Pengaruh Transfer Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah Pengaruh PAD terhadap Belanja Daerah

75 Berdasarkan tabel 4.10, untuk melihat apakah terdapat perbedaan PAD yang signifikan antara daerah dengan PAD rendah dan daerah dengan PAD tinggi, digunakan uji-t untuk uji beda rata-rata independent samples t test. Berdasarkan Tabel 4.10, diketahui nilai Sig untuk statistik F adalah 0,003, maka perhatikan baris Equal variances not assumed. Perhatikan bahwa nilai Sig 2-tailed adalah 0,057. Karena nilai Sig 2-tailed, yakni 0,057 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05, maka terdapat perbedaan PAD yang tidak signifikan antara daerah dengan PAD tinggi dengan yang PAD rendah. Diketahui juga nilai � hitung adalah -2,176 dan nilai � tabel dengan derajat bebas 9,118 adalah ± , . Karena |� ℎ� �� | |� �� |, yakni |− , | | , |, hal tersebut berarti kedua rata-rata mean terjadinya flypaper effect antara daerah dengan PAD tinggi dan daerah dengan PAD rendah tidak berbeda, hasil dari penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Maimunah 2008.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Transfer Dana Perimbangan terhadap Belanja Daerah

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis antara transfer dana perimbangan DAU, DBH, DAK terhadap Belanja Daerah kabupatenkota di Sumatera Utara, menunjukkan bahwa secara parsial ketiganya berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Daerah. Hasil studi ini mendukung temuan empiris Maimunah 2006, Tausikal 2008, dan Iskandar 2012. Hal ini disebabkan karena transfer dana perimbangan merupakan bentuk transfer yang paling penting. Transfer merupakan konsekuensi dari tidak meratanya kemampuan keuangan dan ekonomi daerah. Universitas Sumatera Utara 76 Tujuan transfer dana perimbangan adalah untuk mengurangi kesenjangan keuangan dan untuk menciptakan stabilisasi aktifitas perekonomian di daerah. Transfer dana perimbangan berasal dari APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Berdasarkan Tabel 4.8, dapat dilihat bahwa koefisien regresi DAU 1,108, DBH 1,488, DAK 1,266, sementara PAD 1,548. Melihat data bahwa koefisien regresi dana perimbangan lebih tinggi dari koefisien regresi PAD, hal ini menunjukkan kabupatenkota di Sumatera Utara masih mengalami ketergantungan keuangan yang tinggi pada pemerintahan pusat.

4.3.2 Pengaruh PAD terhadap Belanja Daerah

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis antara PAD terhadap Belanja Daerah pada kabupatenkota di Sumatera Utara, menunjukkan bahwa PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Daerah. Hasil studi ini mendukung temuan empiris Maimunah 2006, Tausikal 2008, Iskandar 2012, dan Panggabean 2014. Hal ini disebabkan karena PAD merupakan penerimaan yang bersumber dari potensi dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Semakin besar nilai PAD maka semakin besar pula stimulus untuk meningkatkan aloaksi Belanja Daerah. Kemandirian APBD sangat terkait erat dengan kemampuan pemerintahan daerah dalam menggali potensi PAD yang merupakan sumber dana utama dalam komposisi pendapatan daerah. Target PAD yang ditetapkan oleh pemerintahan daerah didasarkan pada potensi daerah dan realisasi PAD pada tahun sebelumnya. Universitas Sumatera Utara 77 Sehingga semakin besar realisasi pendapatan daerah yang diperoleh dari PAD maka akan semakin besar pula dana yang harus disalurkan pemerintahan daerah melalui pengalokasian anggaran Belanja Daerah untuk tahun selanjutnya. 4.3.3 Pengaruh PDRB terhadap Belanja Daerah PDRB dan PAD memiliki hubungan secara fungsional, karena PDRB merupakan fungsi dari PAD. Semakin tinggi PDRB per kapita suatu daerah, maka semakin besar pula potensi sumber penerimaan daerah tersebut Iskandar, 2012: 127. Selanjutnya dengan peningkatan penerimaan daerah, akan digunakan untuk membiayai program-program pembangunan daerah. Karena peningkatan dari penerimaan daerah akan meningkatkan PDRB. Secara teoritis PDRB dan Belanja Daerah memiliki hubungan yang positif. Bila PDRB mengalami peningkatan maka Belanja Daerah juga akan mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis antara PDRB terhadap Belanja Daerah pada kabupatenkota di Sumatera Utara, menunjukkan bahwa PDRB berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Belanja Daerah. Artinya PDRB memiliki kontribusi positif terhadap Belanja Daerah 0,001, namun pengaruhnya tidak signifikan, karena berdasarkan studi empiris tinggirendahnya PDRB bukan hanya ditentukan oleh belanja daerah, bahwa kontribusi belanja daerah hanya sebesar 52-54 persen saja. Artinya ada faktor-faktor lain yang tidak terdeteksi sebesar 46-48 persen yang mempengaruhi tinggirendahnya PDRB di Indonesia. PDRB tidak signifikan terhadap Belanja Daerah karena PAD lebih banyak digunakan membiayai belanja tidak langsung rutin daripada untuk membiayai belanja langsung publik, sehingga berdampak pada sektor-sektor publik seperti Universitas Sumatera Utara 78 sektor industri, sektor perdagangan, sektor perikanan yang mengalami penurunan produksi. Temuan ini sejalan dengan hasil studi Darwanto dan Yulia 2007. Menurut Tausikal 2008: 151, PDRB tidak signifikan terhadap Belanja Daerah bukan berarti bahwa dalam manajemen pengeluaran pemerintahan daerah PDRB tidak menjadi acuan utama dalam proses penyusunan APBD, tetapi ada sejumlah faktor tertentu yang mempengaruhinya, misalnya proses penyusunan Kebijakan Umum Anggaran KUA setiap daerah yang selain memperhatikan kondisi makro ekonomi daerah tetapi juga kondisi sosial politik di daerah. Selain itu, sebagian besar pemerintahan daerah masih mengharapkan transfer bantuan pemerintahan pusat berupa DAU, DBH, dan DAK dibanding sumber-sumber penerimaan lain. Hal ini dapat dilihat dari begitu besarnya kontribusi transfer dana perimbangan.

4.3.4 Flypaper Effect

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

6 112 101

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Provinsi Sumatera Utara

1 43 73

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Produk Domestik Regioal Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi

4 61 102

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Analisis Pengaruh Transfer Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

3 50 114

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 52 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

0 0 24