pH Uji Mutu Bahan Baku Thiamin Mononitrat antara lain

sebagian air, dapat dianggap hanya sebagai harga pH. Keasaman dapat diukur seksama menggunakan elektrode dan instrumen yang dibakukan Dirjen POM, 1995. Larutan Dapar Untuk Pembakuan pH Meter Larutan dapar untuk pembakuan buat menurut petunjuk sesuai tabel. Simpan dalam wadah tahan bahan kimia, tertutup rapat, sebaiknya dibuat dengan interval tidak lebih dari 3 bulan. pH dari larutan dapar sebagai fungsi dari suhu. Untuk memudahkan, petunjuk diberikan dengan pengenceran hingga volume 1000 mL, bukan dengan menyebutkan penggunaan 1000 g pelarut yang merupakan dasar sistem molalitas dari kadar larutan. Jumlah yang disebutkan tidak dapat secara sederhana diperhitungkan tanpa informasi tambahan Dirjen POM, 1995. Untuk pembakuan pH meter, pilih 2 larutan dapar untuk pembakuan yang mempunyai perbedaan pH tidak lebih dari 4 unit dan sedemikian rupa sehingga pH larutan uji diharapkan terletak diantaranya. Isi sel dengan salah satu larutan dapar untuk pembakuan pada suhu yang larutan ujinya akan diukur. Pasang kendali suhu pada suhu larutan, dan atur kontrol kalibrasi untuk membuat pH identik dengan yang tercantum. Bilas elektrode dan sel beberapa kali dengan larutan dapar untuk pembakuan yang kedua, kemudian isi sel dengan larutan tersebut pada suhu yang sama dengan larutan uji. Atur ”kemiringan” atau ”suhu” hingga pH sesuai. Ulangi pembakuan hingga kedua larutan dapar untuk pembakuan memberikan harga pH tidak lebih dari 0,02 unit pH dari harga yang tertera dalam tabel, tanpa pengaturan lebih lanjut dari pengendali. Jika sistem telah berfungsi dengan baik, bilas elektrode dan sel beberapa kali dengan larutan uji, isi sel dengan sedikit larutan uji dan baca harga pH. Gunakan air bebas karbon dioksida P untuk pelarutan atau pengenceran larutan uji. Jika hanya diperlukan harga pH perkiraan dapat digunakan indikator dan kertas indikator Dirjen POM, 1995.

2.5.5 Susut Pengeringan

Prosedur ini digunakan untuk penetapan jumlah semua jenis bahan yang mudah menguap dan hilang pada kondisi tertentu. Untuk zat yang diperkirakan mengandung air sebagai satu-satunya bahan mudah menguap, cara yang terdapat pada penetapan kadar air sudah memadai dan dicantumkan dalam masing-masing monografi, lakukan penetapan menggunakan 1sampai 2 gram. Apabila zat uji berupa hablur besar, gerus secara cepat hingga ukuran partikel lebih kurang 2 mm. Tara botol timbang dangkal bersumbat kaca yang telah dikeringkan selama 30 menit pada kondisi seperti yang akan digunakan dalam penetapan. Masukkan zat uji kedalam botol beserta isinya. Perlahan-lahan dengan menggoyang, ratakan zat uji sampai setinggi lebih kurang 50 mm dan dalam hal zat ruahan tidak lebih dari 10 mm. Masukkan kedalam oven. Panaskan zat uji pada suhu dan waktu tertentu seperti yang tertera pada monografi Dirjen POM, 1995. Jika zat uji melebur pada suhu lebih rendah dari suhu yang ditetapkan untuk penetapan susut pengeringan, biarkan botol beserta isinya selama 1 jam hingga 2 jam pada suhu 5º hingga 10º dibawah suhu lebur, kemudian keringkan pada suhu yang telah ditetapkan Dirjen POM, 1995. Jika contoh yang diujiberupa kapsul, gunakan sejumlah campuran isi dari tidak kurang dari 4 kapsul. Jika contoh diuji berupa tablet, gunakan serbuk tablet tidak kurang dari 4 tabletyang diserbukhaluskan Dirjen POM, 1995. Jika dalam monografi susut pengeringan ditetapkan dengan analisis termogravimetri, gunakan timbangan analitik yang peka Dirjen POM, 1995. Jika dalam monografi ditetapkan pengeringan dalam hampa udara diatas zat pengering, gunakan sebuah desikator vakum atau pistol pengering vakum atau alat pengering vakum lain yang sesuai Dirjen POM, 1995. Jika pengeringan dilakukan dalam desikator; lakukan penanganan khusus untuk menjamin zat pengering tetap efektif dengan cara menggantinya sesering mungkin Dirjen POM, 1995.

2.6 Beri – Beri

Defisiensi vitamin B1, yang dikenal sebagai beri-beri, terlihat terutama pada masyarakat Asia Tenggara, yang menu makanannya tidak seimbang karena terutama terdiri dari beras giling. Gejala beri-beri, adalah gangguan neurologik kelemahan, lumpuh, neuritis yang nyeri, diare, hilang nafsu makan, dermatitis dan anemia. Semua gejala ini terutama akibat penimbunan piruvat dan laktat Nogrady, 1992. Pada akhirnya otot betis dan otot paha akan mengecil atrofi dan timbul footdrop dan toedrop keadaan dimana kaki atau jari-jari kaki tergantung timpang dan tidak dapat diangkat. Hal ini terjadi karena saraf-saraf dan otot-otot tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bisa juga terjadi wristdrop. Gejala awalnya berupa kelainan mental, laringitis dan penglihatan ganda. Selanjutnya penderita