Morfologi Daur Hidup Morfologi, Daur Hidup dan Patogenesis Ascaris lumbricoides

Terdapat beberapa faktor yang berperan penting dalam tingginya prevalensi infeksi cacing STH, antara lain faktor sosio demografi dan faktor tindakan pengobatan yang dilakukan. Faktor geografis suatu wilayah sangat berpengaruh terhadap perbedaan tingkat infeksi dan secara geografis, Sumatera Utara adalah salah satu wilayah dengan distribusi infeksi cacing tertinggi di Indonesia. Perbedaan jenis kelamin, pekerjaan, pengetahuan dan perilaku, serta faktor sosial ekonomi juga erat kaitannya dengan prevalensi infeksi cacing. Pengetahuan dan perilaku seorang anak dan orang tua khususnya ibu, erat kaitannya dengan tingkat infeksi, berhubungan dengan epidemologi penyakit. Perilaku hidup bersih dan sehat seorang anak sangat berpotensi untuk mencegah terjadinya infeksi cacing.

II.3. Morfologi, Daur Hidup dan Patogenesis Ascaris lumbricoides

Ascaris lumbricoides yang kita sebut juga cacing gelang termasuk family Ascarididae, Genus Ascaris. Hospesnya adalah manusia, cacing ini menyebabkan penyakit yang disebut Ascariasis. Penyebarannya diseluruh dunia kosmopolit dan lebih sering dijumpai pada anak usia diatas 5 tahun sampai 10 tahun. Di Indonesia frekwensinya tinggi yaitu 80-90. Brown 1982: Beaver dkk, 1984

II.3.1. Morfologi

Morfologi cacing terdiri dari: • Cacing betina panjangnya 20cm-35cm, bentuk silindris bulat panjang, warna putih kemerah-merahan. Ekor lurus Tidak melengkung. • Cacing jantan panjangnya 10cm-30cm bentuk silindris, warna putih kemerah- merahan. ekor melengkung. Morfologi telur terdiri dari: • Stadium tidak dibuahi: ukuran ± 90 x 40 mikron, dinding dalam: hialin tipis, dinding luar: albuminoid kasar berwarna kuning trengguli. Berisi granula- granula kasar. • Stadium dibuahi terdiri dari : corticated ukuran ± 60 x 45 mikron, dinding dalam: hialin tebal, dinding luar albuminoid kasar berwarna kuning trengguli dan decorticated tanpa lapisan albuminod Pinardi, 1994. Gambar 1. Cacing dan Telur Ascaris lumbricoides Dikutip dari: http:curezone.comimage_galleryparasites http:aapredbook.aappublications.orgcgicontentfull200913.8008_02

II.3.2 Daur Hidup

Daur hidup Ascaris lumbricoides dimulai sejak dikeluarkannya telur oleh cacing betina di usus halus kemudian dikeluarkan bersama tinja, dengan kondisi yang menguntungkan seperti udara yang hangat, lembab, tanah yang terlindung matahari, embrio akan berubah didalam telur menjadi larva yang infektif. Apabila manusia tertelan telur yang infektid, larva akan keluar di duodenum dan kemudian menembus dinding usus halus menuju ke venula mesenterika, masuk ke sirkulasi portal, kemudian ke jantung kanan melalui pembuluh darah kecil paru sampai di jaringan alveolar paru. Setelah itu larva berimigasi ke saluran nafas atas yakni daerah bronkiolus, menuju bronchus, trachea, epiglottis kemudian tertelan, turun ke esophagus, dan menjadi dewasa di usus halus.Dalam perjalanan siklus hidupnya larva A lumbricoides dapat menyebabkan trauma pada alveoli berupa pendarahan petechial hemorrhage. Yang mengakibatkan darah mengumpul di alveoli dan bronkioli sehingga menyebabkan edema paru, keadaan ini disebut dengan Pneumonitis ascaris Bundy dkk, 2000. A lumbricoides dapat hidup dalam tubuh penderita selama 12-18 bulan Brown, 1982; Kazura, 2000; Haburchak, 2001. Untuk kelangsungan hidupnya, cacing gelang ini membutuhkan karbohidrat dan protein dalam jumlah yang relatif besar karbohidrat 0,14 gram perekor per hari dan protein 0,035 gram perekor per hari Maharani, 2005. Gambar 2. Siklus hidup cacing A lumbricoides Dikutip dari: http:www.dpd.cdc.gov.

II.3.3. Patogenesis

Dokumen yang terkait

Hubungan Infeksi Cacing Ascaris Lumbricoides Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Siswa Perempuan SD Salsabila Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2014

2 50 67

Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri Dengan Infeksi Cacing Pada Pekerja Kebersihan Di Kota Rantau Prapat Tahun 2002

0 43 68

Hubungan Antara Higiene dengan Infeksi Cacing Soil Transmitted Helminths pada Siswa-siswi SD Negeri No. 101837 Suka Makmur, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

0 38 78

Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Infeksi Kecacingan Yang Ditularkan Melalui Tanah Pada Murid SD Negeri 06 Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Tahun 2008

0 33 97

Hubungan Infeksi Dengan Pencemaran Tanah Oleh Telur Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung

6 49 57

Frekuensi cacing yang ditularkan melalui tanah ( Soil Transmitted Helminth) di salah satu SD daerah pertanian kotamadya padang.

0 20 57

Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah (

2 14 6

Hubungan Antara Derajat Infeksi Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Terhadap Tingkat Kecerdasan Pada Anak Di SD Negeri 067775 Kotamadya Medan

0 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Definisi Kecerdasan - Hubungan Antara Derajat Infeksi Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Terhadap Tingkat Kecerdasan Pada Anak Di SD Negeri 067775 Kotamadya Medan

0 0 18

HUBUNGAN ANTARA DERAJAT INFEKSI CACING YANG DITULARKAN MELALUI TANAH TERHADAP TINGKAT KECERDASAN PADA ANAK DI SD NEGERI 067775 KOTAMADYA MEDAN TESIS

0 0 15