88
“Kalau menurut saya tentang paket B sih sudah membantu mbak, memang harus ada karena dengan adanya paket B maka orang-
orang yang tidak bisa masuk formal bisa masuk non formal. Tapi kadang kalau dikelas merasa bosan karena terlalu lama nunggu
tutor datang.” CW.4.20 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa,
Pelaksanaan program pendidikan kesetaraan Paket B di PKBM Bangun Karsa sudah sangat membantu, tapi untuk tutornya kadang membuat
peserta didik merasa bosan dikelas karena terlalu lama menunggu tutor datang.
3. Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Program Pendidikan
Kesetaraan Paket B
a. Kesulitan Dalam Menyiapkan Sarana Dan Prasarana Dalam
Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor
penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya hal tersebut dapat dicapai apabila ketersedian sarana
dan prasarana yang memadai disertai dengan pengelolaan secara optimal.
Sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi salah satu tolak ukur dari mutu sekolah. Tetapi fakta dilapangan banyak ditemukan sarana
dan prasarana yang tidak dioptimalkan dan dikelola dengan baik untuk itu diperlukan pemahaman dan pengaplikasian manajemen sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan berbasis sekolah. Bagi pengambil kebijakan di sekolah pemahaman tentang sarana dan prasarana akan
89
membantu memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan dalam merencanakan, menggunakan dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang ada sehingga dapat dimanfaatkan dengan optimal guna mencapai tujuan pendidikan.
Salah satu aspek yang mendapat perhatian utama dari setiap administrator pendidikan adalah mengenai sarana dan prasarana
pendidikan. Sarana pendidikan umumnya mencakup semua peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang
dalam proses pendidikan, seperti: gedung, ruang belajar atau kelas, alat- alat atau media pendidikan, meja, kursi dan sebagainya. Ibu LS
selaku tutor Paket B menjelaskan bawa: “sebenarnya kalau sarana prasarananya sudah lengkap tapi
berhubung tidak boleh memakai proyektor yang ada di sini dan tidak boleh pinjam ya memakai seadanya aja.
” CW.2.29 Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak AB selaku tutor Paket B
yang menyatakan bahwa: “Prasarana si ada mbak, tapi ya meskipun ada tidak boleh dipakek.
Jadi disini pakek seadanya.” CW.3.29 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa,
Sarana prasara sudah lengkap namun tidak boleh memakai proyektor yang ada. Maka sarana prasarana yang dipakai seadanya.
b. Kendala Utama Dalam Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar pasti sering terjadi masalah yang dapat menghambat suksesnya proses belajar. Salah satunya masalah
yang sering terjadi saat belajar adalah dari peserta didiknya, mereka
90
kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar dan dampaknya jarang mengikuti kegiatan belajar. Masalah-masalah belajar adalah
segala masalah yang terjadi selama proses belajar itu sendiri dan pasti akan tetap akan dijumpai. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar
merupakan kegiatan yang dinamis, sehingga perlu secara terus menerus mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada peserta didik. Ibu
LS selaku tutor Paket B menjelaskan bawa:
“kendala utama dari pelaksanaan paket B ini biasanya ya dari peserta didiknya mbak, sebagian ada yang tidak masuk dalam
kegiatan pembelajaran, namun meski begitu pada saat EHB mereka datang semua dan lulus semua pada saat ujian.
” CW.2.30 Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak AB selaku tutor Paket B
yang menyatakan bahwa: “kendala utama dalam pelaksanaannya itu biasanya dari peserta
didiknya mbak, banyak yang tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kadang peserta didiknya yang aktif hanya ada lima
sampai 10 orang, namun mereka bisa lulus 100.” CW.3.30 Dari hasil wawancara, dapat diketahui bahwa kendala utama dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas adalah dari peserta didiknya, karena mereka sebagian banyak yang tidak aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat memang sebagian dari
peserta didik tidak mengikuki kegiatan pembelajaran. Jadi memang terlihat bahwa kendala utama dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar ialah peserta didiknya.
91
Melihat data hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa, Kendala utama dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di Paket B
PKBM Bangun Karsa ada pada peserta didiknya. c.
