Klasifikasi jembatan Jembatan .1 Pengertian jembatan

11 konstruksi jembatan harus dilakukan pengawasan dan pengujian yang tepat untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan dapat diselesaikan, sesuai dengan tahapan pekerjaan yang benar dan memenuhi persyaratan teknis yang berlaku, sehingga dicapai pelaksanaan yang efektif dan efisien, biaya dan mutu serta waktu yang telah ditentukan.

2.2.2 Klasifikasi jembatan

Menurut Departemen Pekerjaan Umum 1993, tipe jembatan diidentifikasi berdasarkan tipe bangunan atas, bahan dan asal bahan bangunan. Secara lengkap kode klasifikasi jembatannya disajikan pada Tabel 2.1. Dalam tabel tersebut terdapat tiga kolom antara lain kolom tipe bangunan atas, kolom bahan dan kolom asal bahan bangunan. Pada kolom pertama terdapat kode-kode dan keterangan mengenai tipe bangunan atas jembatan, pada kolom berikutnya tentang kode-kode dan keterangan dari bahan penyusun jembatan dan pada kolom ketiga terdapat kode-kode dan keterangan tentang asal bahan bangunan. Tabel tersebut tidak dihubungkan paralel dari kiri ke kanan, namun pembacaannya disesuaikan dengan jembatan yang ditinjau atau direncanakan. Sebagai contoh: misalkan suatu jembatan memiliki bangunan atas gelagar G, bahannya adalah beton T dan asal bahan bangunannya adalah dari Indonesia I maka jembatan tersebut diidentifikasi sebagai Jembatan GTI Gelagar Beton Indonesia. Sistem klasifikasi ini digunakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mengklasifikasikan jembatan pada program BMS. 12 Tabel 2.1 Kode Identifikasi Jembatan A Gorong-gorong pelengkung A Aspal A Australia B Gorong-gorong persegi B Baja B Belanda Lama Y Gorong-gorong pipa U Lantai baja gelombang C Karunia Berca Indonesia C Kabel Y Pipa baja diisi beton D Belanda lama T Gantung D Beton tak bertulang E Spanyol Wika D Flat slab P Beton prategang G Cigading H Pile slab T Beton bertulang I Indonesia P Pelat E Neoprene karet K Bukaka V Voided F Teflon R Austria E Pelengkung G Bronjong dan sejenisnya T Transbakrie F Ferry J Alumunium U United Kingdom Callender Hamilton G Gelagar K Kayu W Bailley Acrow M Gelagar komposit M Pasangan batu H Adhi Karya O Gelagar boks S Pasangan bata J Jepang U Gelagar tipe U O Tanah biasa lempung timbunan P PPI L Balok pelengkung R Kerikil pasir Y Wijaya Karya N Rangka semi permanen X Bahan asli X Tidak ada struktur R Rangka V PVC M Amarta Karya S Rangka sementara N Geotextile L Lain-lain K Lintasan kereta api W Macadam W Lintasan basah H Pasangan batu kosong X Lain-lain L Lain-lain Bahan TBA Tipe Bangunan Atas ABA Asal Bahan Bangunan Sumber: Departemen PU 1993 Sedangkan menurut Zainuddin 2013, jembatan dapat diklasifikasikan menurut fungsi, material, bentuk struktur atas dan lama waktunya digunakan. Menurut fungsinya jembatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a Jembatan jalan raya berfungsi menghubungkan jalan raya. b Jembatan jalan rel berfungsi menghubungkan jalan rel. c Jembatan untuk talang air waduk berfungsi sebagai talang air waduk. d Jembatan untuk penyeberangan pipa air, minyak, gas,pedestrian, dll. Menurut materialnya jembatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a Jembatan bambu. b Jembatan kayu. 13 c Jembatan beton bertulang konvensional maupun prategang. d Jembatan baja gelagar maupun rangka. e Jembatan komposit. f Jembatan pasangan batu kali bata. Menurut bentuk struktur atas yang digunakan jembatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a Jembatan balok gelagar. b Jembatan pelat. c Jembatan pelengkung busur. d Jembatan rangka. e Jembatan gantung. f Jembatan cable stayed. Menurut lama waktu digunakan jembatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a Jembatan sementara darurat: jembatan yang penggunaannya hanya bersifat sementara yakni menunggu hingga selesainya pekerjaan pembangunan jembatan permanen diresmikan digunakan. Jembatan darurat ini dapat berupa: jembatan kayu. b Jembatan semi permanen: jembatan sementara yang dapat ditingkatkan menjadi jembatan permanen, misalnya dengan cara mengganti lantai jembatan dengan bahan material yang lebih baik kuat dan awet, sehingga kapasitas serta umur jembatan menjadi bertambah baik, misalnya Jembatan Semi Permanen Australia. 14 c Jembatan permanen: jembatan yang penggunaannya bersifat permanen serta mempunyai umur rencana, misalnya: jembatan baja, jembatan beton bertulang, jembatan komposit.

2.2.3 Struktur jembatan

Dokumen yang terkait

Analisis Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Fahp) Dalam Menentukan Posisi Jabatan

12 131 82

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Weighted Sum Model Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda

11 131 80

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Analisa Pemilihan Moda Transportasi Dengan Metode Analytic Hierarchy Process ( AHP ) Studi Kasus : Kuala Namu - Medan

22 147 107

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Implementasi Metode K- Means Clustering Dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Penilaian Kedisiplinan Siswa (Studi Kasus : SMP Negeri 21 Medan)

20 99 166

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Kajian Analisis Sensitivitas Pada Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

15 94 75

ANALISIS PEMILIHAN KONTRAKTOR MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus Pembangunan Jembatan di Desa Karangan )

0 0 19