1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fenomena yang ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas, atau bahkan banyak cenderung yang
berorientasi pada proyek. Akibatnya, seringkali hasil pendidikan mengecewakan masyarakat. Kualitas lulusan kurang sesuai dengan pembangunan, kondisi
tersebut menyebabkan sebagian masyarakat menjadi pesimis terhadap sekolah. Ada anggapan bahwa pendidikan tidak lagi mampu menciptakan mobilitas sosial
mereka secara vertical, karena sekolah tidak menjanjikan pekerjaan yang layak. Sekolah kurang menjamin masa depan anak yang lebih baik. Perubahan
paradigma baru pendidikan kepada mutu quality oriented merupakan salah satu strategi untuk mencapai pembinaan keunggulan pribadi anak. Indikator paling
nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan hasil ujian belajar siswa.
Pendidikan merupakan proses paling penting untuk mengintegrasikan individu yang sedang mengalami pertumbuhan ke dalam kolektifitas di
masyarakat, mengingat itu maka pendidikan bertujuan untuk membangkitkan kesadaran atau pengertian dan kepekaan setiap individu terhadap perkembangan
sosial, ekonomi, dan atau politik, sehingga pada akhirnya individu tersebut memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kedudukannya
dalam masyarakat.
2
Menurut Sudjana 2004:3, Pendidikan dalam makna yang umum, dapat diberi arti sebagai komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang disusun untuk
menumbuhkan kegiatan belajar. Amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan roses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan non formal merupakan salah satu jalur pendidikan pada sistem pendidikan nasional yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar
masyarakat yang tidak dapat dijangkau dan dipenuhi oleh jalur pendidikan formal. Pendidikan nonformal memberikan berbagai pelayanan pendidikan bagi setiap
warga masyarakat untuk memperoleh pendidikan sepanjang hayat yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan perkembangan zaman.
Menurut Mustofa Kamil 2011:14, pendidikan non formal adalah kegiatan pendidikan yang berada di luar persekolahan, proses penyelenggaraannya
memiliki suatu sistem yang terlembagakan, dan didalamnya terkandung makna bahwa setiap pengembangan pendidikan nonformal perlu perencanaan program
yang matang. Menurut Sudjana 2004:17 Program pendidikan non formal dapat
diklasifikasikan atas dasar sasaran, jenis program, dan lembaga penyelenggara.
3
Atas dasar sasaran, program pendidikan non formal dapat diklasifikasi menurut karakteristik calon peserta didik seperti latar belakang pendidikan, tingkatan usia,
jenis kelamin, lingkungan tempat tinggal, serta latar belakang sosialnya. Proses belajar dapat terjadi dimanapun tanpa mengenal batas geografis,
tempat, waktu dan usia. Belajar dapat dilaksanakan kapan saja dan bersumber dari apa saja yang memungkinkan memberi makna pada kehidupan seseorang atau
warga belajar. Salah satu penyelenggara pendidikan nonformal adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM. Merupakan suatu alternatif atau wadah
untuk kegiatan pembelajaran bagi masyarakat yang tidak bisa melanjutkan kejenjang pembelajaran formal, kegiatan ini diarahkan pada pemberdayaan
potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. PKBM dibentuk oleh masyarakat, dimiliki masyarakat, dan dikelola
masyarakat untuk memperluas pelayanan kebutuhan belajar masyarakat. Program pendidikan yang dilaksanakan di PKBM Bangun Karsa salah
satunya adalah pendidikan kesetaraan paket B yang dirancang untuk memberikan bekal kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan fungsional, yang dapat
dimanfaatkan untuk bekerja dan usaha mandiri serta memiliki kemampuan, pengetahuan dan sikap yang setara dengan lulusan Sekolah Menengah Pertama.
Pendidikan kesetaraan dimaksudkan untuk memberikan akses kepada masyarakat yang belum menuntaskan wajib belajar sembilan tahun dan masyarakat yang
membutuhkan. Kondisi pelaksanaan program kesetaraan paket B yang ada di PKBM
Bangun Karsa menunjukkan bahwa peserta didik lebih banyak mengikuti
4
program pendidikan yang sudah disiapkan atau diberikan kepada peserta didik, yaitu kurangnya pembelajaran yang berbasis keterampilan sehingga mereka hanya
terpaku kepada materi yang sudah diberikan oleh pengelola dan pendidik, dan kurangnya motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Paket B karena
dilihat dari semua peserta didik yang mengikuti adalah 19 orang. Namun yang hadir atau aktif dalam mengikuti pembelajaran terkadang hanya 10 orang dan
yang paling aktif atau sering masuk ialah 13 orang. Di dalam program tersebut juga media yang digunakan oleh pendidik masih sangat minim dan terbatas. Di
dalam proses pembelajaran pendidikan kesetaraan paket B Metode pembelajaran masih banyak menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, sehingga peserta
didik merasa bosan dan kurang tertarik untuk menngikuti proses pembelajaran. Berdasarkan kurikulum paket B, dalam pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik selain enam bidang studi yaitu pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam,
bahasa ingris, di dalam pembelajaran paket B juga diberikan pendidikan keterampilan karena pendidikan keterampilan merupakan muatan lokal dan
sebagai tambahan dan pengetahuan bagi peserta didik dalam meningkatkan kompetensi lulusan program paket B.
Mencermati uraian di atas, pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket B sangat perlu diberikan kepada para peserta didik untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket B sangat menarik untuk dikaji dalam penelitian ini, Sehingga peneliti akan
5
melakukan proses penelitian tentang “Pelaksanaan Program Pendidikan
Kesetaraan Paket B di PKBM Bangun Karsa, Bangun Rejo Yogyakarta”
B. Identifikasi Masalah