Pendukung Terlaksananya Pelaksanaan Pendidikan Kesetaraan Paket B Pendidikan kesetaraan Paket B ditujukan bagi peserta didik yang
berasal dari masyarakat yang kurang beruntung, tidak pernah sekolah, putus sekolah dan putus lanjut serta usia produktif yang ingin
meningkatkan pengetahuan dan kecakapan hidup, dan warga masyarakat lain memperoleh layanan khusus dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya sebagai dampak dari perubahan peningkatan taraf hidup ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk itu dengan memberikan layanan yang berjenjang melalui pendidikan nonformal bagi warga masyarakat yang tidak atau belum
mendapatkan pelayanan pendidikan pada jenjang SLTP, memberikan kesempatan kepada warga belajar putus sekolah SLTP, lulusan paket A
SD untuk melanjutkan pendidikannya. Karena salah satu fungsi program Paket B ialah untuk mendukung suksesnya program wajib
belajar pendidikan Dasar 9 tahun dengan sasaran penduduk usia Pendidikan Dasar yang karena berbagai hal tidak mengikuti atau
tertampung di SDMI dan SMPMTs. Namun untuk mewujutkan itu semua harus ada dukungan pelaksanakan atau membuat sebuah
lembaga kesetaraan Paket B maka harus dengan adanya dukungan dari orang-orang atau masyarakat sekitar. Seperti pernyataan dari Bapak
92
“MW” selaku pengelola PKBM Bangun Karsa yang menyampaikan
bahwa:
“Pendukunnya adalah kemaun saya mbak, karena kalau bukan kemauan saya maka pelaksanaan paket B besok bisa berhenti
mbak. Jadi yang paling dominan itu keinginan saya, kepedulian saya.
” CW.1.22 Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, Pendukung
terlaksananya pelaksanaan pendidikan kesetaraan paket B adalah kemauan dari pengelola.
d. Pendukung Terlaksananya Proses Kegitan Belajar Mengajar Dalam
Pelaksanaan Pendidikan Kesetaraan Paket B Dalam proses belajar mengajar di sekolah, buku merupakan salah
satu bagian yang paling penting, karena dapat membantu kelancaran dan kenyamanan dalam proses belajar di sekolah. Di samping itu, peerta
didik dapat menggunakan buku yang disediakan di sekolah itu demi menambah ilmu pengetahuan yang awalnya tidak tahu kemudian
menjadi tahu. Oleh karena itu disetiap sekolah pastinya mempunyai perpustakaan yang diisi dengan buku-buku yang sesuai bidangnya.
Peserta didik juga dapat menggunakannya sebagai metode dan fasilitas pendukung dengan baik. Hal tersebut diutarakan oleh Ibu LS selaku
tutor Paket B yang mengutarakan bawa:
“Pendukung berjalannya pelaksanaan paket B ini buku-buku yang ada di perpustakaan PKBM Bangun Karsa mbak dan kadang
diberikan potongan Koran yang berhubungan dengan pendidikan
dan yang lainnya.” CW.2.23 Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak AB selaku tutor Paket
B yang mengungkapkan bawa:
93
“pendukung terlaksananya proses kegiatan pembelajaran ialah buku-
buku yang ada di perpustakaan PKBM.” CW.3.23 Perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah.
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang
terorganisasi secara baik dan sisitematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar
di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode
belajar-mengajar yang dirasakan tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.
Dari data hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, Pendukung dalam pelaksanaan pendidikan kesetaraan Paket B yang
membuat terlaksananya proses kegitan belajar mengajar di kelas adalah buku-buku yang ada di perpustakaan PKBM Bangun Karsa.
e. Keaktifan Peserta Didik Dalam Kegiatan Pembelajaran
Belajar merupakan aktifitas yang berlangsung melalui proses, tentunya tidak terlepas dari pengaruh baik dari dalam individu yang
mengalaminya. Keaktifan belajar peserta didik dalam proses kadang- kadang berjalan lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat
cepat menangkap apa yang dipelajari, dan kadang-kadang terasa amat sulit. Berjalannya proses belajar mengajar tersebut terkadang
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya dari lingkungan sosial yaitu
94
dari teman-teman sebayanya. sangat berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik.
