32 mengembangkan karir dimasa yang mendatang. Pendidikan kejuruan juga
diharapkan mampu memberikan manfaat bagi dunia kerja secara langsung maupun bagi masyarakat secara umum. Bagi dunia kerja, pendidikan
kejuruan memiliki manfaat yaitu memperoleh tenaga kerja yang berkualitas tinggi, meringankan biaya usaha, serta membantu memajukan dan
mengembangkan usaha Wardiman Djojonegoro, 1998: 37
D. Sekolah Menengah Kejuruan SMK
Sekolah Menengah Kejuruan SMK adalah lembaga pendidikan formal setingkat SMA. SMK ini menyelengarakan pendidikan kejuruan
pada jenjang menengah sebagai lanjutan dari sekolah menengah pertama atau sederajat. Berbeda dengan SMA, SMK mempelajari materi dan banyak
di prakteknya. SMK merupakan jenis pendidikan menengah yang secara khusus mempersiapkan tamatannya untuk menjadi tenaga terampil dan siap
terjun ke dalam masyarakat luas. Secara kelembagaan, SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan
merupakan sekolah yang memiliki orientasi yang sangat jelas, yaitu menyiapkan peserta didik utnuk memasuki dunia kerja dengan menguasai
keahlian kejuruan tertentu sesuai dengan pilihan siswa. Dedi Supriadi, 2004: 197. Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2010 tentang
penyelenggaraan pendidikan, menyebutkan bahwa : “Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK,
adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan
menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
33 sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara
SMP atau MTs.” Sampai saat ini, setidaknya terdapat enam bidang pekerjaan yang
disiapkan pendidikan dan pelatihannya melalui pendidikan menengah kejuruan. Bidang tersebut antara lain : 1 bidang keahlian teknologi dan
rekayasa; 2 bidang keahlian teknologi informasi dan komunikasi; 3 bidang keahlian kesehatan; 4 bidang keahlian seni, kerajinan, dan
pariwisata; 5 bdiang keahlian agrobisnis dan agroteknologi; dan 6 bidang keahlian bisnis manajemen. Putu Sudira, 2012: 46.
Wardiman Djojonegoro 1998: 59 berpendapat bahwa, Sekolah Menengah Kejuruan SMK dalam rangka mengembangkan sumber daya
manusia SDM, maka SMK dapat diandalkan untuk memegang peranan dan tugas sebagai berikut :
1. Menghasilkan tamatan yang memiliki keterampilan dan penguasaaan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK, dengan bidang dan tingkat keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, serta mengisi
kebutuhan Dunia usaha, Dunia Industri maupun usaha mandiri. 2.
Menghasilkan tamatan yang memiliki kemampuan produktif, keahlian yang mampu membuat tamatan berpenghasilan sendiri dengan
pekerjaan dan penghasilan yang mampu meningkatkan harkat dan martabatnya sendiri, dan menyiapkan tamatan untuk dapat hidup secara
mandiri, yaitu dengan bekerja atau menciptakan pekerjaan bagi orang lain.
34 3.
Menghasilkan tamatan yang berkualitas tinggi dan memiliki keunggulan, dan mampu berperan dalam peningkatan kemampuan
kompetisi Indonesia dalam menghadapi persaingan global. 4.
Menghasilkan tamatan yang memiliki bekal dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang kuat, dan memadai bagi tamatan
SMK sehingga dapat mengembangkan kemampuan diri secara berkelanjutan.
Standar Pelayanan Minimal merupakan tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan yang diselenggarakan oleh daerah. Berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional no 129aU2004, Standar Pelayanan Minimal Sekolah Menengah Kejuruan SMK Pasal 4 ayat 2 adalah sebagai berikut.
1. Angka Putus Sekolah APS tidak melebi 1 persen dari jumlah siswa
yang bersekolah. 2.
90 persen sekolah memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan secara nasional
3. 80 persen sekolah memiliki tenaga kependidikan non guru untuk
melaksanakan tugas administrasi dan kegiatan non mengajar lainnya. 4.
90 persen dari jumlah guru SMK memiliki kualifikasi sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan secara nasional.
5. 100 persen siswa memiliki buku pelajaran yang lengkap setiap mata
pelajaran. 6.
Jumlah siswa SMK perklas antara 30-40 siswa
35 7.
20 persen dari lulusan SMK melanjutkan ke perguruan tinggi yang terakreditasi
8. 20 persen dari lulusan SMK diterima di dunia kerja sesuai dengan
keahliannya. Berdasarkan Perarturan Pemerintah Tahun 2005, Standar
kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan SMK bertujuan untuk meningkatkan kercerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Tujuan ini kemudian
dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan SKL satuan pendidikan menengah kejuruan lebih lanjut dalam lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006. Standar Kompetensi Lulusan SMK dirumuskan dalam 23 butir, antara lain :
1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai
dengan perkembangan remaja; 2.
Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya;
3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya; 4.
Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial; 5.
Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global;
36 6.
Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif dalam pengambilan keputusan; 8.
Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri;
9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan
hasil yang terbaik; 10.
Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah yang kompleks;
11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial ;
12. Memanfaatkan
lingkungan secara
produktif dan
bertanggungjawab; 13.
Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia; 14.
Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya; 15.
Mengapresiasi karya seni dan budaya; 16.
Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok; 17.
Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan;
18. Berkomunikasi lisa dan tulisan secara efektif dan santun;
37 19.
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat;
20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap
orang lain; 21.
Menunjukkan ketrampilan membaca dan menulis naskah secara sisematis dan estetis;
22. Menunjukkan ketrampilan menyimak, membaca, menulis dan
berbicara dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris; 23.
Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupu untuk
mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya. Tujuan pendidikan menengah kejuruan dan 23 SKL SMK
merupakan tuntutan kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan SMK sebagai pendidikan untuk
dunia kerja. Kegiatan instruksional di SMK dikembangkan untuk membangung SKL pada setiap individu siswa. SKL nomor 1 sampai 22
merupakan standar kompetensi yang berlaku secara umum bagi setiap lulusan SMK, apapun jurusan dan bidang keahliannya. Sedangkan SKL
nomor 223 merupakan standar kompetensi spesifik per bidang dan atau program keahlian sebagai penciri pendidikan untuk dunia kerja work-
based-education Putu Sudira, 2012: 61. Penyelenggaraan SMK membutuhkan waktu 3 sampai 4 tahun ini
merupakan proses untuk menghasilkan tamatan yang memiliki kompetensi
38 keahlian yang sesuai dengan program keahliannya masing-masing. Dilihat
secara umum, penyelenggaraan SMK seharusnya mengandung setidaknya 3 muatan, antara lain :
1. Kompetensi produktif, merupakan ketrampilan yang dimiliki oleh
peserta didik SMK yang mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja sehingga lulusan SMK mampu bekerja setelah menempuh
pendidikan SMK. 2.
Memiliki keunggulan, merupakan kompetensi yang dapat digunakan sebagai faktor keunggulan kompetitif menghadapi persaingan, dan
sebagai modal kuat untuk menjalin kerjasama. 3.
Memiliki bekal dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap, sebagai bekal dasar menguasai perkembangan IPTEK, dan sebagai bekal dasar
untuk penyesuaian
diri menghadapi
perubahan Wardiman
Djojonegoro, 1998: 67 Seiring dengan bergulirnya era globalisasi perdagangan dan
investasi yang merupakan era keterbukaan tanpa batas kesejagatan khususnya dalam bidang ekonomi, menuntut sumberdaya manusia yang
kompeten dan berdaya saing. Wardiman Djojonegoro, dalam Muhyadi dkk 2011, menyebutkan kompetensi kunci SMK menghadapi era global yaitu:
1 Memiliki keterampilan dasar yang kuat dan luas, yang memungkinkan pengembangan dan penyesuaian diri sesuai dengan perkembangan IPTEK;
2 Mampu mengumpulkan, menganalisa, dan menggunakan data dan informasi; 3 Mampu mengkomunikasikan ide dan informasi; 4 Mampu
39 merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan; 5 Mampu bekerjasama
dalam kerja kelompok; 6 Mampu memecahkan masalah; 7 Berpikir logis dan mampu menggunakan teknik-teknik matematika; serta 8 Menguasai
bahasa komunikasi global Bahasa Inggris. Hadiwaratama, dalam Putu Sudira 2012: 53, landasan
penyelenggaraan pendidikan kejuruan dapat dialurkan dalam 4 empat proses. Keempat proses ini harus termuat dalam proses belajar mengajar,
baik di sekolah maupun di dunia usaha danatau industri. Keempat proses tersebut antara lain adalah berikut ini :
1. Transfer of knowledge
Merupakan proses mengalihan atau penimbaan ilmu melalui teori- teori yang disampaikan melalui proses belajar dan mengajar
2. Digestion of knowledge
Merupakan proses pemaknaan atau mencerna ilmu yang telah diperoleh melalui tugas-tugas, pekerjaan rumah maupun tutorial.
3. Validation of knowledge
Merupakan proses pembuktian ilmu yang telah diperoleh melalui percobaan-percobaan yang dilakukan di laboratorium maupun di
bengkel-bengkel yang telah disediakan. Percobaan ini dapat dilakukan baik secara empiris maupun secara visual.
4. Skill development
Merupakan tahapan pengembangan keterampilan melalui pekerjaan nyata di bengkel atau lapangan.
40 Sekolah Menengah Kejuruan SMK yang ada merupakan salah satu
alternatif yang bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia, khususnya dalam menghadapi dunia kerja dan dunia industri.
Penyelenggaraan SMK sendiri tidak hanya tentang pengajaran di dalam kelas saja bersifat teori namun juga dilengkapi dengan praktik, baik
praktik yang dilakukan dalam sekolah, maupun praktik secara langsung dengan dunia kerja, misalnya dengan program PSG Pendidikan Sistem
Ganda atau Prakerin Praktek Kerja Industri. Peserta didik dituntut untuk terjun langsung dalam dunia kerja yang disesuaikan dengan kompetensi
keahlian yang sedang ditekuni oleh peserta didik tersebut dalam pelaksanaan PSD. Oleh karena hal di atas, maka dapat dikatakan bahwa
penyelenggaran SMK yang ada saat ini sudah cukup komprehensif untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi dunia kerja.
E. Program Keahlian Akuntansi