45 Menurut Kuncoro 2007, fenomena flypaper effect dapat terjadi apabila elastisitas
pengeluaran terhadap transfer lebih tinggi daripada elastisitas pengeluaran terhadap penerimaan pajak daerah.
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, kajian teori, dan penelitian sebelumnya maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H
2
: Pengaruh DAU dan DBH Unconditional Grants terhadap Belanja
Daerah lebih besar daripada pengaruh PAD
terhadap Belanja Daerah
2.3.5 Pengaruh Flypaper Effect pada Daerah Kaya dan Miskin
Besar kecilnya PAD dijadikan salah satu ukuran kemampuan kaya atau miskin suatu daerah. Dengan kata lain, daerah dapat dikalisifikasikan pada
kabupatenkota kaya, sedang, dan miskin dalam kaitannya dengan tingkat PAD- nya Maimunah, 2006: 7.
Pengklasifikasian tersebut dapat dilihat dari nilai persentase DOF derajat otonomi fiskal masing-masing daerah. DOF adalah hasil dari rasio PAD terhadap
total anggaran pendapatan daerah. Menurut Kuncoro 2005 dalam Ulum 2008: 245, di Indonesia nilai DOF hanya berkisar 5 persen sampai dengan 10 persen
saja untuk Dati II. Berdasarkan hasil tersebut, diklasifikasikanlah daerah dengan DOF 5 persen ke atas sebagai kategori PAD tinggi kaya, sebaliknya untuk DOF
5 persen ke bawah sebagai kategori PAD rendah miskin. Maimunah 2006 di salah satu hipotesis penelitiannya menyatakan bahwa
adanya perbedaan yang signifikan pada rata-rata varian PAD yang mempunyai rasio DOF derajat otonomi fiskal rendah dan tinggi. Bahwa di Indonesia terdapat
Universitas Sumatera Utara
46 kelompok pemerintahan daerah kabupatenkota kaya dan miskin. Atas dasar
tersebut dikembangkan sebuah hipotesis alternatif sebagai berikut: H
3
: Terdapat perbedaan flypaper effect antara daerah yang PAD-nya rendah dengan daerah yang PAD-nya tinggi
Universitas Sumatera Utara
47
BAB III METODE PENELITIAN
3. 1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian Sebab Akibat Causal Research. Penelitian ini menekankan pada bagaimana flypaper effect,
dana alokasi umum, dana bagi hasil, dana alokasi khusus, pendapatan asli daerah, dan alokasi belanja daerah pemerintahan kabupatenkota di Sumatera Utara saling
memengaruhi. Teknik dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data sekunder. Menurut Indriantoro dan Supomo 2011: 147, data sekunder
adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara yang telah dipublikasikan kepada masyarakat pengguna. Sumber data dalam
penelitian ini diperoleh dari dokumen Laporan APBD kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang dipublikasikan Departemen Keuangan Ditjen Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah melalui situs www.djpk.depkeu.go.id
dan situs BPS Sumut
www.sumut.bps.go.id untuk memperoleh data PDRB.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dana Alokasi Umum X
1
, Dana Bagi Hasil X
2
, Dana Alokasi Khusus X
3
, Pendapatan Asli Daerah X
4
, dan PDRB X
5
sebagai variabel independen, sedangkan Belanja Daerah Y sebagai variabel dependen.
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kabupatenkota di Sumatera Utara. Waktu penelitian dimulai dari proses penentuan judul penelitian pada bulan Desember
Universitas Sumatera Utara
48 2014 hingga sampai selesainya penelitian dilakukan. Jadwal dan waktu penelitian
dapat dilihat pada daftar lampiran 1. 3.3
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2007: 115. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kabupatenkota di Sumatera Utara,
dengan menggunakan data laporan DAU, DBH, DAK, PAD, dan PDRB sebagai variabel independen variabel X, serta alokasi Belanja Daerah sebagai variabel
dependen variabel Y. Penelitian ini menggunakan data sekunder berbentuk time series
dari tahun 2009-2013, maka ada sebanyak 33 kabupatenkota meliputi 25 kabupaten dan 8 kota yang menjadi populasinya.
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Apabila populasi besar, sehingga peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu. Sebab itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif mewakili. Jika sampel kurang representatif, akan mengakibatkan nilai yang
dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk memprediksi nilai populasi yang sesungguhnya Sugiyono, 2007: 116.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan non-probability sampling, dengan purposive sampling. Purposive
sa mpling adalah metode pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Universitas Sumatera Utara
49 Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan judgment atau kuota
tertentu. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut. 1.
Pemerintahan kabupatenkota di Sumatera Utara yang telah menyerahkan dan mempublikasikan laporan APBD dari tahun 2009-2013 melalui situs
Departemen Keuangan Ditjen Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah www.djpk.depkeu.go.id
dan situs BPS Sumut www.sumut.bps.go.id
. 2.
Kabupatenkota yang mencantumkan data-data mengenai DAU, DBH, DAK, PAD, dan alokasi belanja daerah secara berturut-turut pada laporan
APBD dari tahun 2009-2013, dan data PDRB dari tahun 2008-2012. Pengambilan data sampel dengan kriteria di atas dimaksudkan agar sampel
yang diambil dapat mewakili populasi representatif. Berdasarkan kriteria dan pertimbangan tersebut di atas, maka dari 33 pemerintahan kabupatenkota yang
dijadikan sebagai populasi, pemerintahan kabupatenkota yang memenuhi kriteria sampel adalah sebanyak 27 kabupatenkota, terdiri dari 21 kabupaten dan 6 kota,
sehingga jumlah observasi atau jumlah data amatan dalam penelitian ini adalah 5 tahun x 27 sampel kabupatenkota atau sebanyak 135 sampel observasi.
Kabupaten Nias Barat , Nias Utara, dan kota Gunungsitoli tidak memenuhi kriteria pertama, yaitu tidak mempublikasikan laporan APBD pada tahun 2009.
Kota Tebing Tinggi tidak memenuhi kriteria kedua, yaitu tidak mencantumkan data DAK pada tahun 2012. Sementara Labuhanbatu Utara dan Labuhanbatu
Selatan tidak mencantumkan PDRB pada tahun 2008 karena masih bergabung dengan kabupaten induk. Adapun daftar populasi dan kriteria pengambilan sampel
dalam penelitian ini secara lebih jelas dapat dilihat pada daftar lampiran 2.
Universitas Sumatera Utara
50
3.4 Metode Pengumpulan Data
Sumber data merupakan faktor terpenting untuk mempertimbangkan
penentuan metode pengumpulan data. Sumber data dalam penelitian ini adalah
data sekunder berbentuk time series dari tahun 2009-2013, dan data cross section yang terdiri dari 33 kabupatenkota, sehingga merupakan pooled the data , yaitu
gabungan antara data time series tahun 2009-2013: 5 tahun dengan data cross section
33 kabupatenkota. Data tersebut diperoleh dengan mengakses situs Ditjen Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah DJPK, meliputi data Dana Alokasi
Umum, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Khusus, Pendapatan Asli Daerah, dan Belanja Daerah, sementara untuk data PDRB diperoleh dari situs BPS Sumut.