5. Metode Penulisan
Dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan metode penulisan sesuai dengan sistematika penulisan yang ada pada Buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012.
G. Sistematika Penulisan
Hasil penelitian yang diperoleh setelah dilakukan analisis kemudian disusun dalam bentuk laporan akhir dengan sistematika penulisannya sebagai
berikut : BAB I
PENDAHULUAN Pendahuluan yang berisi uraian tentang Latar Belakang
Permasalahan, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Review Kajian Terdahulu,
Kerangka Teoritis dan Konseptual, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN
UMUM TENTANG
JAMINAN DALAM
PERJANJIAN KREDIT Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Kredit, Tinjauan Umum
tentang Jaminan, Pengikatan Jaminan Kredit, Hubungan Perjanjian Kredit dengan Jaminan.
BAB III TANGGUNGJAWAB
DEBITUR ATAS
MUSNAHNYA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT
Dalam bab ini dibahas mengenai Tinjauan Umum tentang Jaminan Fidusia, Definisi Musnahnya Benda Jaminan dalam Perjanjian
Kredit, dan Pengaturan tentang Tanggung Jawab Debitur atas Benda Jaminan yang Musnah dalam Perjanjian Kredit.
BAB IV ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR
2914KPdt2001 Pada bab ini akan dibahas mengenai Studi Putusan MA No.
2914KPdt2001, Analisis Putusan MA No. 2914KPdt2001, dan Perlindungan Hukum bagi Para Pihak atas Musnahnya Benda
Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Kredit. BAB V
PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan
dan disertakan pula saran-saran sebagai rekomendasi berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN DALAM
PERJANJIAN KREDIT A.
Perjanjian Kredit 1.
Pengertian Perjanjian Kredit
Secara umum dapatlah dikatakan bahwa suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seseorang lain atau dimana dua
orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dari peristiwa itu timbullah suatu hubungan antara dua orang yang dinamakan perikatan
antara dua orang yang membuatnya. Dalam bentuknya perjanjian itu berupa suatu rangkaian kata-kata yang mengandung janji-janji atau kesanggupan
yang diucapkan atau ditulis.
1
Antara bagian umum dan bagian khusus ini ada hubungannya satu sama lain, yaitu suatu hubungan dimana asas-asas bagian umum dari
perikatan berlaku juga bagi perjanjian tertentu sebagaimana yang tercantumdiisyaratkan dalam Pasal 1320 KUHPerdata yang menentukan
syarat-syarat sahnya suatu perjanjian. Dalam hukum perjanjian yang didasarkan pada KUHPerdata berlaku suatu asas yang dinamakan asas
konsensualisme yang artinya bahwa perjanjian itu sudah sah dan mengikat apabila kedua belah pihak sudah sepakat mengenai hal yang pokok dan
tidak diperlukan suatu formalitas. Asas konsensualisme yang terdapat dalam
1
R.Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: PT. Intermasa, 1985, hal.25.
16