembali semangat si bayi setelah ia melalui upacara tersebut. Demikianlah untuk selanjutnya kedua orang tua mengharapkan agar si bayi selalu memiliki semangat
yang kuat dan tegar, tabah dalam menjalani hidup sehingga ia mampu untuk mencapai apa yang menjadi cita-citanya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENGARUH AGAMA ISLAM DAN HINDU DALAM UPACARA ADAT