Proses Sekuritisasi Dalam KIK-EBA

Bentuk dan jenis credit enhancement dapat berbeda-beda, bergantung pada jenis EBA yang diterbitkan. Berdasarkan sumbernya, dapat dibedakan menjadi : credit enhancement yang bersumber dari piutangnya sendiri internal credit enhancement dan credit enhancement yang berasal dari jaminan pihak ketiga external credit enhancement. h. Credit Rating Agency adalah perusahaan yang melakukan penilaian terhadap kualitas piutang-piutang yang dijual dan dijadikan dasar bagi penerbitan EBA. Dalam praktik dikenal beberapa lembaga yang melaksanakan kegiatan penilaian ini. Lembaga-lembaga itu anatar lain: Moody’s, SP, Fitch IBCA, Duff Phelps. 84 i. Investor.

2. Proses Sekuritisasi Dalam KIK-EBA

Secara umum, Instrumen EBA merupakan salah satu bentuk Sekuritisasi Aset dalam pasar keuangan. Sekuritisasi aset adalah suatu proses transformasi aset keuangan yang tidak likuid menjadi dana yang likuid dengan menerbitkan efeksurat berharga kepada prospektif investor yang dijamin oleh aset finansial. Tujuan dari sekuritisasi aset adalah untuk meningkatkan kemampuan likuiditas Kreditur Awal dan memberikan hasil investasi dalam bentuk bunga bagi para investor. 85 84 Ibid. hlm. 338. 85 http:www.optimainvestama.comartikelSekuritisasi Aset.pdf , diakses pada tanggal 19 November 2009. Universitas Sumatera Utara Black’s Law Dictionary, 7th edition memberikan definisi mengenai sekur itisasi, yaitu sebagai berikut. 86 Securitization-is the process of homogenizing and packaging financial instruments into a new fungible one. Acquisition, classification, collateralization, composition, pooling and distribution are functions within this process. 87 Securitization, menurut Dictionary of Financial Risk Management, adalah: 88 Menurut Peraturan Presiden No. 19 Tahun 2005 tentang Perusahaan Sekunder Perumahan, pengertian sekuritisasi dalam Pasal 1 huruf 14 adalah: The process of converting assets which would normally serve as collateral for a bank loan into securities which are more liquid and can be traded at a lower cost than the underlying assets. The largest category of securitized assets is real estate mortgage loans which serve as collateral for mortgage-backed securities. 89 86 Black’s Law Dictionary 7 th edition dikutip dari buku Gunawan Widjaja dan E. Paramitha Sapardan, Asset Securitization Pelaksanaan SMF di Indonesia Seri Aspek Hukum Dalam Pasar Modal, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006, hlm 9. “transformasi asset yang tidak likuid menjadi likuid dengan cara pembelian aset keuangan dari kreditor asal dan penerbitan Efek Beragun Aset.” 87 http:www.vinodkothari.com , securitization glossary, dikutip dari Ibid. 88 Ibid., hlm. 208. 89 Pasal 1 huruf 14 Peraturan Presiden No. 19 Tahun 2005 tentang Perusahaan Sekunder Perumahan. Universitas Sumatera Utara Ini berarti sekuritisasi aset terjadi atau dilaksanakan melalui suatu transformasi dari asset-aset keuangan berupa piutangtagihan yang tidak dapat segera diubah menjadi dana yang likuid dengan cara kreditor asal melepaskan kepemilikannya, di mana transformasi tersebut dilakukan dengan cara menerbitkan efek yang dapat dijual marketable securities kepada investor dengan dijamin oleh aset keuangan yang bersangkutan. Sekuritisasi aset menurut Peraturan Bank Indonesia No. 74PBI2005, dalam Pasal 1 butir 2 adalah: 90 Menurut pengertian Peraturan BI tersebut, sekuritisasi adalah suatu kegiatan sekuritisasi penerbitan surat berharga, yang dimulai dengan kegiatan pengalihan suatu aset keuangan dari kreditor asal originator, yaitu piutang- piutang yang dijamin dengan hak agunan Peraturan Presiden No. 19 Tahun 2005, Pasal 1 huruf 2 oleh suatu lembaga yang disebut dengan nama issuer, yang diakhiri dengan penjualan surat berharga yang dapat diperdagangkan, yang diterbitkan oleh issuer tersebut kepada pihak investor. Hasil penjualan surat berharga tersebut itulah yang dipergunakan untuk membeli piutang-piutang milik “Penerbitan surat berharga oleh penerbit Efek Beragun Aset yang didasarkan pada pengalihan aset keuangan dari kreditor asal yang diikuti dengan pembayaran yang berasal dari hasil penjualan Efek Beragun Aset kepada pemodal.” 