Adanya perbedaan status karyawan yang dipekerjakan oleh pihak perusahaan menimbulkan anggapan bahwa menjadi karyawan tetap lebih menyenangkan
karena masa kerja yang tidak dibatasi dengan jangka waktu yang relatif singkat serta memperoleh fasilitas lebih dibandingkan karyawan kontrak.
Berbeda dengan karyawan kontrak, karyawan tetap mempunyai hak – hak yang lebih besar. Hak – hak pekerja tetap diatur dalam peraturan kerja, peraturan
perusahaan dan perjanjian kerja bersama dengan memperhatikan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Nurachmamad, 2009
2.4.1.2 Karyawan Kontrak
Karyawan kontrak menurut KepMenaKer Nomor 150 Men 1999 didefinisikan sebagai tenaga kerja yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja
waktu tertentu, selanjutnya yang disebut dengan tenaga kerja perjanjian waktu tertentu. Karyawan kontrak adalah karyawan yang bekerja pada perusahaan untuk
melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah yang didasarkan atas kesepakatan dalam hubungan kerja dalam waktu tertentu sampai selesainya
pekerjaan tersebut. Hal di atas dipertegas lagi dalam UU No. 13 tahun 2003 pasal 59 ayat 1 - 4
yang berisi : 1.
Perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatannya akan selesai dalam waktu
tertentu, yaitu : a.
pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
Universitas Sumatera Utara
b. pekerjaan yang diperkirakan peyelesaiannya dalam jangka waktu yang
tidak terlalu lama dan paling lama 3 tiga tahun; c.
pekerjaan yang bersifat musiman; atau d.
pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan.
2. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan
yang bersifat tetap. 3.
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui. 4.
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 dua tahun dan hanya boleh
diperpanjang 1 satu kali untuk jangka waktu paling lama 1 satu tahun Nurachmad, 2009
Namun, menurut UU NO. 13 tahun 2003 pasal 65 tentang ketenagakerjaan, bila pengusaha mempekerjakan karyawan dari perusahaan penyedia jasa pekerja
untuk melaksanakan pekerjaan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, maka demi hukum status hubungan kerja antara karyawan dan
perusahaan penyedia jasa pekerja beralih menjadi hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaaan pemberi pekerjaan. Rusli, 2004
Selama ini, praktik sehari – hari outsourcing diakui lebih banyak merugikan pekerja. Fenomena tenaga kontrak saat ini semakin banyak dipilih sebagai
alternatif mendapatkan tenaga kerja yang murah, cepat, dan beresiko lebih rendah Hubungan kerja dilakukan dalam bentuk kontrak, upah yang rendah, tidak ada job
security, tidak adanya jaminan pengembangan karier,dan lainnya.Sutedi, 2009
Universitas Sumatera Utara
Keberadaan karyawan kontrak adalah suatu kenyataan yang sulit untuk dihilangkan karena tidak semua perusahaan sudah benar-benar siap untuk
memiliki karyawan tetap dengan segala konsekuensinya. Disamping itu, beberapa jenis pekerjaan tertentu mengandung ketidakpastian yang tinggi
sehingga merupakan resiko besar bila perusahaan bila langsung mengangkat karyawan tetap.Budiaji, 2008
Kenyataannya, apabila isi kontrak kerja dari karyawan kontrak tersebut bertentangan dengan hukum, mereka tidak terlalu mempermasalahkan kontrak
kerjanya. Hal ini disebabkan karena karyawan membutuhkan pekerjaan dan menyadari bahwa mencari pekerjaan saat ini sangat susah. Ditambah lagi
sebagian besar karyawan kita yang tersedia adalah orang – orang yang berpendidikan rendah dan tidak memiliki keahlian dan keterampilan khusus
unskilllabour sehingga posisi tawar mereka menjadi rendah. Apabila mereka bekerja dengan sistem di atas, mereka menganggap hal tersebut bukanlah masalah
dan mereka pun hanya bisa tetap mensyukurinya. Wijayanti , 2009 Ketentuan dan pengaturan tentang karyawan kontrak sebenarnya sudah cukup
memadai dan cukup memberikan perlindungan kepada para karyawan, termasuk prasyarat-prasyarat yang harus dipenuhi untuk memberlakukan sistem kontrak.
Persoalannya sekarang adalah apakah ketentuan-ketentuan yang ada telah dipatuhi atau tidak oleh para berbagai pihak, khususnya para pengusaha.Jaheni, 2008
Universitas Sumatera Utara
2.5 Respon Terhadap Ketidakpuasan Kerja