Daur Hidup Morfologi, Daur Hidup dan Patogenesis Cacing Tambang II. 5. 1 Morfologi

Telur- telur yang keluar bersama feses biasanya pada stadium awal pembelahan, bentuknya lonjong dengan ujung bulat melebar dan berukuran kira-kira panjang 60µm dan lebar 40µm. Ciri khasnya yaitu adanya ruang yang jernih di antara embrio dengan kulit yang tipis Kazura, 2000; Gilman, 2000. Cacing dewasa berbentuk silindrik. Ukuran cacing betina 9-13 mm dan cacing jantan 5-10 mm. Bentuk Necator americanus seperti huruf S, sedangkan Ancylostoma duodenale seperti huruf C. Rongga mulut kedua species cacing ini lebar dan terbuka. Pada Necator americanus mulut dilengkapi gigi kitin, sedangkan pada Ancylostoma duodenale dilengkapi dua pasang gigi berbentuk lancip. Kedua cacing ini, yang jantan ujung ekornya mempunyai bursa kopulatriks, sedangkan yang betina ujung ekornya lurus dan lancip. Kedua spesies cacing dewasa ini secara morfologis mempunyai perbedaan yang nyata terutama bentuk tubuh, rongga mulut, dan bursa kopulatriksnya.

II.5.2 Daur Hidup

Infeksi cacing tambang pada manusia disebabkan oleh Necator americanus dan Anyclostoma duodenale. Manusia merupakan tuan rumah utama infeksi cacing ini. Di Indonesia lebih sering disebabkan oleh Necator americanus. Dari suatu penelitian diperoleh bahwa sepuluh anak-anak, telah terinfeksi sebelum usia 5 tahum dan 90 terinfeksi pada usia 9 tahun. Intensitas infeksi meningkat sampai usia 6-7 tahun Kazura, 2000; Gilman, 2000. Cacing tambang dapat menghasilkan telur 10.000 - 20.000 setiap harinya. Telur cacing tambang dikeluarkan bersama tinja dan berkembang di tanah, didalam kondisi kelembaban dan temperatur yang optimal telur akan menetas dalam 1-2 hari dan melepaskan larva rhabditiform, yang kemudian berkembang menjadi larva filariform. Perkembangan dari telur ke larva filariform berlangsung 5-10 hari. Larva ini masuk kedalam tubuh manusia dengan menembus kulit dan tertelan bersama makanan atau air yang terkontaminasi kemudian masuk ke sirkulasi darah melalui pembuluh darah vena dan sampai alveoli kemudian bermigrasi ke saluran nafas setelah itu larva masuk ke esophagus tertelan dan menjadi dewasa di usus halus. Migrasi melalui darah dan paru – paru berlangsung selama 1 minggu, sedangkan siklus dari larva berlangsung selama 7-8 minggu Kazura, 2000; Gilman, 2000. Cacing ini dapat bertahan selama 7 tahun atau lebih Gilman, 2000. Cacing dewasa umumnya hidup di sepertiga bagian atas usus halus dan melekat pada lapisan mukosa dan submukosa usus halus dengan rongga mulutnya. Cacing ini menyebabkan laserasi pada kapiller villi usus halus dan menyebabkan pendarahan lokal pada usus. Sebagian dari darah akan ditelan oleh cacing dan sebagian keluar bersama dengan tinja. Tinja penderita dapat mengandung sejumlah darah. Pada infeksi sedang angka telur pergram tinja 5000 kehilangan darah dapat didektesi dalam tinja rata-rata 8 ml per hari. Sehingga gejala utama infeksi cacing ini adalah terjadinya anemia Anemia Hypochrom Microcyter dan defisiensi besi Onggowaluyo dkk, 1998. Gejala klinis yang terjadi tergantung pada derajat infeksi, makin berat infeksi manifestasi klinis yang terjadi semakin mencolok berupa anoreksia, mual, muntah, diare, kelelahan, sakit kepala, sesak napas, palpitasi, dispepsia, nyeri disekitar duodenum, yeyunum dan ileum, juga bisa ditemukan protein plasma yang rendah hypoalbuminemia, kelainan absorbsi nitrogen dan vitamin B12, akan tetapi yang paling tetap menonjol adalah berkurangnya zat besi. Dapat juga dijumpai kardiomegali, serta retardasi mental dan fisik Onggowaluyo dkk, 1998; WHO, 1996. Dikutip dari: http:www.dpd.cdc.gov Gambar 6. Siklus hidup Cacing Tambang

II.5.3. Patogenesis

Dokumen yang terkait

Hubungan Infeksi Cacing Ascaris Lumbricoides Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Siswa Perempuan SD Salsabila Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2014

2 50 67

Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri Dengan Infeksi Cacing Pada Pekerja Kebersihan Di Kota Rantau Prapat Tahun 2002

0 43 68

Hubungan Antara Higiene dengan Infeksi Cacing Soil Transmitted Helminths pada Siswa-siswi SD Negeri No. 101837 Suka Makmur, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

0 38 78

Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Infeksi Kecacingan Yang Ditularkan Melalui Tanah Pada Murid SD Negeri 06 Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Tahun 2008

0 33 97

Hubungan Infeksi Dengan Pencemaran Tanah Oleh Telur Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung

6 49 57

Frekuensi cacing yang ditularkan melalui tanah ( Soil Transmitted Helminth) di salah satu SD daerah pertanian kotamadya padang.

0 20 57

Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah (

2 14 6

Hubungan Antara Derajat Infeksi Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Terhadap Tingkat Kecerdasan Pada Anak Di SD Negeri 067775 Kotamadya Medan

0 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Definisi Kecerdasan - Hubungan Antara Derajat Infeksi Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Terhadap Tingkat Kecerdasan Pada Anak Di SD Negeri 067775 Kotamadya Medan

0 0 18

HUBUNGAN ANTARA DERAJAT INFEKSI CACING YANG DITULARKAN MELALUI TANAH TERHADAP TINGKAT KECERDASAN PADA ANAK DI SD NEGERI 067775 KOTAMADYA MEDAN TESIS

0 0 15