Faktor yang sangat berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik diantaranya dari eksternal peserta didik, salah satunya faktor dari
luar siswa yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Adapaun yang termasuk dari faktor ekstrenal di salah satunya adalah lingkungan
sosial, yang meliputi: para guru, para staf administrasi, dan teman- teman sekelas. Bapak MW selaku pengelola PKBM Bangun Karsa
menjelaskan bawa: “Gini mbak, kalo mereka tidak masuk itu karena banyak yang
dipengaruhi temannya. Ada yang memprofokator , soalnya mereka membuat grup sendiri-sendiri . jadi kalo salah satu grup tersebut
dari satu orang tidak masuk jadi semuanya tidak masuk. Dan ada
juga yang kerja.” CW.1.25 Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu LS selaku tutor Paket B
yang menyatakan bahwa: “kalau yang tidak aktif sejujurnya banyak, katakanlah lima puluh
persen karena ada yang males karena mereka dipengaruhi sama teman-teman yang lain dan ada juga yang kerja.
” CW.2.25 Hal ini juga seperti yang disampaikan oleh Bapak AB selaku
tutor Paket B yang menyatakan bahwa: “banyak yang tidak aktif mbak,ada yang kerja dan ada juga yang
malas. Malasnya itu karena mereka dipengaruhi oleh teman- temannya yang lain. Jadi mereka terpengaruh dengan keadaan
lingkungan disekitar.” CW.3.25 Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa banyak peserta
didik yang tidak aktif atau jarang masuk. Disebabkan dipengarui sama teman-temannya.
95
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dilapangan menemukan bahwa penyebab atau alasan peserta didik jarang masuk dikarenakan
gampang terpengaruh dengan teman-teman sebayanya. Oleh sebab itu mereka jarang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Melihat data hasil penelitian dapat diketahui bahwa, Banyak yang tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena terpengaruh oleh
lingkungan disekitar dari teman-teman sebayanya. Dan sebagian ada yang kerja sehingga harus meninggalkan kegiatan pembelajaran.
f. Tindakan Saat Peserta Didik Tidak Banyak Mengikuti Pelaksanaan
Kegiatan Pembelajaran Kehadiran siswa di sekolah adalah kehadiran dan keikutsertaan
siswa secara fisik dan mental terhadap aktivitas sekolah pada jam-jam efektif di sekolah. Sedangkan ketidakhadiran adalah ketiadaan
partisipasi secara fisik siswa terhadap kegiatan-kegiatan sekolah. Pada jam-jam efektif sekolah, siswa memang harus berada di sekolah. Kalau
tidak ada di sekolah, setidaknya dapat memberikan keterangan yang sah serta diketahui oleh orang tua atau walinya. Jika banyak anak didik
yang tidak banyak mengikuti kegiatan pembelajaran maka harus segera diselesaikan, jika tidak segera diselesaikan atau dicari solusinya dapat
menimbulkan dampak yang lebih parah. Oleh karena itu penanganan teradap siswa yang sering tidak mangikuti kegiatan pemebelajaran
menjadi perhatian yang sangat serius.
96
Guru sebagai sumber pembelajar memiliki kewajiban mencari, menemukan, dan diharapkan memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi siswa. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Bapak MW selaku pengelola PKBM yang menyatakan bahwa:
Kalau saya sih yang dilakukan biasanya ditegur, dimarahi, ditanyak kenapa tidak masuk. Dan saya memberikan contoh-
contoh dengan menyampaikan dengan bahasa yang realita dan dengan logis. CW.1.26
Hal senada juga disampaikan oleh ibu LS selaku tutor Paket B
yang menyatakan bahwa: ini mbak, kalau saya jika ada anak yang banyak tidak mengikuti
kegiatan pembelajaran maka ditanyak sama teman-teman yang lain dan ditanyak alasannya kenapa. Tapi kadang juga diberi arahan
biar mereka aktif kembali dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. CW.2.26
Bapak “AB” selaku tutor Paket B juga mengatakan bahwa: biasa ditanyak sama teman-temannya yang biasa bareng dan
kadang dari pengelolanya yang mencari tahu alasannya kenapa tidak masuk. Kalau saya biasanya pas waktu ujian tidak datang
baru saya mencari keberadaannya. CW.3.26 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa,
Tindakan yang dilakukan bila Peserta didik banyak tidak aktif dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu dengan ditegur dan ditanya
alasan dari mereka kenapa tidak masuk serta diberikan arahan. g.
