Pentingnya Hak Atas Informasi Yang Benar, Jelas, dan Jujur Bagi

BAB IV PERLINDUNGAN KONSUMEN PERUSAHAAN GAS NEGARA DALAM MEMPEROLEH HAK INFORMASI

A. Pentingnya Hak Atas Informasi Yang Benar, Jelas, dan Jujur Bagi

Konsumen Perusahaan Gas Negara Hukum perlindungan konsumen memberikan beberapa hak kepada konsumen, diantaranya adalah hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur seperti yang tertulis didalam Pasal 4 huruf c Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang didalamnya tercakup juga hak atas informasi yang proporsional dan diberikan kepada konsumen secara tidak diskriminatif. Setiap produk barang dan atau jasa yang diperkenalkan kepada konsumen harus disertai dengan informasi yang benar dan jelas. Hal ini perlu dilakukan agar konsumen tidak sampai mempunyai gambaran yang keliru atas produk barang dan atau jasa. Informasi ini dapat disampaikan dengan beberapa cara, diantaranya adalah secara lisan kepada konsumen, atau melalui iklan di berbagai media atau mencantumkannya dalam kemasan produk barang. 67 Menurut Troelstrup, “konsumen pada saat ini membutuhkan lebih banyak informasi yang lebih relevan dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Hal ini dikarenakan pada saat ini lebih banyak terdapat produk, merek, dan pelaku usahanya. Selain itu daya beli konsumen saat ini jauh lebih meningkat, lebih banyak variasi merek yang beredar di pasaran sehingga belum banyak diketahui semua orang, model-model produk lebih cepat berubah, dan kemudahan transportasi dan komunikasi sehingga membuka akses yang lebih besar kepada bermacam-macam produsen atau penjual”. 68 67 Shidarta, op.cit., hal,23. 68 Ibid, hal.24. Seorang ahli hukum konsumen dari Jerman, Prof. Hans W. Micklitz, membedakan konsumen berdasarkan haknya. Menurutnya ada dua tipe konsumen, yaitu konsumen yang terinformasi well informed dan konsumen yang tidak terinformasi. Ciri-ciri dari konsumen yang terinformasi antara lain : 69 1 memiliki tingkat pendidikan tertentu, 2 mempunyai sumber daya ekonomi yang cukup, sehingga dapat berperan dalam ekonomi pasar, dan 3 lancar berkomunikasi. Dengan memiliki tiga potensi di atas, konsumen jenis ini mampu bertanggung jawab dan relatif tidak memerlukan perlindungan. Ciri-ciri dari konsumen yang tidak terinformasi antara lain : 1 kurang berpendidikan, 2 termasuk kategori kelas menengah ke bawah, 3 tidak lancar berkomunikasi, dapat juga dimasukkan anak-anak, orang tua, dan orang asing. Konsumen dengan ciri-ciri seperti di atas perlu dilindungi, dan khususnya menjadi tanggung jawab negara untuk memberikan perlindungan. Berdasarkan ketetapan MPR Nomor: XVIIMPR1998 yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia, yang tertuang pada Pasal 21 dan Pasal 22 dari ketetapan ini menyebutkan secara spesifik tentang kebebasan informasi. Rumusan ini selanjutnya diadopsi ke dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang dalam sidang amandemen tahap 2 disahkan pada tanggal 18 Agustus 2000 yang tertuang dalam pasal 28F yang berbunyi : “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.” 69 Celina Tri Siwi Kristiyanti, op.cit., hal.34-35. Penegasan mengenai hak atas informasi sebagai hak asasi manusia juga dituangkan dalam Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Pasal 19 ayat 2 yang berbunyi : “Setiap orang berhak untuk menyatakan pendapatmengungkapkan diri; dalam hal ini termasuk kebebasan untuk mencari, menerima dan memberi informasiketerangan dan segala macam gagasan tanpa memperhatikan pembatasan-pembatasan, baik secara lisan maupun tulisan atau dalam bentuk seni, atau sarana lain menurut pilihannya sendiri.” Apa yang dituliskan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia tentang hak atas informasi seperti diatas, kemudian menjadi suatu rangkuman yang dimasukkan ke dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang termuat dalam Pasal 14 yang diuraikan dalam dua ayat, yang berbunyi : “1. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya. 2. Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis sarana yang tersedia. ” Hal serupa juga termuat dalam Konvenan Internasional untuk masalah hak sipil politik yang telah diratifikasi menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Ratifikasi Konvenan Internasional Hak-Hak Sipil Politik. Hal tersebut termuat dalam Pasal 19 ayat 2 yang berbunyi : “setiap orang berhak untuk menyatakan pendapatmengungkapkan diri; dalam hal ini termasuk kebebasan untuk mencari, menerima dan memberi informasiketerangan dan segala macam gagasan tanpa memperhatikan pembatasan-pembatasan, baik secara lisan maupun tulisan atau tercetak, dalam bentuk seni, atau sarana lain menurut pilihannya sendiri.” Hak atas informasi diakui sebagai hak asasi manusia berdasarkan hukum internasional. Hal ini berarti negara memiliki kewajiban secara hukum untuk melaksanakannya. Saat ini hampir seluruh negara di dunia menganut Undang- Undang Hak Atas Informasi. Swedia adalah Negara pertama yang mengadopsi Undang-Undang Hak Atas Informasi pada Tahun 1766. Di Indonesia sendiri, pada bulan April 2008 mulai mengadopsi Undang- Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Undang- undang ini memberikan kepada warga Negara Indonesia hak untuk mengakses informasi yang ada pada badan publik. Namun Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik ini berlaku dua tahun kemudian, yaitu pada tanggal 30 April 2010. Hal ini menjadikan Negara Indonesia sebagai negara kelima di Asia yang mengundangkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Ada beberapa hal yang menjadi latar belakang lahirnya Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, diantaranya adalah : 70 a. bahwa informasi itu merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional. 70 Soemarno Partodihardjo, Tanya Jawab Sekitar Undang-Undang No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hal. 4. b. hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik. c. keterbukaan informasi publik adalah merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan badan publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibatkan pada kepentingan publik. d. pengelolaan informasi publik merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan masyarakat informasi. Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik memberikan perbedaan antara informasi dengan informasi publik. Sesuai bunyi Pasal 1 angka 1 Undang- Undang Keterbukaan Informasi Publik, yang dimaksud dengan informasi adalah : “informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta, maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik maupun nonelektronik.” Sedangkan dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik yang dimaksud dengan informasi publik adalah : “Informasi publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, danatau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara danatau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang- Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.” Dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, masyarakat juga dibedakan berdasarkan perannya, yaitu sebagai orang, atau sebagai pengguna informasi publik, ataupun sebagai pemohon informasi publik. Hal tersebut diatur dalam Pasal 1 angka 10 sampai dengan angka 12 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik : “orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, badan hukum, atau badan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.” Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik : “Pengguna Informasi Publik adalah orang yang menggunakan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.” Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik : “Pemohon Informasi Publik adalah warga negara danatau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.” Dalam memperoleh hak atas informasi, diketahui bahwa badan publik bukan memiliki informasi sebagai pemilik dari suatu atau beberapa informasi, tetapi informasi adalah milik publik yang secara keseluruhan dan publik mempunyai hak untuk mengakses informasi-informasi yang ada di dalam suatu badan publik. Hal ini menegaskan bahwa siapa pun dapat dengan bebas mengajukan permohonan kepada badan publik untuk mendapatkan informasi, dan pada praktiknya badan publik tersebut seharusnya memberikan informasi sesuai yang dimohon oleh pemohon informasi publik secara cepat dan tepat waktu. Hal tersebut diatur pada Pasal 2 ayat 1 dan ayat 3 yang berbunyi : “1 setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap pengguna informasi publik. 