Ketenagakerjaan Dunia Usaha Dunia Industri

46 2. Mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup keahlian bisnis dan manajemen khususnya akuntansi; 3. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup keahlian Bisnis dan Manajemen, khususnya akuntansi; 4. Menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif. Kompetensi lulusan yang telah menempuh pendidikan di program keahlian akuntansi juga diharapkan memiliki kemampuan untuk memproses dokumen yang berkaitan dengan keuangan, mulai dari kas kecil, dokumen kas bank, entry jurnal, mengelola buku besar, neraca, laporan keuangan, serta dapat mengoperasikan aplikasi program pengolah angka seperti Ms. Excel dan aplikasi komputer akuntansi seperti MYOB.

F. Ketenagakerjaan Dunia Usaha Dunia Industri

Billet dkk dalam Putu Sudira 2012: 54 menyampaikan bahwa pendidikan kejuruan memiliki peran yang strategis dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia. Penyiapan ini tentu saja tidak akan dilaksanakan oleh sebagian pihak saja, melainkan memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait, misalnya pihak Dunia Usaha dan Dunia Industri, atau biasa dipersingkat menjadi DUDI. Pendidikan kejuruan juga melayani sistem ekonomi dan pasar tenaga kerja, serta perubahan- 47 perubahan yang terjadi baik dalam lingkungan lokal, nasional, regional maupun internasional yang berimplikasi pada kurikulum dan penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Kebijakan link and match pada awalnya merupakan penjabaran amanat GBHN 1993 dan pada dasarnya berlaku untuk seluruh jenis dan jenjang pendidikan. Wardiman Djojonegoro, dalam Muhyadi 2011 kebijakan ini mengandung dua muatan penting, yaitu makna filosofis yang dimaksudkan untuk membarui, menata, dan meluruskan sistem nilai, pola pikir, sikap mental, perilaku, dan kebiasaan para pemikir, perencana, pengelola dan pelaku pendidikan kejuruan itu sendiri, serta kebijakan operasional yang menjadi prinsip dalam penyusunan program dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan. Pada pendidikan menengah kejuruan, kebijakan ini telah dioperasionalkan dalam wujud Praktik Kerja Industri prakerin. Prakerin merupakan bagian dari program bersama antara SMK dan Industri yang dilaksanakan di dunia usaha dan dunia industri DUDI. Pendidikan kejuruan sebagai pendidikan yang konsern pada ekonomi memerlukan kebijakan penyelerasan manusia dengan pekerjaan yang ada, atau lebih lanjut disebut sebagai kebijakan ketenagakerjaan. Tujuan dari adanya kebijakan ketenagakerjaan, mencakup hal-hal berikut ini. 1. Memberi peluang kerja untuk smeuanya yang membutuhkan. 2. Pekerjaan tersedia seimbang dan memberi penghasilan yang mencukupi sesuai dengan kelayakan hidup dalam masyarakat. 48 3. Pendidikan dan latihan mampu secara penuh mengembangkan semua potensi dan masa depan setiap individu. 4. Matching men and jobs dengan kerugian-kerugian minimum, pendapatan tinggi dan produktif. Putu Sudira, 2012: 54 Di Indonesia, kebijakan tentang ketenagakerjaan diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Undang-undang ini menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang danatau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Kaitannya dengan pendidikan kejuruan, maka hal ketenagakerjaan tidak bisa dilepaskan dari dunia usaha dan dunia industri DUDI, atau bisa disebut dengan perusahaan. Maka pengertian perusahaan menurut UU nomor 13 tahun 2003 adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, miliki orang perseorangan, miliki persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerjaburuh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain; danatau usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sebagai salah satu dampak pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seperti yang dilaporkan oleh UNESCO dalam Ace Suryadi 49 2014: 41, tren ketenagakerjaan akan terus berkembang dengan kecenderungan sebagai berikut : 1. Berkembang pesatnya kebutuhan tenaga insinyur, teknolog, spesialis dalam teknologi informasi, mekanik, dan tenaga-tenaga lainnya; 2. Tumbuhnya kebutuhan tenaga manajerial tingkat tinggi, teknisi dagang, dan pekerja jasa penunjang; 3. Menurunnya kebutuhan pekerja kasar seperti pengrajin, tenaga pelaksana yag tidak terampil, dan buruh; 4. Berkurangnya kebutuhan tenaga tata usaha, tata laksana, dan tenaga administratif lainnya; 5. Bertambahnya kebutuhan tenaga kerja industri jasa, khusunya akuntan, administrasi keuangan, distributor, transportasi, dan periklanan; dan 6. Tumbuh dan berkembangnya peranan para teknisi sejalan dengan menurunnya peranan pengrajin dan buruh kasar, sementara itu para pekerja teknisi menggantikan peranan para pengrajin dalam struktur angkatan kerja. Peneliti melakukan pembatasan konseptual tentang lapangan pekerjaan, yaitu lapangan pekerjaan yang bersifat formal. Lapangan pekerjaan yang formal merupakan lapangan pekerjaan yang memiliki kesesuaian secara langsung dengan program keahlian yang dimiliki oleh lulusan, khususnya program keahlian akuntansi. Putu Sudira 2012: 53 pekerjaan yang sesuai atau yang relevan dengan jurusan Akuntansi antara 50 lain adalah teknisi akuntansi pelaksana, pelaksana lembaga keuangan perbankan, pelaksana lembaga keuangan bukan bank, dan lain sebagainya. Dwi Anggraini 2013 menyatakan bahwa lembaga keuangan merupakan suatu badan yang bergerak dibidang keuangan untuk menyediakan jasa bagi nasabah atau masyarakat. Lembaga keuangan memiliki 2 fungsi utama, yaitu untuk menghimpun dana dari masyarakat fungsi tabungan dan fungsi untuk menyalurkan dana pinjaman untuk nasabah atau masyarakat fungsi pinjam. Secara umum, lembaga keuangan dikelompokkan dalam 2 bidang yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan yang bukan bank. Lembaga keuangan bank terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat BPR, sedangkan lembaga keuangan bukan bank antara lain Pasar Modal, Pasar Uang dan Valas, Koperasi Simpan Pinjam, Penggadaian, Leasing, Asuransi, Anjak Piutang, Modal Ventura, Dana Pensiun, dan lain-lain. Berikut ini akan dijabarkan beberapa pengertian dari beberapa lembaga keuangan baik bank maupun non-bank, antara lain adalah sebagai berikut ini. 1. Perbankan merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan bank komersial dan dikelompokan kedalalm 2 jenis yaitu bank umum devisa dan bank umum non devisa. Bank umum yang berstatus devisa 51 memiliki produk yang lebih luas daripada bank non devisa, antara lain dapat melaksanakan jasa yang berhubungan dengan seluruh mata uang asing atau jasa bank ke luar negeri. 2. Koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang sumber pendanaannya berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela dari anggota koperasi itu sendiri. Faried Wijaya, 1999: 412 3. Penggadaian merupakan lembaga keuangan yang menyediakan pasilitas pinjaman dengan fasilitas jaminan tertentu. Nilai jaminan menentukan besarnya nilai pinjaman. Sementara ini usaha pengadaian ini secara resmi masih dilakukan oleh pemerintah. 52

G. Penelitian Yang Relevan

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI BERSTANDAR NASIONAL DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGARI 1 KUDUS

0 3 121

RELEVANSI KOMPETENSI LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN KEBUTUHAN DUNIA Relevansi Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Kebutuhan Dunia Usaha Dan Insdustri.

0 3 15

RELEVANSI KOMPETENSI LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN KEBUTUHAN DUNIA Relevansi Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Kebutuhan Dunia Usaha Dan Insdustri.

0 2 12

RELEVANSI PROGRAM SMK DENGAN KEBUTUHAN DUNIA KERJA : Studi Tentang Relevansi Program Keahlian SMK Dengan Kebutuhan Dunia Kerja Khususnya Melalui Kajian Program Prakerin SMK di Kota Bandung.

2 8 58

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SWASTA (SMK) SE-KOTA SEMARANG.

1 3 213

ANALISIS MANAJEMEN KERJASAMA ANTARA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGANDUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 1 SURAKARTA PROGRAM KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN).

0 0 18

STUDI TENTANG KESIAPAN SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DALAM BERKOMPETISI DI DUNIA KERJA ( Studi Kasus di SMK Bhinneka Karya Surakarta Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Tahun Pelajaran 2010/2011 ).

0 0 18

IDENTIFIKASI SPEKTRUM PASAR KERJA SEBAGAI RUJUKAN DALAM PENETAPAN PROGRAM KEAHLIAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) 0

0 0 10

Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan SMK

0 0 17

Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Guru Di Sekolah Menengah Kejuruan (Smk)Negeri 1 Sibolga

0 0 11