Pengertian Jaminan Fidusia Jaminan Fidusia
maupun penjamin pihak ketiga tidak dimungkinkan atas benda yang menjadi objek jaminan fidusia. Sedangkan syarat bagi sahnya jaminan
fidusia adalah bahwa pemberi fidusia mempunyai hak kepemilikan atas benda yang dijadikan objek jaminan fidusia pada waktu ia memberi
jaminan fidusia. b.
Objek Jaminan Fidusia Dalam hukum Islam diatur mengenai benda yang menjadi objek
jaminan fidusia, tertulis dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
اواًميق ُل َا لعج ِلا ُلاوماءآهفسلا اوتؤتاو اْف ُوق
...
: ءاسنلا
Artinya: “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta mereka yang ada dalam
kekuasaanmu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan... ”. An-
Nisa ayat 5. Ayat diatas mengatur tentang kejelasan benda yang menjadi objek
jaminan fidusia, sedangkan objek jaminan fidusia diatur secara lebih rinci dalam Pasal 1 butir 4 UUF yaitu segala sesuatu yang dapat
dimiliki dan dialihkan, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang terdaftar maupun tidak terdaftar, yang bergerak maupun
yang tidak bergerak yang tidak dapat dibebani dengan hak tanggungan atau hipotik.
Uraian mengenai benda yang menjadi objek jaminan fidusia harus jelas dalam akta jaminan fidusia baik identitas benda tersebut maupun
penjelasan surat bukti kepemilikannya, dan bagi benda inventory yang
selalu berubah-ubah dan atau tetap, harus dijelaskan jenis bendanya, merek benda dan kualitasnya. Jaminan fidusia dapat diberikan kepada
satu atau lebih satuan atau jenis benda, termasuk piutang yang diperoleh kemudian tidak perlu dilakukan dengan perjanjian tersendiri.
Pasal 10 UUF menyebutkan bahwa kecuali diperjanjikan lain, yaitu:
1 Jaminan fidusia meliputi hasil dari benda yang menjadi objek
jaminan fidusia. 2
Jaminan fidusia meliputi klaim asuransi dalam hal benda yang menjadi objek jaminan fidusia diasuransikan.
Maksud kedua hal tersebut adalah bahwa hasil benda yang menjadi objek jaminan fidusia adalah segala sesuatu yang diperoleh dari benda
yang dibebani jaminan fidusia. Klaim asuransi merupakan hak penerima fidusia dalam hal jaminan tersebut musnah dan mendapat
penggantian dari perusahaan asuransi.