Klasifikasi jalan berdasarkan sistem jaringan Klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jalan dan Klasifikasinya

Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, jalan didefinisikan sebagai prasarana transportasi darat. Jalan meliputi bagian- bagiannya, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan. Jalan diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.

2.1.1 Klasifikasi jalan berdasarkan sistem jaringan

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan menyebutkan bahwa berdasarkan sistem jaringan, jalan dikelompokkan menjadi jalan dalam sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. a. Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan sebagai prasarana distribusi barang dan atau jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan jalan menghubungkan semua simpul wilayah yang berwujud pusat-pusat kegiatan nasional. b. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. 8

2.1.2 Klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya

Berdasarkan fungsinya, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, mengelompokkan jalan menjadi: a. Jalan arteri adalah jalan umum sesuai dengan fungsinya sebagai sarana angkutan utama dengan bercirikan sebagai prasarana pelayanan lalu lintas dengan asal-tujuan berjarak jauh, berkecepatan rata-rata tinggi, serta jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. b. Jalan kolektor adalah jalan umum dengan fungsinya sebagai sarana angkutan umum yang bercirikan sebagai prasarana pelayanan lalu-lintas dengan asal- tujuan yang berjarak sedang, berkecepatan rata-rata sedang, serta jalan masuk dibatasi. c. Jalan lokal adalah jalan sesuai dengan fungsinya sebagai prasarana angkutan lokal yang dengan bercirikan sebagai pelayanan lalu lintas dengan asal-tujuan yang berjarak dekat, dan berkecepatan rata-rata rendah, serta dengan jalan masuk tidak dibatasi. d. Jalan lingkungan adalah jalan sesuai dengan fungsinya sebagai prasarana angkutan lingkungan yang bercirikan dengan pelayanan lalu lintas dengan asal-tujuan yang berjarak dekat, dan berkecepatan rata-rata rendah.

2.1.3 Klasifikasi jalan berdasarkan statusnya

Dokumen yang terkait

Analisis Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Fahp) Dalam Menentukan Posisi Jabatan

12 131 82

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Weighted Sum Model Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda

11 131 80

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Analisa Pemilihan Moda Transportasi Dengan Metode Analytic Hierarchy Process ( AHP ) Studi Kasus : Kuala Namu - Medan

22 147 107

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Implementasi Metode K- Means Clustering Dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Penilaian Kedisiplinan Siswa (Studi Kasus : SMP Negeri 21 Medan)

20 99 166

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Kajian Analisis Sensitivitas Pada Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

15 94 75

ANALISIS PEMILIHAN KONTRAKTOR MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus Pembangunan Jembatan di Desa Karangan )

0 0 19