Perilaku Kontak Inisiatif Gendong Induk dan Anak Orangutan Pada Saat Menyusui

Gambar 4.22 Grafik Persentase Perilaku Kontak Inisiatif Induk dan Anak Orangutan Disaat Bermain dengan yang Lain Berdasarkan Gambar 4.22 Suma dan Minah lebih berinisiatif melepaskan anaknya dari gendongan IIL dengan memperhatikan setiap kontak yang terjadi antara anak mereka dengan individu lain. Perbedaan terjadi di pasangan Pesek-Wati yang tidak ditemukan persentase IIL. Hal ini dimungkinkan karena tingginya inisiatif lepas anak pada Wati 64,28 sehingga tanpa ada inisiatif induk lepas, Wati lebih dulu sudah mendekati dan bermain dengan individu lain. Ditambah lagi Wati tidak memilih teman untuk bermain baik dengan remaja betinajantan, sesama kanak-kanak, dengan bayi Suma bahkan dengan induk orangutan dewasa sekalipun. Berdasarkan uji Friedman diperoleh hasil berbeda nyata P = 0,003 pada perilaku kontak inisiatif untuk ketiga anak orangutan, kemudian uji dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney dan diperoleh hasil berbeda nyata IAG dan IAL P = 0,001 untuk Sumi-Cathrine, hal ini dikarenakan Cathrine memiliki keinginan bermain dengan anak orangutan lain begitu juga dengan Sumi, namun Suma tidak pernah melepaskan Sumi dari gendongannya untuk dapat bermain dengan yang lain kecuali ketika di atas sarang. Untuk Cathrine-Wati memiliki perilaku kontak inisiatif yang sama saat bermain dengan yang lain, yang menunjukkan tidak adanya perbedaan pada IAG, IIG, IAL dan IIL.

