Biologi untuk SMAMA kelas XII Program IPA
112
sedehana ini berbentuk uap dan bertahan di lapisan atas atmosfer.
Ketika suhu atmosfer turun sekitar 100º C terjadilah hujan air mendidih. Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun.
Dalam keadaan semacam ini, bumi dipastikan belum dihuni kehidupan. Namun, kondisi ini memungkinkan berlangsung-
nya reaksi kimia, karena tersedianya zat materi dan energi yang berlimpah.
Berdasarkan uraian tersebut, beberapa ilmuwan mengemukakan pendapat serta melakukan eksperimen. Di
antaranya adalah: Harold Urey dan Stanley Miller. a.
Teori Evolusi Kimia menurut Harold Urey 1893
Urey menyatakan zat-zat organik terbentuk dari zat-zat anorganik. Menurut Urey, zat-zat anorganik yang ada di
atmosfer berupa gas karbondioksida, metana, amonia, hidrogen, dan uap air. Semua zat ini bereaksi membentuk zat organik
karena energi petir.
Menurut Urey, proses terbentuknya makhluk hidup dapat dijelaskan dengan 4 tahap, yaitu:
Tahap I : Molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air
tersedia sangat banyak di atmosfer bumi. Tahap II
: Energi yang diperoleh dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis menyebabkan zat-zat
bereaksi membentuk molekul-molekul zat yang lebih besar.
Tahap III : Terbentuk zat hidup yang paling sederhana yang memiliki susunan kimia, seperti susunan kimia
pada virus. Tahap IV : Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam
waktu jutaan tahun menjadi organisme makhluk hidup yang lebih kompleks.
b. Teori kimia menurut Stanley Miller
Miller adalah murid Harold Urey yang berhasil membuat model alat yang digunakan untuk membuktikan hipotesis Urey.
Miller memasukkan uap air, metana, amonia, gas hidrogen, dan karbondioksida ke dalam tabung percobaan. Tabung tersebut
kemudian dipanasi. Untuk mengganti energi listrik halilintar ke dalam perangkat alat tersebut dilewatkan lecutan listrik
bertegangan tinggi sekitar 75.000 volt. Hal ini dimaksudkan untuk meniru kondisi permukaan bumi pada waktu terjadi
pembentukan zat organik secara spontan.
Dengan adanya energi listrik, terjadilah reaksi-reaksi yang membentuk zat baru. Zat-zat yang terbentuk didinginkan dan
Gambar 6.10 Energi petir membentuk zat
organik di jaman purba
Sumber: Encarta Library 2005
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 6 Asal-Usul Kehidupan
113
ditampung. Hasil reaksi kemudian dianalisis. Ternyata, di dalamnya terbentuk zat organik
sederhana, seperti asam amino, gula sederhana seperti ribosa dan adenin. Dengan demikian,
Miller dapat membuktikan bahwa zat organik dapat terbentuk dari zat anorganik secara
spontan.
Sejak saat itu, perkembangan ilmu evolusi kimia makin maju dengan ditemukannya
senyawa-senyawa penyusun unsur kehidupan. Salah satu peneliti bernama Melvin Calvin yang
menemukan bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, amonia, hidrogen, dan air
menjadi molekul-molekul gula, asam amino, purin dan pirimidin yang merupakan zat dasar
pembentuk DNA, RNA, ATP dan ADP.
Jadi, asal-usul kehidupan menurut Teori Evolusi Kimia adalah bahwa di dalam sup
prabiotik terkandung zat-zat organik, DNA, dan RNA. RNA dapat melakukan sintesis protein atas perintah DNA. Dengan
demikian, di dalam sup prabiotik terdapat protein. Setelah itu, terbentuklah sel pertama. Sel tersebut hidup secara heterotrof
yang mendapatkan makanan dari lingkungannya berupa zat- zat organik yang melimpah. Sel tersebut mampu membelah diri
sehingga jumlahnya makin banyak. Sejak saat itu berlangsunglah Evolusi Biologi.
Evolusi Biologi
D
Terbentuknya sel pertama kali di bumi diperkirakan terjadi sekitar 4 milyar tahun yang lalu. Sel yang terbentuk adalah sel
heterotrof, yaitu sel yang memakan bahan makanan yang terdapat di sup prabiotik. Sel heterotrof ini melakukan respirasi
anaerobik karena kadar oksigen waktu itu sangat rendah, tidak memiliki membran inti prokariotik, tidak memiliki organel-
organel seperti mitokondria, kloroplas, retikulum endoplasma dan mampu bereproduksi melalui pembelahan sel.
Sel primitif yang terbentuk pertama kali ialah sel prokariotik, yaitu sel sederhana yang tidak memiliki membran
inti, hanya memiliki membran sel. Sitoplasma yang mengandung DNA, dan RNA, serta zat-zat organik dari lingkungannya
sebagai makanan. Sel ini tidak mengandung mitokondria yang berfungsi menghasilkan energi. Sehingga, sel ini bersifat
anaerobik. Hal ini sesuai dengan kondisi lingkungan saat itu yang miskin akan oksigen.
1. Asal-Usul Prokariotik