B. Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Mekanisme
Perdagangan KIK-EBA menurut UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Pasar Modal, sebenarnya sama saja dengan pasar-pasar lain pada umumnya yaitu sesuai dengan namanya adalah
tempat berlangsungnya kegiatan jual beli. Yang membedakan pasar modal dengan pasar lainnya adalah objek yang diperjualbelikan di tempat itu.
155
Di pasar modal, sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan diperjualbelikan, perusahaan yang menerbitkan sekuritas ini disebut emiten
sedangkan pihak yang membeli sekuritas berarti menanamkan modalnya di perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Pembeli sekuritas tersebut dinamakan
pemodal atau investor, penerbitan sekuritas disebut emisi. Sekuritas dapat pula disebut efek, sehingga pasar modal disebut juga bursa efek.
Pengertian pasar modal ini, yang dalam terminologi bahasa Inggris disebut Stock Exchange atau Stock Market, adalah : ”An organized market or exchange
where shares stocks are trade” yaitu suatu pasar yang terorganisir di mana berbagai jenis efek-efek diperdagangkan.
156
155
Asril Sitompul, Pasar Modal, Penawaran Umum Permasalahannya, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004, hlm. 2.
156
Ibid. hlm. 3.
Di Indonesia hukum pasar modal berkembang sesuai dengan perkembangan pasar modal itu sendiri. Dan sebagaimana diketahui bahwa
gemerlapnya pasar modal baru dimulai di Indonesia disekitar tahun 1998. Maka sejak itu pulalah hukum pasar modal mulai menampakkan ”taring”nya.
Universitas Sumatera Utara
Puncaknya dan momentum penentu bagi perkembangan pasar modal adalah dengan keluarnya Undang-Undang Pasar Modal, yaitu Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1995, yang terdiri dari 18 bab dan 116 pasal itu. Yang kemudian diikuti oleh banyak sekali peraturan pelaksanaannya.
Salah satu tujuan dari eksistensi Hukum Pasar Modal adalah agar dapat mengamankan investasi dari pihak pemodal. Investasi itu sendiri baru dianggap
aman jika memenuhi unsur-unsur sebagai berikut : 1.
likuidnya efek. 2.
unsur keamanan terhadap pokok prinsipal yang ditanam. 3.
unsur rentabilitas atau stabilitas dalam mendapatkan return of investment.
157
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No 8 Tahun 1995, yang dimaksud dengan Reksadana Mutual Fund adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk kemudian diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.
Dalam hal ini, eksistensi Reksadana sangat membantu pihak investor, terutama pihak investor yang tidak mempunyai banyak waktu atau skill atau tidak
mau pusing-pusing untuk mendalami tetek bengek prosedur dan analisis mengenai pembelian saham dalam pasar modal. Dalam hal demikian, seorang investor
cukup memberikan sejumlah uang untuk dikelola oleh Manajer Investasi yang memang sudah profesional untuk itu.
158
Suatu Reksaana dikatakan sebagai Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif jika reksa dana tersebut menghimpun dana dengan menerbitkan ”Unit
157
Munir Fuady, Op.Cit., hlm. 13.
158
Ibid, hlm. 106.
Universitas Sumatera Utara
Penyertaan” kepada investor untuk selanjutnya dana tersebut diinvestasikan kepada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di Pasar Modal dan Pasar Uang.
Jadi dalam hal ini Reksa Dana tidak menjual saham-saham perusahaan reksa dana tetapi hanya menjual unit penyertaan berdasarkan suatu kontrak investasi kolektif.
Dengan kontrak investasi kolektif dimaksudkan sebagai kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan dimana
Manajer Investasi tersebut diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan
Kolektif. Kontrak Investasi Kolektif hanya dipergunakan untuk Reksa Dana yang bukan berbentuk perseroan.
159
Salah satu bentuk perlindungan yang harus diberikan kepada Investor KIK-EBA adalah terkait dengan bankruptcy remote yaitu perlindungan agar aset
keuangan yang menjadi underlying KIK-EBA tidak dapat dikenakan sita umum sebagai akibat dari adanya pernyataan pailit, terutama jika Bank Kustodian
dinyatakan pailit. Untuk jenis transaksi pass-troughtrue sale dimana kepemilikan tagihan beralih menjadi sepenuhnya milik investor dan kemudian dicatatkan atas
nama Bank Kustodian, perlindungan tersebut dimungkinkan mengingat bahwa dalam Pasal 44 ayat 3 Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
menyatakan bahwa
160
159
Ibid, hlm. 108.
160
Pasal 44 ayat 3 Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
efek yang disimpan atau dicatat dalam rekening efek Kustodian bukan merupakan bagian harta kustodian tersebut, sehingga jika suatu
saat Bank Kustodian dipailitkan, maka underlying KIK-EBA tersebut harus
Universitas Sumatera Utara
dikeluarkan dari boedel pailit, mengingat bank kustodian bertindak untuk kepentingan investor.
161
Akan tetapi dalam transksi pay-throughwith recourse dimana tidak terjadi perpindahan kepemilikan secara sempurna sehingga kepemilikan tagihan secara
hukum tetap berada ditangan originator, apakah bankruptcy remote tetap berlaku jika originator dinyatakan pailit dan tagihan tersebut masuk menjadi boedel pailit.
Jika hal tersebut terjadi tentunya akan merugikan investor.
162
Adanya perlindungan hukum bagi investor sebagaimana disebutkan di atas merupakan konsekuensi logis kalau pasar modal ingin tetap bergairah. Oleh
karena itu, hukum pasar modal harus memberikan porsi yang memadai terhadap perlindungan investor. Perlindungan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
melalui mekanisme transparansi informasi full disclosure principle, dan melalui aturan yang mencegah manipulasi pasar termasuk larangan untuk melakukan
insider trading.
163
C. Kedudukan Hukum Pemegang Unit Penyertaan KIK EBA dalam