Kedudukan Hukum Pemegang Unit Penyertaan KIK EBA Atas Aset

4 sertifikat hak atas tanah yang menjadi objek hak tanggungan. Apabila dalam peralihan piutang untuk mana diterbitkan asset backed securities, selama belum diatur lain oleh peraturan khusus lainnya, maka prosedur pendaftaran dan pencatatan sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Hak Tanggungan haruslah dipenuhi. 131

B. Kedudukan Hukum Pemegang Unit Penyertaan KIK EBA Atas Aset

Yang Merupakan Jaminan Kebendaan Atas Piutang Kreditur Originator Dalam KIK-EBA yang dijual atau dialihkan oleh originator adalah sejumlah aset keuangan tagihan milik originator kepada investor secara kolektif, dimana investor diwakili oleh Bank Kustodian, yang kemudian mendaftarkan aset tersebut atas nama Bank Kustodian. Dengan demikian ”legal title” atas aset tersebut beralih dan ”menjadi milik” bank kustodian yang menerimanya sebagai wakil dari para investor untuk selanjutnya dikelola oleh manajer investasi. Akan tetapi walaupun aset keuangan tersebut terdaftar atas nama Bank Kustodian segala manfaat ekonomis atas aset keuangan tersebut menjadi hak sepenuhnya investor, hal tersebut tentunya yang harus dinyatakan secara tegas dalam kontrak yang akan dibuat nantinya. Dari peralihan legal title atas aset keuangan yang terjadi dalam KIK-EBA sangat mirip dengan peralihan legal title yang terjadi di negara-negara yang menganut sistem hukum common law akan tetapi tidak dikenal di Negara yang 131 Ibid. Universitas Sumatera Utara menganut sistem hukum eropa kontinental seperti di Indonesia, dimana Bank Kustodian menerima pengalihan suatu aset dan mendaftarkan atas namanya untuk kepentingan sekelompok orang. Walaupun sistem tersebut sudah diatur dalam Pasal 56 Undang-undang Pasar Modal terutama dalam penerbitan Reksadana yang sudah terlebih dahulu ada, akan tetapi apakah sistem tersebut sudah dapat diterima oleh masyarakat secara keseluruhan, tentunya hal tersebut masih perlu dibuktikan. 132 Beberapa prinsip hukum jaminan sebagaimana yang diatur oleh ketentuan- ketentuan KUH Perdata adalah sebagai berikut: 133 1. Kedudukan Harta Pihak Peminjam Pasal 1131 KUH Perdata 134 Ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata yang dicantumkan sebagai klausul dalam perjanjian kredit bila ditinjau dari isi materi perjanjian, disebut sebagai isi yang naturalia. Klausul perjanjian yang tergolong sebagai isi yang naturalia merupakan klausul fakultatif, artinya bila dicantumkan mengatur tentang kedudukan harta pihak peminjam, yaitu bahwa harta pihak peminjam adalah sepenuhnya merupakan jaminan tanggungan atas utangnya. Pasal 1131 KUH Perdata menetapkan bahwa semua hata pihak peminjam, baik yang berupa harta bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari merupakan jaminan atas perikatan utang pihak peminjam. 132 Ishwahjudi A. Karim, Op.Cit., hlm. 3. 133 M. Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008, hlm. 9-11. 134 Pasal 1131 KUH Perdata Universitas Sumatera Utara sebagai isi perjanjian akan lebih baik, tetapi bila tidak dicantumkan, tidak menjadi masalah kecacatan perjanjian karena hal klausul yang seperti demikian sudah diatur oleh ketentuan hukum yang berlaku. 2. Kedudukan Pihak Pemberi Pinjaman Bagaimana kedudukan pihak pemberi pinjaman terhadap harta pihak peminjam dapat diperhatikan dari ketentuan Pasal 1132 KUH Perdata. Berdasarkan ketentuan Pasal 1132 KUH Perdata 135 a. yang mempunyai kedudukan berimbang sesuai dengan piutang masing-masing; dan dapat disimpulkan bahwa kedudukan pihak pemberi pinjaman dapat dibedakan atas dua golongan, yaitu : b. yang mempunyai kedudukan didahulukan dari pihak pemberi pinjaman yang lain berdasarkan suatu peraturan perundang- undangan. Pihak pemberi pinjaman yang mempunyai kedudukan didahulukan lazim disebut sebagai kreditor preferen dan pihak pemeberi pinjaman yang mempunyai hak berimbang disebut sebagai kreditor konkuren. Kedudukan sebagai kreditor yang mempunyai hak didahulukan juga ditetapkan oleh ketentuan UU No. 4 Tahun 1996 mengenai Hak Tanggungan dan ketentuan UU No. 42 Tahun 1999 mengenai Jaminan Fidusia. 