jumlah foton yang melalui satu satuan luas penampang perdetik. Serapan dapat terjadi jika foton radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama
dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga. Kekuatan radiasi juga mengalami penurunan dengan adanya penghamburan dan
pemantulan cahaya, akan tetapi penurunan karena hal ini sangat kecil dibandingkan dengan proses penyerapan Rohman, 2007.
2.7.3 Instrumen Spektrofotometer Ultraviolet
1. Sumber
Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu wolfram. Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu. Lampu hidrogen atau lampu deuterium
digunakan untuk sumber pada daerah UV. Kebaikan lampu wolfarm adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang. Untuk memproleh
tegangan yang stabil dapat digunakan transformator. Jika potensial tidak stabil, kita akan mendapatkan energi yang bervariasi. Untuk mengompensasi hal ini maka dilakukan
pengukuran transmitan larutan sampel selalu disertai larutan pembanding Khopkar, 2010.
2. Monokromator
Digunakan untuk memproleh sumber, sinar yang monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan
dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah. Jika celah posisinya tetap, maka prisma atau gratingnya yang dirotasikan untuk mendapatkan panjang gelombang yang diinginkan
Khopkar, 2010. 3.
Sel absorpsi Pada pengukuran didaerah tampak kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat
digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa
karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan. Kita harus
menggunakan kuvet yang bertutup untuk pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya Khopkar, 2010.
4. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respons terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang Khopkar, 2010.
2.7.4 Hukum Lambert – Beer
Hubungan antara serapan radiasi dan panjang jalan melewati medium yang menyerap mula – mula dirumuskan oleh Bouguer 1729, meskipun kadang –
kadang dikaitkan kepada Lambert 1768. Hukum Bouguer dan hukum Beer mudah digabungkan menjadi suatu rumus yang nyaman. Kita pelajari bahwa
dalam mempelajari efek konsentrasi yang berubah – ubah terhadap absorpsi, panjang jalan melewati larutan dijaga agar konstan, namun hasil-hasil yang diukur
akan bergantung pada besarnya nilai konstan itu. Dengan perkataan lain, hukum Beer seperti tertulis k
4
= fb. Serupa pula hukum bouguer, dengan k
2
= fc. Substitusi hubungan mendasar ini kedalam hukum Bouguer dan hukum Beer
memberikan:
log = ��
� =
�. �. � log = ��
� =
�. �. �
Bouguer Beer Kedua hukum itu harus berlaku serempak pada sebarang titik, jadi
f.c.b = f.b. c