4.5.5 Perilaku Kontak Inisiatif Gendong Induk dan Anak Orangutan Pada Saat Menyusui

10 20 30 40 50 60 70 Suma-Sumi Minah-Cathrine Pesek-Wati P e r se n ta se Kontak Inisiatif Pada Saat Bermain dengan yang Lain IAG IIG IAL IIL Keterangan: IAG : Inisitif Anak Gendong IIG : Inisiatif Induk Gendong IAL : Inisiatif Anak Lepas IIL : Inisiatif Induk Lepas Universitas Sumatera Utara Persentase kontak Inisiatif Induk Gendong saat menyusui tertinggi ditemukan untuk pasangan individu Suma-Sumi 100. Hal ini dikarenakan Sumi belum bisa mengambil makanan sendiri sehingga kebutuhan pakannya sepenuhnya berasal dari induk. Terlihat dalam keseluruhan aktivitas Sumi sepenuhnya bersama induk dan sedikit waktu terlepas dari Suma. Amda 2009 menjelaskan bahwa semakin bertambah umur anak, maka inisiatif induk untuk menyusui anak semakin berkurang. Untuk lebih jelasnya inisiatif induk gendong saat Menyusui dapat dilihat pada Gambar 4.23 berikut. Gambar 4.23 Grafik Persentase Perilaku Kontak Inisiatif Induk dan Anak Orangutan Disaat Menyusui Berdasarkan Gambar 4.23 di atas, ditemukan IAG pada saat menyusui terbesar adalah Cathrine 66,67 yang berbeda sedikit dengan Wati 61,90 tetapi berbeda jauh dengan Sumi 0,00. Hal ini dikarenakan ketika menyusui Wati dan Cathrine langsung menaiki tubuh induk serta langsung menghisap puting susu induk, berbeda dengan Sumi Gambar 4.24 yang harus diarahkan Suma untuk menghisap puting susunya sehingga dibutuhkan waktu dan kondisi yang cocok untuk menyusui. Gambar 4.24 Anak Orangutan Sumi Sedang Disusui Induk 20 40 60 80 100 Suma-Sumi Minah-Cathrine Pesek-Wati P e r se n ta se Kontak Inisiatif Pada Saat Menyusui IAG IIG IAL IIL Keterangan: IAG : Inisitif Anak Gendong IIG : Inisiatif Induk Gendong IAL : Inisiatif Anak Lepas IIL : Inisiatif Induk Lepas Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uji Friedman diperoleh hasil yang berbeda sangat nyata P = 0,002 terhadap ketiga pasangan individu pada perilaku kontak inisiatif gendong induk dan anak orangutan disaat menyusui. Hal ini dikarenakan Sumi yang masih muda membutuhkan bantuan induk saat menyusui sedangkan Cathrine dan Wati melakukannuya sendiri tanpa bantuan dari induknya. Menurut Hendras 1986 dalam Amda 2009 menjelaskan bahwa terdapat perbedaan frekuensi menyusu pada anak di bawah umur 2 tahun dan di atas 2 tahun. 4.6 Perilaku Makan Anak ketika Induk Makan Perilaku makan anak teramati ketika induk makan sesuatu. Anak yang sudah mahir bergerak biasanya akan mendekati induk, mengamati gerakan mulutnya bahkan memegang dan membuka mulut induk untuk memastikan apa yang sedang dimakan induknya. Selanjutnya anak berinisiatif sendiri untuk makan bersama Co-Feedeing, hand to hand HTH, hand to mouth HTM, mouth to hand MTH, dan mouth to mouth MTM atau memilih aktivitas lain seperti bermain atau istirahat. Untuk makan bersama di pohon sama dengan sumber pakan yang sama pula Co- Feeding persentase tertinggi didapatkan pada Pesek-Wati sebesar 89,94 berbeda sedikit dengan Minah-Cathrine sebesar 83,38 yang sudah mampu bergerak dengan leluasa dan berbeda jauh untuk Suma-Sumi yang tidak pernah makan pada pohon yang sama Gambar 4.25. Hal ini di mungkinkan tubuh Sumi yang masih kecil dan umur yang masih muda. Sehingga ketika berada pada pohon pakan Sumi hanya sanggup berpegangan di tubuh induk sedangkan Wati dan Cathrine sudah dapat memilih buah yang dimakan induk untuk dia makan juga. Menurut Galdikas 1986 dalam Yuliarta 2009 menyatakan bahwa anak orangutan jantan atau betina umur 0-4 tahun biasanya berpegangan pada induknya saat di pohon dan masih menyusu pada induknya. Universitas Sumatera Utara Keterangan Co-Feeding : makan bersama HTH : dari tangan ke tangan hand to hand HTM : dari tangan ke mulut hand to mouth MTH : dari mulut ke tangan mouth to hand MTM : dari mulut ke mulut mouth to mouth Gambar 4.25 Grafik Persentase Perilaku Makan Anak Orangutan Ketika Induk Makan Berdasarkan Gambar 4.25 diatas untuk HTH, HTM dan MTM persentase tertinggi adalah individu Suma-Sumi dengan persentase masing-masing 11,11, 44,44 dan 44,44. Hal ini terjadi karena Sumi jarang diberikan makanan langsung oleh Suma karena Suma tidak pernah ditemukan memberikan bagian ke Sumi. Untuk itu sumi berusaha menggapai makanan dari pegangan atau mulut induk yang terkadang tinggal kulit saja. Melihat keadaan ini Suma lebih berinisiatif memberikan makanan kepada Sumi lewat mulutnya. Berdasarkan uji Friedman dieroleh hasil berbeda sangat nyata P = 0,000 pada perilaku makan anak orangutan ketika induk makan, yang kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney dan diperoleh hasil bahwa Sumi-Cathrine dan Sumi-Wati berbeda sangat nyata pada Co-Feeding P = 0,000. Hal ini disebabkan hanya Wati dan Cathrine yang sudah mampu bergerak sendiri dan makan apa yang dimakan oleh induk, misalnya buah Kecing Arthocarphus sp yang diambil anak ketika induk memakannya juga. Untuk HTM juga berbeda nyata P = 0,004 antara Sumi-Cathrine, dikarenakan ketika adanya pakan dimulut induk, Cathrine biasanya langsung mengambil sedangkan Sumi menunggu Suma memberikannya. 20 40 60 80 100 P e r se n ta se Makan Anak Ketika Induk Makan Suma-Sumi Minah-Cathrine Pesek-Wati Universitas Sumatera Utara

4.7 Proporsi Mendekat-Menjauh

Dokumen yang terkait

Pendugaan Produktivitas Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) pada Kawasan Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera (PPOS), Bukit Lawang

1 40 84

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

2 43 101

Perilaku Harian Anak Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Akibat Adanya Aktivitas Manusia Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser

4 48 80

Pola Makan Induk Orangutan (Pongo abelii) Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Desa Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara

0 19 60

Perilaku Harian Ibu Dan Anak Orangutan (Pongo abelii) Di Ekowisata Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat

2 32 71

Estimasi Kepadatan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Jumlah Sarang Di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

0 37 81

Studi Perilaku Menyimpang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Betina Dewasa Semi Liar di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara

2 11 68

PREFERENSI PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (PONGO ABELII LESSON) PADA WAKTU TIDAK MUSIM BUAH DI PUSAT PENGAMATAN ORANGUTAN SUMATERA (PPOS) BUKIT LAWANG TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER, SUMATERA UTARA.

6 33 20

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 28

Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur Dan Komposisi Vegetasi Hutan Di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 18