3 setiap informasi publik harus dapat diperoleh setiap pemohon informasi publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.” Meskipun hak atas informasi merupakan salah satu bentuk dari hak asasi manusia, namun tidak semua informasi dapat diakses dan didapatkan oleh masyarakat yang memiliki peran sebagai orang, atau pengguna informasi publik, ataupun sebagai pemohon informasi publik. Hal ini seperti tertulis di dalam Pasal 28 J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi : “ 1 setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2 dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.” Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik memberikan tugas atau kewajiban kepada Badan Publik sebagai sarana masyarakat selaku pemohon danatau pengguna informasi publik dalam menyediakan, memberikan danatau menerbitkan informasi publik sesuai seperti apa yang diminta oleh pemohon danatau pengguna informasi publik. Badan Publik seperti yang diatur dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik adalah : “badan publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara danatau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara danatau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, danatau luar negeri.” Selain berkewajiban sebagi sarana bagi masyarakat dalam menyediakan, memberikan danatau menerbitkan informasi publik sesuai seperti apa yang diminta oleh pemohon danatau pengguna informasi publik, badan publik juga memiliki kewajiban-kewajiban lain. Hal ini seperti diatur dalam Pasal 7 Undang- Undang Keterbukaan Informasi Publik tentang kewajiban badan publik, yaitu : “1 badan publik wajib menyediakan, memberikan danatau menerbitkan informasi publik yang berada di bawah kewenangannya kepada pemohon informasi publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan. 2 badan publik wajib menyediakan informasi publik yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan. 3 untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 2, badan publik harus membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah. 4 badan publik wajib membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap orang atas hak atas informasi publik. 5 pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 antara lain memuat pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya, danatau pertahanan dan keamanan negara. 6 dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sampai dengan ayat 4 badan publik dapat memanfaatkan sarana danatau media elektronik dan non elektronik. Dalam memberikan, menyediakan danatau menerbitkan informasi publik yang dimohonkan oleh pemohon informasi publik, tidak semua informasi dapat diminta oleh pemohon informasi publik, ada informasi yang dikecualikan dan informasi yang tidak dikecualikan. Dalam hal informasi yang dikecualikan, hal ini diatur dalam Pasal 17 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, dan informasi yang tidak dikecualikan diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Menurut Pasal 17 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, informasi yang tidak dapat diakses oleh pemohon atau pengguna informasi publik adalah informasi yang : a. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik dapat menghambat proses penengakan hukum, yaitu informasi yang dapat : 1. menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatu tindak pidana; 2. mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi, danatau korban yang mengetahui adanya tindak pidana; 3. mengungkapkan data intelijen kriminal dan rencana-rencana yang berhubungan dengan pencegahan dan penanganan segala bentuk kejahatan transnasional; 4. membahayakan keselamatan dan kehidupan penegak hukum danatau keluarganya; danatau 5. membahayakan keamanan peralatan, sarana, danatau prasarana penegak hukum. b. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik dapat mengganggu kepentingan perlindungan atas hak kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha yang tidak sehat; c. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara, yaitu : 1. Informasi tentang strategi, intelijen, operasi, taktik dan teknik yang berkaitan dengan penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi dalam kaitan dengan ancaman dari dalam dan luar negeri; 2. Dokumen yang memuat tentang strategi, intelijen, operasi, teknik dan taktik yang berkaitan dengan penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengakhiran atau evaluasi; 3. Jumlah, komposisi, disposisi, atau dislokasi kekuatan dan kemampuan dalam penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara serta rencana pengembangannya; 4. Gambar dan data tentang situasi dan keadaan pangkalan danatau instalasi militer; 5. Data perkiraan kemampuan militer dan pertahanan negara lain terbatas pada segala tindakan danatau indikasi negara tersebut yang dapat membahayakan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia danatau data terkait kerjasama militer dengan negara lain yang disepakati dalam perjanjian tersebut sebagai rahasia atau sangat rahasia; 6. Sistem persandian negara; danatau 7. Sistem intelijen negara. d. