3.4.2 Pemerian
Diambil sampel lalu diamati biasanya sampel hablurserbuk putih, biasanya mempunyai bau khas lemah.
3.4.3 Kelarutan
Larutkan 100 mg zat uji kedalam 10 ml aquades, larutkan 100 mg zat uji dalam 100 ml etanol dan larutkan 100 mg zat uji dalam 100 ml kloroform.
3.4.4 Identifikasi
A. Pada 2 ml larutan 1 dalam 50 tambahkan 2 ml asam sulfat pekat,
dinginkan secara hati-hati dan tambahkan 2 ml besi II sulfat LP. Terbentuk cincin berwarna coklat pada batas kedua cairan.
B. Dilarutkan lebih kurang 5 mg dalam campuran timbal II asetat LP dan 1
ml natrium hidroksida 2,5N terjadi warna kuning. Panaskan campuran selama beberapa menit diatas tangas uap, warna berubah menjadi coklat
dan biarkan, terbentuk endapan timbal II sulfida yang memisah.
3.4.5 pH 2
a. Dilarutkan 0,5 mg zat uji dalam 25 ml aquades, kocok hingga larut.
b. Cara Kerja Penetapan pH
1. Sebelum bekerja alat harus dalam keadaan bersih, dan siap untuk
digunakan 2.
Hubungkan steaker adaptor dan stop kontak sehingga arus listrik mengalir ke pH meter
3. sebelum menggunakan pH meter, lakukan kalibrasi dengan cara sebagai
berikut:
a. Angkat elektroda
b. Dicuci hingga bersih dengan aquades bebas CO
2
c. Diatur suhu larutan dapar pH 7,0 menjadi ±25ºC
d. Celupkan elektroda kedalam larutan pH 7,0
e. Tekan tombol onoff ke posisi on
f. Tekan tombol call sampai menunjuk ke angka 2
g. Tekan tombol read
h. Catat segera hasil yang diproleh sesuai angka yang tertera pada display
i. Bersihkan elektroda terlebih dahulu dengan aquades bebas CO
2
dan keringkan dengan tissu
4. Ulangi tahap 3 beberapa kali hinagga diproleh pembacaan pH berturut-
turut dalam batas ±0,05 unit pH 5.
Angkat elektroda dan cuci hingga bersih dengan aquades bebas CO
2
6. Celupkan elektroda kedalam larutan dapar pH 4,0 atau pH 10,0 tergantung
pada rentang pH larutan uji asambasa 7.
ulangi tahap 5 dan 6 beberapa kali hingga diproleh pembacaan pH tiga kali berturut-turut dalam batas ±0,05 unit pH.
3.4.6 Susut Pengeringan
a. Ditimbang dengan teliti 500 mg sampel, keringkan dengan alat moisture
analyzer pada suhu 105ºC selama 2 jam. b.
Cara Kerja Penetapan Susut Pengeringan 1.
Tekan tombol “power” untuk menghidupkan printer. Hubungkan steaker alat dengan stop kontak, tekan tombol “onoff” hingga muncul tampilan
dasar pada display.
2. Tekan tombol “menu” kemudian pilih “mhetod” kemudian tekan “sel” lalu
dipilih data produk yang akan diuji 3.
Untuk mengubah parameter data produk, tekan “edit” lalu pilih “name” lalu “edit” isi nama produk yang akan diuji gunakan “H” untuk huruf
capital atas “abc” untuk huruf kecil tekan “ “ untuk pengetikan karakter kedua dan gunakan , bila telah selesai tekan “ ”
4. tekan “v” untuk memilih parameter selanjutnya “target weight” isi dengan
bobot sampel yang akan diuji, gunakan”_” atau “+” untuk menambah atau mengurangi bobot kemudian tekan “ “
5. Parameter selanjutnya “drying program” tekan “edit” kemudian pilih
“STD” 6.
Tekan “v” untuk memilih parameter selanjutnya “temperature” uji dengan syarat suhu pemanasan sesuai dengan sampel yang diuji. Gunakan “_”
atau “+” untuk menambah atau mengurangi suhu lalu tekan “ ” 7.
tekan “v” untuk memilih parameter selanjutnya “switch of mode” lalu pilih “edit” kemudian pilih “3” yang digunakan untuk tertinggi standartnya
yang bisa digunakan untuk semua sampel, lalu tekan “ ” . Gunakan “v” untuk memilih tingkat pemanasan yang lain
8. Setelah semua parameter diisi lalu tekan “Exit” 2x kemudian “Yes”
9. Tekan tombol “A” atau “B” untuk menampilkan sampel yang akan diuji
10. Kemudian buka penutupnya dan tutup kembali, bila alat digunakan
pertama kali. Namun bila alat sudah digunakan buka penutup sekali saja.
