Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi

54 melenceng ke kiri, dengan kata lain tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas, b namun, jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Selain melihat nilai grafik, untuk mendeteksi data residual terdistribusi dengan normal atau tidak adalah dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S, karena pengujian secara statistik akan memberikan hasil yang lebih valid dibandingkan dengan pengujian secara grafik Probability Plot . Jika hasil Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Namun, jika hasil Kolmogorov- Smirnov ternyata menunjukkan nilai signifikan di bawah 0,05 maka data residual terdistribusi dengan tidak normal.

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen, oleh karena model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen, dengan kata lain terbebas dari gejala multikolinearitas. Multikolinearitas adalah situasi yang menunjukkan adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan lainnya, dalam situasi ini, variabel-variabel independen tersebut tidak ortogonal. Variabel-variabel independen yang bersifat ortogonal adalah variabel yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol. Universitas Sumatera Utara 55 Ada dua uji multikolinearitas yang sering digunakan, yaitu dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance. Indikator yang digunakan untuk menentukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau dengan nilai VIF 10. Dengan demikian, maka dapat dikatakan dalam model tersebut terdapat multikolinearitas Ghozali, 2013: 105.

3.6.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau tahun sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi adalah suatu kondisi di mana variabel gangguan pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel gangguan pada periode lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini berarti bahwa variabel gangguan tidak random. Autokorelasi dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kesalahan dalam menentukan model, penggunaan lag pada model, atau tidak memasukkan variabel yang penting. Untuk pengujian ada tidaknya autokorelasi ini, peneliti menggunakan uji Durbin Watson DW. Menurut Ghozali 2013: 111, menentukan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl d du Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada autokorelasi negative No decision 4 – du d 4 – dl Tidak ada autokorelasi, positif atau negative Tidak ditolak du d 4 - du Universitas Sumatera Utara 56

3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

6 112 101

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Provinsi Sumatera Utara

1 43 73

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Produk Domestik Regioal Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi

4 61 102

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Analisis Pengaruh Transfer Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

3 50 114

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 52 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

0 0 24