135 Pasal 1132 KUH Perdata. Universitas Sumatera Utara Jaminan Perorangan penanggungan borchtoght dapat berupa jaminan pribadi maupun jaminan perusahaan. Pasal 1820 KUH Perdata menyebutkan bahwa penanggungan adalah persetujuan dengan mana seorang pihak ketiga guna kepentingan yang berhutang debitor mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan yang berhutang apabila ia tidak memenuhi. Sifat sukarela dari pihak ketiga ternyata dalam ketentuan Pasal 1823 KUH Perdata dan penanggungan tidak dipersangkakan tetapi harus dinyatakan secara tegas ternyata dari ketentuan Pasal 1824 KUH Perdata. Dalam pengertian tersebut terdapat unsur-unsur penanggungan hutang adalah: 136 1. adanya hubungan hutang-piutang antara kreditor dan debitor; 2. disepakatinya persetujuan penangggungan hutang dengan masuknya pihak ketiga penangung dalam hubungan hukum tersebut; 3. penanggung menyatakan kesanggupannya untuk memenuhi perikatan debitur jika debitur cidera janji. Hubungan hukum para pihak dalam KIK-EBA adalah: 137 136 Fennieka Kristianto, Kewenangan Menggugat Pailit Dalam Perjanjian Kredit Sindikasi Seri Hukum Bisnis, Jakarta: Minerva Athena Pressindo, 2009, hlm. 28-29. 1. Hubungan hukum antara Kreditur Awal Originator dan Debitur Obligor adalah perjanjian utang piutang perjanjian kredit secara umum. 137 http:www.adln.lib.unair.ac.idgo.php?id=gdlhub-gdl-s1-2006- irawaticin2288width=400PHPSESSID=eb305c82ee9ec23f0c350f599b8559e2 , diakses pada tanggal 15 Januari 2010. Universitas Sumatera Utara 2. Hubungan hukum antara Kreditur Awal Originator dan Special Purpose Vehicle SPV adalah perjanjian pengalihan piutang melalui suatu perjanjian jual beli aset keuangan tagihan. 3. Hubungan hukum antara Special Purpose Vehicle SPV dan Debitur Obligor adalah perjanjian pengalihan piutang. 4. Hubungan hukum antara Kreditur Awal Originator dan Penyedia Jasa Servicer adalah perjanjian pemberian kuasa. 5. Hubungan hukum antara Special Purpose Vehicle SPV dan KIK EBA adalah perjanjian pengalihan piutang melalui perjanjian jual beli. 6. Hubungan hukum antara KIK-EBA dan Debitur Obligor adalah perjanjian pengalihan piutang secara cessie. 7. Hubungan hukum antara KIK-EBA dan Investor adalah perjanjian jual beli. 8. Hubungan hukum antara Investor dan Debitur Obligor terjadi karena Undang-undang. Perlindungan hukum yang diberikan terhadap pemegang EBA adalah: 138 a. Sebelum melakukan penawaran umum, Manajer Investasi dalam hal ini berdasarkan KIK-EBA diwajibkan menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam, yang di dalamnya disertakan Prospektus sebagai pemenuhan Prinsip Keterbukaan secara penuh Full Disclosure. 1. Perlindungan hukum preventif : 138 Ibid. Universitas Sumatera Utara b. Para pihak yang terlibat dalam penerbitan EBA, dalam menyelenggarakan kegiatan di bidang Pasar Modal harus mendapatkan izin usaha terlebih dahulu dari Bapepam. 2. Perlindungan hukum represif : Terhadap adanya pelanggaran dan kejahatan dalam Pasar Modal berkaitan dengan penerbitan EBA, maka Bapepam dapat memberikan sanksi administratif. Perlindungan hukum represif lain yang diberikan oleh pemerintah adalah dengan penerapan sanksi, baik sanksi pidana maupun sanksi perdata. Untuk sebagian asset yang berupa benda tidak bergerak ketentuan dapat dimasukkan ke dalam ketentuan Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan. Undang-Undang Hak Tanggungan dengan tegas mengakui sifat assesoir dari hak tanggungan tersebut. Dalam Pasal 16 Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 ditentukan bahwa manakala piutang terhadap mana hak tanggungan diberikan, maka jika terjadi peralihan piutang dengan cara cessie, subrogasi, pewarisan atau sebab-sebab lain seperti merger, maka hak tanggungan tersebut ikut juga beralih ”demi hukum” kepada kreditur yang baru. Hanya saja Undang- undang Hak Tanggungan mensyaratkan bahwa peralihan hak tanggungan tersebut harus dipenuhi syarat admnistratif berupa pendaftaran oleh kreditur yang baru kepada kantor pertanahan. 139 139 Yunus Edward Manik, Op.Cit., hlm. 22. Universitas Sumatera Utara Menurut Pasal 16 ayat 3 dari Undang-Undang Hak Tanggungan, Kantor Pertanahan dalam hal ini bertugas untuk mencatat peralihan hak tanggungan tersebut dalam : 1 buku tanah hak tanggungan; 2 buku hak atas tanah yang menjadi objek hak tanggungan; 3 sertifikat hak tanggungan, dan 4 sertifikat hak atas tanah yang menjadi objek hak tanggungan. Apabila dalam peralihan piutang untuk mana diterbitkan asset backed securities, selama belum diatur lain oleh peraturan khusus lainnya, maka prosedur pendaftaran dan pencatatan sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Hak Tanggungan haruslah dipenuhi. 140 140 Ibid. Universitas Sumatera Utara BAB IV AKIBAT HUKUM PEMEGANG UNIT PENYERTAAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET ASSET BACKED SECURITIES DALAM KEPAILITAN ORIGINATOR

A. Akibat Hukum Terhadap Aset Yang Disekuritisasi Apabila Terjadi