Kemudian masukkan sampel sesuai dengan bobot mak. Dan min. pada display, lalu angkat pan piringan dan ratakan sampel
11. tutup kembali penutupnya, dan biarkan proses berjalan hingga hasil di
proleh
3.4.7 Kadar a.
Larutan Baku
Ditimbang 50 mg Baku Pembanding Farmakope Indonesia BPFI, dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, ditambahkan ±20 ml asam sulfat 0,1N
ultrasonik selama 15 menit ditambahkan asam sulfat 0,1N sampai garis tanda. Kemudian Dipipet 1 ml, dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml, tambahkan
dengan pelarut sampai garis tanda konsentrasi 0,01 mcgml.
b. Larutan Uji
Ditimbang sampel 50 mg, dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, ditambahkan ±20 ml asam sulfat 0,1N, ultrasonik selama 15 menit ditambahkan
asam sulfat 0,1N sampai garis tanda. Kemudian Dipipet 1 ml, dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml, tambahkan dengan pelarut sampai garis tanda
konsentrasi 0,01 mcgml.
c. Cara Kerja Penetapan Kadar
Tahapan kerja penetapan kadar yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Hidupkan seperangkat alat spektofotometerultraviolet UV.
2. Klik program spektofotometri ultraviolet UV yang terdapat dikomputer.
3. Klik menu Quantification, masukkan panjang gelombang maksimum 273 nm
serta jarak batas atas dan batas bawah panjang gelombang 200 nm dan 400 nm. 4.
Masukkan larutan pengencer ke dalam kuvet.
5. Klik blank, lalu spektrum keluar.
6. Masukkan larutan A ke dalam kuvet.
7. Klik standard, lalu Procosed spektrum standar dan calibration curve keluar.
Serta 3 buah absorbansi keluar di dalam tabel, dalam perhitungan kadar yang digunakan adalah nilai rata-rata dari ketiga absorbansi.
8. Masukkan larutan B ke dalam kuvet.
9. Klik sampel, lalu Overhaid sampel spectra keluar. Serta 2 buah absorbansi keluar
di dalam tabel, dalam perhitungan kadar yang digunakan adalah nilai rata-rata dari kedua absorbansi untuk masing–masing larutan B.
Perhitungan penetapan kadar dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Cs =
��� ���
x C
BPFI
Keterangan: Cs
: Kadar Sampel As
: Serapan Larutan UjiSampel Ab
: Serapan Larutan Baku
C
BPFI
: Kadar Standar Baku Pembanding Farmakope Indonesia
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengujian
Dari pengujian pemerian, kelarutan, identifikasi, pH, susut pengeringan dan kadar dari bahan baku tiamin mononitras didapatkan hasil sebagai berikut:
Pemerian : Hablur atau serbuk putih, Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol dan
dalam kloroform Identifikas
: Memberikan reaksi positif pH 2
: 7,09 Susut Pengeringan : 0,46
Kadar : 101,83
4.2 Pembahasan
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, pemerian tiamin mononitrat bahan baku adalah hablur atau serbuk putih, biasanya mempunyai bau khas
lemah. kelarutannya agak sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol, dan dalam kloroform. Identifikasi menggunakan asam sulfat pekat dan besi II LP
memberikan reaksi positif berwarna coklat pada batas kedua cairan. Rentang pH tiamin mononitrat adalah 6,0 – 7,5. Susut pengeringan tidak lebih dari 1,0 dan
rentang kadar tiamin mononitras adalah 98,0 – 102,0. Penetapan kadar tersebut memenuhi syarat Farmakope Indonesia seperti
tertera pada tablel 1. Karena penyerapan atau absorptivitasnya tergantung pada
suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi. Dengan demikian, hasil dari uji mutu bahan baku tiamin mononitrat memenuhi syarat
Farmakope Indonesia Edisi IV pada halaman 786 – 787 Rohman, 2007. Jika dibandingkan hasil pengujian dengan persyaratan pada Famakope
Indonesia Edisi III seperti tertera pada tablel 1, maka semua spesifikasi pemeriksaan memenuhi syarat.
Tabel 1
Pemeriksaan Persyaratan
Hasil Pemerian
Hablur atau serbuk putih biasanya mempunyai bau khas
lemah Hablur atau serbuk putih
biasanya mempunyai bau khas lemah
Kelarutan Agak sukar larut dalam air,
sukar larut dalam etanol dan dalam kloroform
Agak sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol dan
dalam kloroform
Identifikasi Memberikan reaksi positif
Memberikan reaksi positif pH 2
6,0 – 7,5 7,09
Susut pengeringan
Tidak lebih dari 1,0 0,46
Kadar 98,0 – 102,0
101,83