Sarana Dan Prasaran Yang Ada Sudah Mendukung Proses Kegiatan Belajar Mengajar
Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Salah satunya adalah sarana dan perasarana yang dibutukan
dalam proses belajar dan mengajar di sekolah. Sarana dan Prasarana merupakan salah satu objek yang sangat vital dalam mendukung
97
tecapainya tujuan pendidikan dalam proses belajar dan mengajar. Sekarang ini berbagai macam cara telah di lakukan praktisi pendidikan
untuk meningkatkan mutu pendidikan salah satunya adalah dengan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan. Kemampuan guru dan
lembaga dalam memenuhi sarana dan prasarana pendidikan akan sangat mempengaruhi efektivitas pembelajaran.
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan program pendidikan dalam proses pembelajaran yaitu sarana dan prasarana.
Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Sarana prasarana adalah salah satu bagian input,
sedangkan input merupakan salah satu subsistem. Sarana prasarana sangat perlu dilaksanakan untuk menunjang keterampilan siswa agar
siap bersaing terhadap pesatnya teknologi. Sarana prasarana merupakan bagian
penting yang
perlu disiapkan
secara cermat
dan berkesinambungan, sehingga dapat dijamin selalu terjadi KBM yang
lancar. Ibu LS selaku tutor Paket B yang mengutarakan bawa:
“kalau sarana dan prasarannya itu karena ini dari pemerintah jadi ya mendukung sekali, memakai seadanya.
” CW.2.27 Hal ini juga seperti yang disampaikan oleh Bapak AB selaku
tutor Paket B yang menyatakan bahwa: “ya kalau sarana prasarana sudah mendukung mbak karena sarana
prasara yang ada disini seadanya. Meskipun tanpa memakai proyektor.
” CW.3.27
98
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pentingnya sarana prasarana dalam kegiatan pembelajaran, maka peserta didik, guru dan
sekolah akan terkait secara langsung. Peserta didik akan lebih terbantu dengan dukungan sarana prasarana pembelajaran. Tidak semua peserta
didik mempunyai tingkat kecerdasan yang bagus sehingga penggunaan sarana prasarana pembelajaran akan membantu peserta didik,
khususnya yang memiliki kelemahan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Bagi guru akan terbantu dengan dukungan fasilitas
sarana prasarana. Kegiatan pembelajaran juga akan lebih variatif, menarik dan bermakna. Sedangkan sekolah berkewajiban sebagai pihak
yang paling bertanggung jawab terhadap pengelolaan seluruh kegiatan yang diselenggarakan.
Melihat data hasil penelitian atau wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, Sarana prasaran sudah mendukung pelaksanaan
kegiatan pembelajaran meskipun tanpa adanya proyektor. h.
Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Tidak Berjalannya Kegiatan Pembelajaran Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket
Faktor utama yang dapat mempengaruhi tidak berjalannya proses pembelajaran di kelas yaitu dari peserta didik, jika peserta didik tidak
datang pada saat pembelajaran berlangsung tentu kegiatan pembelajaran tersebut tergangu, karena Peserta didik sebagai penerima berbagai
transfer pengetahuan, sikap, dan keterampilan guna perubahan dalam dirinya sebagai proses pembelajaran juga menjadi penentu dan hal yang
99
mempengaruhi proses pembelajaran itu sendiri. Di antara pengaruh peserta didik dalam proses pembelajaran adalah kondisi peserta didik
itu sendiri yang dipengaruhi beragam aspek dari dalam dirinya dan lingkungan sekitarnya yang nantinya akan berdampak pada kesiapannya
dalam menerima pelajaran. Bapak
MW selaku
pengelola PKBM
Bangun Karsa
menyampaikan bawa:
“Faktor yang dapat mempengaruhi tidak berjalannya itu dari peserta didiknya, kalau mereka tidak masuk kelas karena lama
nunggu tutor datang mereka langsung pulang. ” CW.1.28
Ibu LS selaku tutor Paket B mengungkapkan hal berbeda yang menyatakan bahwa:
“Faktor yang dapat mempengaruhi tidak berjalannya kegiatan pembelajaran tidak ada, selama ini ya berjalan meskipun anak-
anaknya yang masuk sedikit. Tapi tidak tau kedepannya kalau tidak ada muridnya masih berjalan apa tidak. Karena sekarang meskipun
masih ada satu dua tetap masih di ajari.