90 Pasal 1 butir 2, Peraturan Bank Indonesia No. 74PBI2005 tentang Prinsip Kehati- hatian Dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset Bagi Bank Umum. Universitas Sumatera Utara kreditor asal originator, sebagai dasar terjadinya peralihan hak milik dari piutang-piutang tersebut dari originator kepada issuer. Pada saat ini, sekuritisasi di dunia telah berkembang pesat. Aset yang dapat disekuritisasi tidak hanya terbatas pada aset keuangan, namun telah meluas pada aset lainnya seperti pesawat terbang, bangunan dan disisi lain telah pula diterapkan sekuritisasi atas resiko, seperti resiko asuransi, resiko cuaca dan lain sebagainya. Pembentukan efek beragun aset sebagaimana proses sekuritisasi lazimnya merupakan suatu proses pembentukan efek, yang merupakan instrumen pasar modal, dari sekumpulan aset yang biasanya merupakan aset keuangan dan beupa tagihanyang nantinya secara legal akan berada di bawah pengendalian pemegang efek beragun aset investor yang diwakili oleh suatu Special Purpose Vehicle, di Indonesia dalam bentuk kontrak investasi kolektif. Pengembalian atas investasi dalam efek beragun aset berasal dari likuidasi atas sekumpulan aset yang menjadi jaminan asal pembentukannya, yang dapat juga berasal dari peningkatan kredit credit enhancement yang disediakan baik secara internal maupun eksternal. 91 91 Tim Studi Perdagangan Efek Beragun Aset, Op.Cit., hal. 9-10. Universitas Sumatera Utara Secara sederhana proses sekuritisasi aset dapat dijelaskan dalam gambar berikut di bawah ini: 92 1. Originator menawarkan aset tidak likuid beupa piutang-piutang jangka menengah atau panjang kepada issuer. 2. Issuer melakukan repackaging piutang-putang tersebut untuk ditawarkan kepada investor. 3. Issuer mengundang underwriter untuk melakukan penjajakan penjualan ABS atau EBA kepada investor. 4. Credit rating akan menilai peringkat piutang-piutang yang akan dijual oleh originator kepada issuer. 5. Credit enhancement dilakukan untuk menentukan harga dan jenis atau macam proses sekuritisasi yang akan ditempuh. 6. Investor membayar kepada issuer atas pembelian atau pemesanan ABS atau EBA yang diterbitkan oleh issuer. 92 Gunawan Widjaja dan E. Paramitha Sapardan, Op.Cit., hlm. 37. Originator Underwriter Trusts SPV Conduit Credit Enhancement Investor Credit Rating Universitas Sumatera Utara 7. Issuer membayar jumlah uang yang diterima dari investor kepada originator dengan kontra prestasi penyerahan hak milik atas piutang tersebut dari originator kepada issuer. Piutang-piutang tersebut akan menjadi milik bersama investor dalam pass-through securities yang diterbitkan oleh trusts maupun jaminan pemenuhan kewajinan issuer dalam pay-through securities yang diterbitkan oleh SPV. 93 8. Originator yang juga berfungsi sebagai servicer, setelah melakukan ”collection” piutang yang telah jatuh tempo dan dibayarkan oleh debitor pokok menyerahkan hasil collection tersebut kepada issuer. 9. Issuer selanjutnya menyerahkan hasil yang diperoleh dari servicer kepada investor, baik secara langung pada saat ia menerima pembayaran dari servicer dalam pass-through securities, atau pada saat ABS atau EBA jatuh tempo dalam pay-through securities. Dalam aktivitas Sekuritisasi Aset, Bank dapat melakukan fungsi-fungsi sebagai Kreditur Asal, Penyedia Kredit Pendukung, Penyedia Fasilitas Likuiditas, Penyedia Jasa, Bank Kustodian, dan atau Pemodal. Bank yang berfungsi sebagai Kreditur Asal dan atau Penyedia Jasa tidak dapat bertindak sebagai Bank Kustodian 93 Ibid., hlm. 38. Universitas Sumatera Utara Bagan sekuritisasi dan fungsi Bank, sesuai PBI, dapat dilihat sebagai berikut: 94 Efek Beragun Aset EBA adalah surat berharga yang diterbitkan oleh penerbit berdasarkan aset keuangan yang dialihkan oleh kreditur asal. Kredit Pendukung Credit Enhancement, adalah fasilitas yang diberikan kepada Penebit untuk meningkatkan kualitas aset keuangan yang dialihkan dalam rangka pembayaran kepada Pemodal. Fasilitas Likuiditas Liquidity Facility, adalah fasilitas talangan yang diberikan kepada Penerbit untuk mengatasi mismatch pembayaran kepada Pemodal. 