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia; e. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik, dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional : 1. Rencana awal pembelian dan penjualan mata uang asing, saham dan aset vital milik negara; 2. Rencana awal perubahan nilai tukar, suku bunga, dan model operasi institusi keuangan; 3. Rencana awal perubahan suku bunga ban, pinjaman pemerintah, perubahan pajak, tarif, atau pendapatan negaradaerah lainnya; 4. Rencana awal penjualan dan pembelian tanah atau properti; 5. Rencana awal investasi asing; 6. Proses dan hasil pengawasan perbankan, asuransi, atau lembaga keuangan lainnya; danatau 7. Hal-hal yang berkaitan dengan proses pencetakan uang. f. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik, dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri : 1. Posisi, daya tawar dan strategi yang akan dan telah diambil oleh negara dalam hubungannya dengan negoisasi internasional; 2. Korespodensi diplomatik antarnegara; 3. Sistem komunikasi dan persandian yang dipergunakan dalam menjalankan hubungan internasioal; danatau 4. Perlindungan dan pengamanan infrastruktur strategis Indonesia di luar negeri. g. Informasi publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang; h. Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik dapat mengungkap rahasia pribadi, yaitu : 1. Riwayat dan kondisi anggota keluarga; 2. Riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis seseorang; 3. Kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening bank seseorang; 4. Hasil-hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas, intelektualitas, dan rekomendasi kemampuan seseorang; danatau 5. Catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan kegiatan satuan pendidikan formal dan satuan pendidikan nonformal. i. Memorandum atau surat-surat antar badan publik atau intra badan publik, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi atau pengadilan; j. Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang. Informasi yang tidak termasuk ke dalam kategori informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, yaitu : 71 1. Informasi berikut ini tidak termasuk dalam kategori informasi yang dikecualikan : a. Putusan badan peradilan; b. Ketetapan, keputusan, peraturan, surat edaran, ataupun bentuk kebijakan lain, baik yang tidak berlaku mengikat maupun mengikat ke dalam ataupun ke luar serta pertimbangan lembaga penegak hukum; c. Surat perintah penghentian penyidikan atau penuntutan; d. Rencana pengeluaran tahunan lembaga penegak hukum; e. Laporan keuangan tahunan lembaga penegak hukum; f. Laporan hasil pengembalian uang hasil korupsi; danatau 71 http:aji.or.iduploadarticle_docHak_Atas_Informasi.pdf . diakses tanggal 18 Agustus 2015 pukul 07.35 WIB. g. Informasi yang telah diumumkan terbuka sesuai dengan keputusan pengadilan; h. Pihak yang terkait informasi memberikan persetujuannya secara tertulis mengenai pengungkapan; danatau i. Pengungkapan berkenaan dengan posisi seseorang dalam jabatan- jabatan publik. 2. Dalam hal kepentingan pemeriksaan perkara pidana di pengadilan, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jaksa Agung, Ketua Mahkamah Agung, Ketua Komisi Pemberantas Korupsi, danatau Pimpinan Lembaga Negara Penegak Hukum lainnya diberikan kewenangan oleh Undang-Undang untuk dapat mengakses informasi yang dikecualikan berdasarkan persetujuan Presiden. 