nifas khususnya tanpa memperhatikan dukungan-dukungan apa saja yang harus diberikan kepada setiap ibu nifas agar tidak mengalami kecemasan.
Diharapkan dengan penelitian ini para petugas kesehatan akan lebih memberikan dukungan kepada setiap ibu nifas karena seharusnya dukungan
yang mereka dapatkan bukan hanya dari suami maupun keluarga tetapi dari tenaga kesehatan juga.
2. Implikasi terhadap penelitian
Penelitian ini menghasilkan berbagai informasi, salah satunya adalah pentingnya dukungan suami kepada setiap wanita dalam siklus kehidupannya
baik saat hami, bersalin, nifas, menyusui sampai dengan menopause. Atas dasar tersebut, maka penelitian ini bisa menjadi data dasar bagi peneliti
lanjutan terkait dengan dukungan-dukungan yang seharusnya diberikan kepada ibu nifas untuk meningkatkan rasa percaya dirinya dalam menghadapi
peran barunya sebagai seorang ibu.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang dilakukan mengenai “Hubungan Dukungan Suami Denngan Tingkat Kecemasan Ibu Nifas dalam
Perawatan Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2015,” dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dukungan suami dalam perawatan bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2014 , mayoritas suami mendukung yaitu sebanyak
yaitu 37 orang 66,1. 2. Tingkat kecemasan ibu nifas dalam perawtan bayi baru lahir di Rumah
Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2015, mayoritas tidak mengalami kecemasan yaitu 34 orang 60,7.
3. Terdapat hubungan kuat antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu nifas dalam peraw
atan bayi baru lahir didapat nilai p 0,001 nilai α 0,05 dan nilai korelasi r = -0,617.
B. Saran
1. Bagi tenaga kesehatan Diharapkan pimpinan Rumah Sakit Umum Sundari Medan khususnya tenaga
kesehatan yang bertugas di ruang postpartum atau nifas agar memberikan penyuluhan tentang pentingnya dukungan suami maupun dukungan dari
keluarga pada ibu bersalin maupun masa nifas agar tidak terjadi kecemasan yang lebih tinggi pada ibu nifas.