94 http:edratna.wordpress.com20090322sekilas-mengenal-apa-yang-dimaksud-dengan- sekuritisasi , diakses pada tanggal 14 Desember 2009. Universitas Sumatera Utara Penyedia Jasa Servicer, adalah pihak yang menatausahakan, memproses, mengawasi, dan melakukan tindakan2 lainnya dalam rangka mengupayakan kelancaran arus kas aset keuangan, yang dialihkan kepada Penerbit sesuai perjanjian antara pihak tsb dengan Penerbit, temasuk memberikan peringatan kepada Reference Entity, apabila terjadi keterlambatan pembayaran, melakukan negosiasi dan menyelesaikan tuntutan. Bank Kustodian, adalah Bank yang memberikan Jasa penitipan EBA dan harta serta jasa lain yang berkaitan dengan Sekuritisasi Aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemodal investor, adalah pihak yang membeli EBA. Adapun manfaat dari adanya proses sekuritisasi ini adalah : 95 1. Bagi Industri Perbankan dan Pembiayaan a. Sumber pendanaan KPR jangka panjang b. Mengurangi resiko kredit atas KPR c. Diversifikasi sumber pendanaan dengan memperoleh dana dari Pasar Modal, dan d. mengatasi mismatch antara aset dan liabilities 2. Bagi Pemodal a. Alternatif investasi pada surat berharga yang menawarkan : 1 Rating terbaik, Tenor Jangka Panjang dan Aman. 95 http:www.dayamandiri.co.idimagesuploadFileOVERVIEW20- 20EBA_120109.pdf , diakses pada tanggal 3 Januari 2010. Universitas Sumatera Utara 2 Minimum resiko dengan cara antara lain pemilihan KPR yang hanya berkualitas dan diversifikasi wilayah originasi KPR b. Mendapat imbal hasil yang menarik c. Kontribusi langsung kepada sektor riil secara umum dan sektor perumahan secara khusus 3. Bagi Pemerintah dan Perekonomian a. tersedianya sumber pendanaan yang menunjang pertumbuhan sektor industri perumahan b. stimulus pertumbuhan perumahan yang layak dan terjangkau c. meningkatkan efisiensi pasar primer perumahan dan institusi terkait. Ada beberapa alasan mengapa perusahaan-perusahaan tertentu memilih untuk mencari dana melalui pola sekuritisasi aset antara lain: 96 a. Biaya finansial yang sangat rendah, maksudnya adalah cukup dengan menggunakan aset yang dimiliki, perusahaan dapat melakukan penjualan efek dengan kualitas kredit yang tinggi dibandingkan dengan nilai perusahaan tersebut. b. Penghematan modal. Apabila dikaitkan dengan pembatasan hutang perusahaan khususnya bagi lembaga keuangan, oleh ketentuan pasar modal, maka transaksi dengan pola penjualan aset true sale dalam sistem 96 Lederman 1996: 5, dikutip dari Yunus Edward Manik, Op.Cit. hlm. 20. Universitas Sumatera Utara akutansi dapat mengurangi kebutuhan untuk kebutuhan modal yang besar higher cost equity. c. Pendanaan strategi pendanaan yang sesuai. Dengan sekuritisasi efek perusahaan dapat manawarkan pola, jangka waktu dan harga dasar atas efek tersebut. d. Pendapatan. Apabila konsep sekuritisasi adalah penjualan aset true sale, penerbit atau penjual diperbolehkan untuk mengetahui, sesuai prinsip standard akutansi GAAP keuntungan atau kerugian penjualan aset tersebut diperhitungkan dengan nilai saat ini present value dan ekspektasi nilai yang akan datang. Dari sisi investor ada beberapa manfaat yang didapatkan melalui pembelian instrumen ini yakni: 97 a. Sebagai alternatif pendanaan jangka panjang 3-10 tahun KIK EBA lebih menarik bagi investor dibanding surat utang lain, seperti obligasi dan promes, karena didukung dengan aset yang likuid dengan resiko yang relatif kecil. b. Meski originator penerbit bangkrut, tagihannya tetap ada. Ini berbeda dari pemebeli obligasi atau promes, yang akan kehilangan dananya kalau perusahaan yang bersangkutan bangkrut. Dari sisi investor, penerbitan efek ini dapat memberikan wacana baru dan memperluas perbendaharaan jenis instrumen investasi yang ada di pasar modal. 97 Personal Corporate Finance edisi 2 : hal 13, dikutip dari Ibid. Universitas Sumatera Utara Yang pasti, investor dapat lebih mendiversifikasikan portofolionya guna meningkatkan return dengan batasan risiko tertentu yang dapat ditoleransi. 98

3. Badan Hukum Penerbit KIK-EBA