Umur Berat Badan Tinggi Badan

oleh sel Th2 dan eksesnya diduga untuk memenuhi IgE pada permukaan sel mast untuk dijadikan refrakter terhadap rangsangan antigen cacing Baratawijaya, 2004.

II. 7. Status anemia gizi

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari normal yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin Depkes RI, 2006. Sedangkan anemia gizi adalah kekurangan kadar hemoglobin Hb dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan kerena kekurangan zat besi Fe hingga disebut anemia kekurangan zat besi atau anemia defisiensi besi. Salah satu faktor penyebab yang memperberat keadaan anemia pada anak usia sekolah dasar adalah infeksi kecacingan STH. Infeksi cacing yang banyak diderita anak-anak adalah cacing gelang Ascaris lumbricoides, cacing cambuk Trichuris trichuria dan cacing tambang Ancylostoma duodenale Necator americanus. Pada infeksi cacing gelang yang berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorpsi sehingga memperberat keadaan malnutrisi, efek yang serius terjadi obstruksi usus ileus, intussuspection. Cacing cambuk dan cacing tambang menghisap darah penderita sehingga dapat menimbulkan anemia Onggowaluyo dkk, 1998.

II. 8. Status gizi berdasarkan hasil dan rekomendasi Semiloka Antropometri di Indonesia.

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Umur

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan Depkes, 2006.

b. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BBU Berat Badan menurut Umur atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu Depkes RI, 2006.

c. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TBU tinggi badan menurut umur, atau juga indeks BBTB Berat Badan menurut Tinggi Badan jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun Depkes RI, 2006. Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BBU, TBU dan BBTB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh Depkes RI, 2006. Untuk menentukan klasifikasi gizi digunakan Z-score Standar Deviasi = SD sebagai batas ambang. Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan BBTB yang dibagi menjadi 4 klasifikasi dengan batas ambang sebagai berikut : a. Batas bawah gizi buruk adalah mean − 3 Standar deviasi SD. b. Batas bawah gizi kurang adalah mean − 3 SD dan batas atas mean -2 SD. c. Batas bawah gizi sedang adalah mean − 2 SD dan batas atas mean -1 SD. d. Batas bawah gizi baik adalah mean − 1 SD.

BAB III METODE PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di SD Negeri di Medan yakni SD Negeri 067775 Kotamadya Medan. Dari bulan Juli 2012 sampai dengan Agustus 2012. III.2. Populasi dan Sampel Penelitian Sampel penelitian diambil dari populasi anak–anak SD Negeri 067775. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan teknik penarikan sampel secara purposive. Populasi sasaran adalah semua anak–anak yang dalam pemeriksaan tinjanya ditemukan telur cacing usus, yang memenuhi kriteria diagnostik yang dilakukan dengan pemeriksaan tinja EPG, status gizi, status antropometik dan pemeriksaan WISC Wechsler Intelligance Scale for Children. Kriteria Inklusi 1. Murid sekolah dasar kelas IV sampai kelas VI 8-12 tahun. 2. Anak yang ditemukan telur cacing usus pada pemeriksaan tinjanya. 3. Mengikuti semua prosedur pemeriksaan dalam penelitian. Kriteria Eksklusi 1. Dalam 1 bulan terakhir ada minum obat cacing. 2. Selama waktu observasi ada melakukan pengobatan medis atau tradisional untuk kasus kecacingan. 3. Menderita penyakit kronis. 4. Pindah ke sekolah di luar lokasi penelitian. III.3. Rancangan Penelitian Sampel diambil secara total random sampling, dengan pengolahan data yang digunakan adalah Statistika Deskriptif dan Uji Statistik Nonparametrik. Uji Statistik Nonparametrik digunakan untuk mengolah data dari dua variabel yang merupakan data ordinal yaitu derajat infeksi cacing kecacingan STH dan tingkat kecerdasan.

Dokumen yang terkait

Hubungan Infeksi Cacing Ascaris Lumbricoides Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Siswa Perempuan SD Salsabila Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2014

2 50 67

Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri Dengan Infeksi Cacing Pada Pekerja Kebersihan Di Kota Rantau Prapat Tahun 2002

0 43 68

Hubungan Antara Higiene dengan Infeksi Cacing Soil Transmitted Helminths pada Siswa-siswi SD Negeri No. 101837 Suka Makmur, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

0 38 78

Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Infeksi Kecacingan Yang Ditularkan Melalui Tanah Pada Murid SD Negeri 06 Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Tahun 2008

0 33 97

Hubungan Infeksi Dengan Pencemaran Tanah Oleh Telur Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung

6 49 57

Frekuensi cacing yang ditularkan melalui tanah ( Soil Transmitted Helminth) di salah satu SD daerah pertanian kotamadya padang.

0 20 57

Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah (

2 14 6

Hubungan Antara Derajat Infeksi Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Terhadap Tingkat Kecerdasan Pada Anak Di SD Negeri 067775 Kotamadya Medan

0 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Definisi Kecerdasan - Hubungan Antara Derajat Infeksi Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah Terhadap Tingkat Kecerdasan Pada Anak Di SD Negeri 067775 Kotamadya Medan

0 0 18

HUBUNGAN ANTARA DERAJAT INFEKSI CACING YANG DITULARKAN MELALUI TANAH TERHADAP TINGKAT KECERDASAN PADA ANAK DI SD NEGERI 067775 KOTAMADYA MEDAN TESIS

0 0 15