3. Pihak-pihak tertentu di atas dapat mengakses informasi yang berkaitan dengan kasus-kasus pengadilan perkara perdata yang berkaitan dengan keuangan atau kekayaan negara di pengadilan, lewat permohonan yang ditujukan kepada Presiden melalui Pengacara Presiden. Masyarakat yang dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik ini memiliki peran sebagai pemohon danatau pengguna informasi publik, pada dasarnya adalah merupakan pelanggan atau konsumen. Hal ini dikarenakan selaku konsumen, masyarakat memiliki beberapa hak yang dilindungi oleh Undang- Undnag Perlindungan Konsumen. Salah satunya adalah hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur. Seperti diatur dalam Pasal 4 huruf c yang menyatakan : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa.” Oleh karena hak atas informasi adalah merupakan salah satu hak yang wajib diterima oleh konsumen yang dalam hal ini adalah masyrakat yang memiliki peran sebagai pemohon danatau pengguna informasi publik, maka hak atas informasi menjadi hal yang amat sangat penting yang dapat diakses dan diterima oleh masyarakat. Hak atas informasi selain merupakan salah satu hak yang wajib diterima oleh konsumen selaku pemohon danatau pengguna informasi publik, juga merupakan kewajiban kepada badan publik untuk menyediakannya. Hal tersebut diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Selain merupakan kewajiban badan publik untuk memberikan atau menyediakan informasi publik kepada konsumen seperti diatur dalam Undang- Undang Keterbukaan Informasi Publik, memberikan atau menyediakan informasi juga diatur dalam Undang-Undnag Perlindungan Konsumen. Hal ini merupakan salah satu kewajiban pelaku usaha terhadap konsumen. Seperti diatur dalam Pasal 7 huruf b Undang-Undang Perlindungan Konsumen : “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.” Beberapa aturan-aturan yang ada dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen danatau Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik yang sehubungan dengan pelayanan dan kinerja pelaku usaha khususnya PGN dengan konsumen antara lain adalah : 1. Pasal 4 huruf c Undang-Undang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa : Konsumen berhak atas perlindungan dalam hal hak informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa. Dalam hal ini PGN seharusnya memberikan informasi yang jelas kepada konsumen perihal kenaikan harga gas yang cukup tinggi, dengan kenaikan harga yang hampir menyentuh angka 50. 2. Pasal 7 huruf b Undang-Undang Perlindungan Konsumen mengenai kewajiban pelaku usaha, yang menyatakan bahwa : salah satu kewajiban pelaku usaha dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan kepada konsumen. Dalam hal ini PGN harus memberikan transparansi dalam pemberian informasi kepada konsumen. Seperti kenaikan harga gas yang saat ini terjadi, dalam hal memenuhi kewajibannya selaku pelaku usaha, PGN wajib memberikan sosialisasi pemberitahuan mengenai kenaikan harga gas yang akan dilakukan kepada konsumen. 3. Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik yang mengatur mengenai asas dalam keterbukaan informasi publik yang menyatakan bahwa : setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap pengguna informasi publik. Pasal ini menegaskan bahwa setiap informasi yang tidak dikecualikan, dapat diakses sewaktu-waktu oleh konsumen PGN yang selaku pengguna informasi publik. 4. Pasal 4 Ayat 1 dan Ayat 2 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik yang mengatur mengenai hak pemohon informasi publik. Ayat 1 nya menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama, yaitu berhak untuk memperoleh informasi publik tetapi sesuai dengan ketentuan yang sudah diatur dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik ini. Sedangkan Ayat 2 nya menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk : a. Melihat dan mengetahui informasi publik; b. Menghadiri pertemuan publik untuk memperoleh informasi publik; c. Mendapatkan salinan informasi publik; dan d. Menyebarluaskan informasi publik sesuai dengan ketentuan Undang- Undang Keterbukaan Informasi Publik. Dalam hal ini berarti konsumen PGN selaku pemohon informasi publik, memiliki hak yang sama untuk memperoleh danatau mengetahui informasi sesuai seperti apa yang mereka mohonkan. Dan konsumen PGN berhak untuk menghadiri pertemuan-pertemuan publik yang diadakan oleh PGN dalam hal untuk memperoleh informasi. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur selain merupakan salah satu hak asasi manusia, pengaturan mengenai hak atas informasi juga diatur dalam banyak Undang-Undang salah satunya adalah Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Hal di atas kembali menegaskan bahwa hak atas informasi merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh masyarakat selaku konsumen. Tidak terkecuali hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur juga merupakan hal yang penting bagi seluruh konsumen PGN.

B. Peranan Perusahaan Gas Negara Dalam Memenuhi Hak Atas Informasi