” CW.2.28 Hal ini juga seperti yang disampaikan oleh Bapak AB selaku
tutor Paket B yang menyatakan bahwa: “Faktor yang dapat mempengaruhi tidak berjalannya kegiatan
pembelajaran itu mbak dari peserta didiknya. Karena mereka kadang jarang masuk, dan kadang mereka pulang sebelum tutornya
datang. Karena terlalu lama menunggu tutor datang jadi mereka
langsung pulang.” CW.3.28 Proses pembelajaran di kelas sebagai suatu runtutan perubahan
dalam perkembangan kegiatan pembelajaran di mana di dalamnya terjadi keinginan untuk memperoleh perubahan dalam diri peserta didik
baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap dan perilaku yang dilakukan dengan interaksi antara peserta didik dengan
pendidikguru pada suatu lingkungan belajar. Atau secara lebih
100
sederhana dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran di kelas merupakan tingkatan atau suatu fase bagi peserta didik dalam
mempelajari sesuatu yang dilaksanakan di dalam kelas. Dari hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa yang dapat
mempengaruhi tidak berjalannya kegiatan pembelajaran ialah dari peserta didiknya sendiri.
Dari hasil pengamatan, Faktor yang dapat mempengaruhi tidak berjalannya kegiatan pembelajaran ialah dari peserta didiknya sendiri.
Karena mereka sangat terburu-buru pulang saat mengetaui bahwa tutornya sudah telat datang. Mereka tidak bisa menunggu lama,
sehingga jika tutor sudah sampai ditempat tidak ada peserta didiknya lagi. Dan tutorpun terpaksa pulang juga. Dia tidak meresa kecewa
karena memang sudah biasa seperti itu. Melihat data hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa,
Faktor yang dapat mempengaruhi tidak berjalannya kegiatan pembelajaran ialah dari peserta didiknya sendiri. Mereka tidak bisa
menunggu tutor datang terlambat. Jika tutor terlambat datang langsung pulang.
101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pelaksanaan program pendidikan kesetaraan Paket B di PKBM Bangun Karsa, Bangun Rejo
Yogyakarta dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan dari Proses, pelaksanaan program pendidikan kesetaraan Paket B dapat dikatakan sudah baik, materi yang diberikan secara teori
dan praktek, media yang digunakan modul dan gambar, metode yang digunakan ceramah dan Tanya jawab, dan model yang digunakan baik
dan tepat, monitoring dan evaluasi kegiatan pembelajaran berjalan baik meliputi evaluasi proses, harian dan semester dan memiliki acuan
standar penilaian yang baik. 2.
Berdasarkan dari Hasil, pelaksanaan program pendidikan kesetaraan Paket B dapat dikatakan sudah baik, sudah dibuktikan dengan adanya
peningkatan kualitas peserta didik yaitu perubahan sikap peserta didik yang cenderung mengikuti proses paket B sesuai arahan tutor yaitu
disiplin dalam hal penggunaan modul di dalam kelas dan saling bekerja sama serta
persentase kelulusan peserta didik adalah 100. Sudah sesuai dengan indikator ketercapaian pelaksanaan program
kesetaraan Paket B di PKBM Bangun Karsa. 3.
Berdasarkan dari pendukung dan penghambat pelaksanaan program pendidikan kesetaraan Paket B adalah: