Biologi untuk SMAMA kelas XII Program IPA
108
2. Teori Biogenesis
Walaupun bertahan beratus-ratus tahun, teori Abiogenesis akhirnya goyah dengan adanya penelitian tokoh-tokoh yang
tidak puas dengan paham Abiogenesis. Tokoh-tokoh ini antara lain: Francesco Redi Italia, 1626 - 1697, Lazzaro Spallanzani
Italia, 1729 - 1799, dan Louis Pasteur Perancis, 1822 - 1895
a. Percobaan Francesco Redi 1626 - 1697
Francesco Redi adalah seorang dokter Italia. Dia
melakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa ulat tidak muncul dengan sendirinya pada daging yang membusuk,
melainkan berasal dari telur lalat.
Pada percobaannya yang pertama tahun 1668, Redi menggunakan dua kerat daging segar dan dua toples. Toples I
diisi dengan sekerat daging dan ditutup rapat-rapat. Sedangkan, toples II diisi dengan kerat daging dan dibiarkan terbuka.
Setelah beberapa hari, keadaan daging pada kedua toples tersebut diamati. Hasilnya, pada toples II daging telah membusuk
dan di dalam daging terdapat banyak larva. F. Redi menyimpulkan bahwa larva bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi
berasal dari lalat yang masuk kemudian bertelur pada kerakan daging dan telur tersebut menetas menjadi larva.
Hasil percobaan ini mendapat sanggahan dari para ilmuwan pengikut teori abiogenesis. Sanggahan tersebut adalah
kehidupan pada toples I tidak dapat terjadi karena toples tersebut tertutup sehingga tidak ada kontak dengan udara.
Akibatnya, tidak ada daya hidup di dalamnya.
Untuk menjawab sanggahan tersebut, Redi melakukan percobaan kedua, yaitu meletakkan daging pada toples tertutup
kain kasa sehingga masih terjadi hubungan dengan udara, tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
keratan daging membusuk, pada daging ini ditemukan sedikit larva, dan pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak
larva. Redi berkesimpulan larva bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang hinggap di kain kasa
dan beberapa telur jatuh pada daging.
b. Percobaan Lazzaro Spallanzani 1729 - 1799
Percobaan Spallanzani pada prinsipnya sama dengan percobaan Redi, tetapi bahan yang digunakan adalah air kaldu.
Labu I : diisi 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15ยบ C
dan dibiarkan terbuka. Labu II :
diisi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat dengan sumbat gabus, lalu dipanaskan dan pada daerah
Gambar 6.4 Perangkat percobaan
Francesco Redi a Percobaan I
b Percobaan II
a
b
Sumber: Image.google.co.id
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 6 Asal-Usul Kehidupan
109
pertemuan gabus dengan mulut labu dapat diolesi lilin agar lebih rapat.
Kedua labu itu ditempatkan di tempat terbuka dan didinginkan. Setelah beberapa hari kemudian, hasil percobaan
menunjukkan bahwa: Labu I :
terjadi perubahan, air kaldu menjadi keruh dan berbau tidak enak, serta banyak mengandung
mikroba.
Labu II : tidak ada perubahan sama sekali, air tetap jernih
dan tanpa mikroba. Tetapi, bila dibiarkan terbuka lebih lama terdapat banyak mikroba.
Diskusikan dengan teman sekelompokmu.
Apa persamaan dan perbedaan percobaan
Francesco Redi dengan Spallanzani?
Labu I
dipanaskan terdapat mikroba
didinginkan
Labu II
dipanaskan tidak terdapat mikroba
didinginkan
Dengan mikroskop tampak bahwa pada kaldu yang berasal dari labu I dan labu II terdapat mikroorganisme.
Spallanzani menyimpulkan bahwa timbulnya kehidupan hanya mungkin jika telah ada kehidupan sebelumnya. Jadi,
mikroorganisme tersebut telah ada dan tersebar di udara. Pendukung abiogenesis menyatakan keberatan terhadap
hasil eksperimen Spallanzani, sebab udara diperlukan untuk berlakunya generation spontanea. Sedangkan, paham biogenesis
beranggapan bahwa udara itu merupakan sumber kontaminasi.
c. Percobaan Louis Pasteur