Tujuan Prarancangan Batasan Masalah Minyak Kelapa Sawit CPO

Dengan memperhatikan potensial sumber daya manusia dan potensi kelapa sawit serta letak geografis, maka dapat diharapkan kelapa sawit menjadi salah satu komoditi andalan untuk agrobisnis baik di Indonesia maupun dunia.

1.2. Tujuan Prarancangan

Tujuan prarancangan pabrik Minyak Olein adalah untuk pendirian Pabrik Minyak Olein dari Crude Palm Oil serta mengaplikasikan ilmu Teknologi Kimia Industri yang meliputi neraca massa, neraca energi, operasi teknik kimia, utilitas dan bagian ilmu Teknologi Kimia Industri lainnya yang penyajiannya disajikan pada prarancangan pabrik.

1.3. Batasan Masalah

Sebelum tahun 1972 bahan baku utama untuk pembuatan minyak olein adalah kopra. Akan tetapi sekitar tahun 1972 produksi kopra sebagai bahan baku mengalami penurunan yang sangat tajam, sehingga produksi minyak goreng sebagai konsumsi dalam negeri tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah ini pemerintah mengambil kebijaksanaan menjadikan kelapa sawit sebagai bahan baku yang lain untuk memproduksi minyak olein. Universitas Sumatera Utara 1.4. Bahan Baku Utama dan Penolong 1.4.1. Bahan Baku Utama Bahan baku utama yang digunakan dalam prarancangan ini adalah crude palm oil yang sering juga disebut CPO. Sifat-sifatnya adalah sebagai berikut Perry, 1997: 1. Sifat Fisika : a. Warnanya kuning b. Berwujud cair pada 1 atm, 30 c. Densitas : 0,884 grcm C 3 pada suhu 60 d. Indeks bias : 1,451 pada suhu 60 C e. Titik didih : 240 C f. Titik cair : -8 C 2. Sifat Kimia : C a. Dapat mengalami hidrolisa menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas jika ditambahkan dengan air. Reaksi : trigliserida + air → gliserol + free fatty acid b. Mengalami reaksi oksidasi yang menyebabkan bau tengik c. Dapat mengalami reaksi esterifikasi membentuk senyawa ester d. Iod value IV : 53 e. Safonifikasi value SV : 178 f. Unsafonifiable : 0,4 Universitas Sumatera Utara

1.4.2. Bahan Baku Penolong

Bahan baku penolong yang digunakan dalam prarancangan ini adalah sebagai berikut : 1.4.2.1.Detergen Detergen adalah bahan kimia penolong untuk membantu memisahkan fraksi-fraksi dalam CPO menjadi fraksi olein dan fraksi stearin. Detergen merupakan gabungan dari tiga bahan kimia yaitu : a. 0,75 NaLS Natrium Laurit Sulfat b. 1,75 MgSO c. 97,2 H 4 2 1.4.2.2.Degumming O Bahan-bahan degumming adalah tepung CaCO 3 yang berfungsi untuk menghilangkan bau tengik dengan jumlah 0,2 kgton CPO dan H 3 PO 4 1.4.2.3.Bleaching Earth untuk menghilangkan bau lender gumpospholida dengan jumlah 0,1 kgton CPO. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses ini adalah activated carbon yang juga sering dinamakan dengan activated bleaching earth. Fungsinya untuk menghilangkan impurities yang tidak diinginkan dalam minyak dengan sifat-sifat sebagai berikut : a. Bahan penyerap adsorptive material b. Asam berbentuk padat solid acid Universitas Sumatera Utara

1.5. Minyak Kelapa Sawit CPO

Berdasarkan perbedaan titik cairnya, CPO terdiri dari 2 fraksi yaitu olein sebagai fraksi berbentuk cair pada suhu kamar dan stearin sebagai fraksi yang berbentuk padat pada suhu kamar. Menurut Bernandini 1983 stearin pada suhu kamar berbentuk padat dengan titik cair 44,5 - 56°C dan olein pada suhu kamar berbentuk cair dengan titik cair 21,6ºC. Olein merupakan trigliserida yang bertitik cair rendah serta mengandung asam oleat dengan kadar yang lebih tinggi dibanding dengan stearin. Komposisi asam lemak yang terdapat dalam olein merupakan campuran dari golongan asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Standar mutu olein kasar crude palm oil dan olein yang telah dimurnikan refined bleached deodorized olein ditetapkan oleh departemen perdagangan seperti tertera pada tabel berikut : Tabel 1.1. Syarat Mutu Crude Palm Olein Karakteristik Syarat Asam lemak bebas sebagai palmitat, bb maksimum 0,5 Kadar air dan kotoran, bobotbobot maksimum 0,25 Titik lunak, ºC minimum. 24 Sumber : Departemen Perdagangan, 1996

1.6. Minyak OleinRBDPO Refinery Bleached Deodorized Palm Oil