Pada Pra rancangan Pabrik Minyak Olein dari Cruide Palm Oil CPO ini proses yang digunakan adalah Wet Cristalization. Proses ini digunakan karena
melihat dari faktor hasil rendemen yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses Dry Cristalization
walaupun menghasilkan limbah cair namun dapat diolah sehingga tidak mencemari lingkungan.
2.1. Deskripsi Proses
CPO crude palm oil yang disimpan pada tangki penyimpanan dengan kondisi suhu 55
C dialirkan dengan pompa kedalam tangki kristalisasi setelah didinginkan didalam exchanger untuk menurunkan suhunya menjadi 33
C. Tujuan pemisahan ini untuk membantu tangki kristalisasi dalam proses
pendinginan. Tangki kristalizer berfungsi untuk memisahkan fraksi olein dan fraksi stearin dengan memakai bahan kimia penolong yang disebut dengan
detergen. Homogenisasi dan pendinginan dalam tangki kristalisasi dilakukan pada
suhu 22 C. Perbandingan pemakaian antara CPO dengan detergen adalah 80 :
20 berat PT. ASIAN AGRO AGUNG JAYA, Medan. Setelah campuran CPO dan detergen menjadi slurry, kristal stearin akan diikat detergen dan terpisah dari
fraksi olein. Fraksi olein yang masih terikat detergen dan mengandung fraksi stearin
dialirkan ke separator melalui pompa sentrifugal untuk pemisahan suspensi stearin detergen dari fraksi olein. Pemisahan dalam separator ini didasarkan atas
perbedaan densitas antara stearin dan olein dengan menggunakan gaya sentrifugal. Pada proses pencampuran ini, fraksi dengan densitas yang lebih besar yaitu stearin
Universitas Sumatera Utara
yang bercampur dengan detergen akan menempel pada dinding separator dan kemudian keluar secara under flow. Sedangkan fraksi olein yang memiliki
densitas rendah akan menempeltinggal pada separator dan keluar secara over flow
. Hasil pemisahan separator bersuhu 24 C dialirkan ke dalam dryer vacumm
melalui exchanger. Fraksi olein dipanaskan dalam exchanger sehingga suhunya menjadi 90
C, kemudian dialirkan ke dalam dyer vacumm. Didalam dyer vacumm fraksi olein
akan dipisahkan dari kandungan air berlebih dengan jalan menghisap uap air oleh vakum pada suhu 90
Crude olein kemudian dialirkan kedalam mixer untuk dicampurkan dengan bahan penolong tepung CaCO
C. Tahapan proses diatas dikatakan dengan proses fraksionasi.
3
yang berfungsi menghilangkan bau tengik dengan jumlah 0,23 kgton CPO dan H
3
PO
4
yang berfungsi untuk menghilangkan lender gumpospholopida dengan jumlah 0,1 kgton CPO. Proses ini dikatakan dengan
proses degumming. Campuran olein dialirkan ke dalam bleacher untuk dicampur dengan
bleaching earth . Dalam bleacher akan terjadi pemucatan warna. Dengan adanya
pemanasan untuk menaikkan suhunya menjadi 110 C maka bleaching earth dan
campuran olein akan bereaksi sempurna. Pemanasan pada bleacher akan mengakibatkan kandungan air dan gas-gas terlarut dapat menguap dan keluar pada
tekanan vakum. Olein yang telah mengalami proses bleaching pada bleacher dialirkan ke
dalam Niagara Filter untuk melakukan penyaringan cake olein sehingga diperoleh BPO bleached palm oil yang bersih. Olein akan menembus filter leaf dan keluar
Universitas Sumatera Utara
melalui pipa poros outlet sedangkan cake akan tertahan dan melekat pada filter leaf.
Bleached palm oil dialirkan ke dalam deaerator melalui pompa untuk
mendapatkan minyak olein RBDPO. Dalam dearator dilakukan pemanasan dengan menggunakan steam untuk menaikkan suhu operasi menjadi 120
C. Kandungan air dan oksigen pada olein akan ditarik pada tekanan vakum. RBDP
Olein kemudian dialirkan ke dalam Neutralizeed Deodorizer Refening NDR untuk memurnikan olein dari fatty acid yang dilakukan pada suhu 275
C. Fatty acid
yang terkandung dalam olein dapat dipisahkan dengan jalan penguapan, sehingga RBDP Olein sebagai fraksi yang berat akan jatuh kedasar deodorizer dan
fatty acid sebagai fraksi ringan menguap ke atas deodorizer dan ditarik oleh
vakum. RBDP Olein yang turun ke dasar tangki akan dikirim ke tangki timbun
setelah suhunya diturunkan di dalam heat exchanger sehingga RBDP Olein suhunya 30
C. RBDP Olein ini sudah siap untuk diperdagangkan.
2.2. Penentuan Kapasitas