Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
Bank sebagai lembaga keuangan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian dana yang dihimpun
tersebut disalurkan kembali dalam bentuk pemberian kredit atau pembiayaan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan demikian, fungsi
konvensional dari bank adalah di samping menghimpun dana dari masyarakat, juga memberi pinjaman menyalurkan kredit kepada masyarakat.
10
Sutan Remmy Syahdeini memberikan batasan bahwa perjanjian kredit memiliki pengertian secara khusus, yaitu perjanjian antara bank sebagai kreditur
dengan nasabah sebagai nasabah debitur mengenai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu yang mewajibkan nasabah nasabah debitur
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.
11
Sutarno berpendapat bahwa perjanjian kredit dibuat untuk kepastian hukum akan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak. Lahirnya perjanjian kredit
memberi konsekuensi kepada kreditur mengenai kepastian hukum bagi kreditur apabila debitur lalai dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur.
12
Dalam memberikan kredit kepada warga masyarakat, bank menerapkan prinsip The Five
āCā yaitu watak character, kemampuan capacity, modal capital, situasi ekonomi condition of economic dan agunan collateral.
Bank wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas
10
Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan, Bandung: Alumni, 2000, h. 8.
11
Sutan Remmy Syahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank, Jakarta: Institut Bankir Indonesia,1993,h. 34.
12
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001, h. 246-250.
itikad dan kemampuan serta kesanggupan masyarakat debitur bahwa yang bersangkutan akan dapat melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian.
Sebelum Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia diberlakukan, pada umumnya benda yang menjadi objek jaminan
fidusia hanya terhadap benda-benda bergerak yang terdiri dari benda dalam persediaan inventory, benda dagangan, piutang tagihan, peralatan mesin dan
kendaraan bermotor. Sedangkan dengan diberlakukannya Undang-Undang tersebut, pengertian jaminan fidusia diperluas dalam arti benda bergerak yang
berwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak yang tidak dapat dibebani dengan hak tanggungan menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun
1996.
13