Latar Belakang Perlindungan Konsumen Perusahaan Gas Negara Dalam Memperoleh Hak Informasi (Studi Pada Pt Pgn (Persero) Tbk Distribusi Wilayah Iii)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup bangsa Indonesia. Tujuan lainnya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, yang berarti bahwa tersedianya pendidikan dalam arti luas bagi seluruh rakyat Indonesia. Kesejahteraan dan kecerdasan merupakan wujud dari pembangunan yang berperikemanusiaan sebagaimana yang diamanatkan oleh Pancasila yang telah diterima sebagai falsafah dan ideologi negara Indonesia serta Undang-Undang Dasar 1945. Untuk memperoleh hidup yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945, dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan kecerdasan perlu penyediaan barang dan atau jasa dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Dalam praktek perdagangan yang merugikan konsumen, diantaranya penentuan harga barang dan penggunaan klausula eksonerasi secara tidak patut, pemerintah harus konsisten berpihak kepada konsumen. Mengingat sedemikian kompleksnya permasalahan yang menyangkut perlindungan konsumen, lebih- lebih menyongsong era perdagangan bebas yang akan datang. 1 Dikarenakan semakin banyaknya bermunculan berbagai macam produk dan atau pelayanan jasa yang disediakan para pelaku usaha untuk konsumen, hal ini membuat konsumen menjadi manja dan semakin bersifat konsumtif. Sehingga menyebabkan posisi konsumen menjadi lebih lemah daripada posisi pelaku usaha. Pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan berbagai macam produk barang dan atau pelayanan jasa yang dipasarkan kepada konsumen baik melalui promosi, iklan, maupun penawaran secara langsung. Pertumbuhan dan perkembangan industri barang danatau jasa di satu pihak membawa dampak positif, antara lain seperti tersedianya kebutuhan dalam jumlah yang mencukupi, mutunya yang lebih baik, serta adanya alternatif pilihan bagi konsumen dalam pemenuhan kebutuhan. Kondisi tersebut memberikan manfaat bagi konsumen untuk memilih secara bebas barang danatau jasa yang diinginkannya, dan konsumen juga bebas untuk menentukan kualitas barang danatau jasa yang dibutuhkannya. Akan tetapi, di lain pihak terdapat juga dampak negatifnya, yaitu dampak penggunaan dan teknologi itu sendiri serta perilaku bisnis yang timbul karena semakin ketatnya persaingan yang mempengaruhi masyarakat konsumen. 2 1 Erman, Rajagukguk, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung, 2006, hal.10. 2 Happy Susanto, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, Visimedia, Jakarta, 2008, hal.3 Para produsen atau pelaku usaha akan mencari keuntungan yang setinggi- tingginya sesuai dengan prinsip ekonomi. Dalam rangka mencapai untung yang setinggi-tingginya itu, para produsen atau pelaku usaha harus bersaing antar sesama mereka dengan perilaku bisnisnya masing-masing yang dapat merugikan konsumen. Ketatnya persaingan dapat mengubah perilaku ke arah persaingan yang tidak sehat karena para pelaku usaha memiliki kepentingan yang saling berbenturan di antara mereka. Persaingan yang tidak sehat ini pada gilirannya dapat merugikan konsumen. Sekurang-kurangnya ada empat bentuk perbuatan yang lahir sebagai akibat dari persaingan yang tidak sehat tersebut, yaitu menaikkan harga, menurunkan mutu, dumping, dan memalsukan produk. 3 Dengan pemahaman bahwa semua masyarakat adalah konsumen, maka melindungi konsumen berarti juga melindungi seluruh masyarakat. Karena itu, sesuai dengan amanat Alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, maka perlindungan konsumen menjadi penting. Konsumen atau masyarakat adalah pelaksana pembangunan yang sekaligus juga merupakan sumber pemupukan Berkaitan dengan hal-hal di atas, masyarakat selaku konsumen harus bersikap semakin kritis dalam hal mencari informasi mengenai suatu barang dan atau jasa yang akan di konsumsi atau digunakan. Konsumen juga perlu dilindungi secara hukum dari kemungkinan kerugian yang dialaminya karena persaingan yang tidak sehat tersebut. 3 Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010, hal.2. modal bagi pembangunan. Untuk kelangsungan pembangunan nasional mutlak diperlukan perlindungan kepada konsumen itu. Perlindungan terhadap konsumen dipandang secara material maupun formal terasa sangat penting, mengingat makin lajunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan motor penggerak bagi produktivitas dan efisiensi produsen atas barang atau jasa yang dihasilkannya dalam rangka mencapai sasaran usaha. Dalam rangka mengejar dan mencapai kedua hal tersebut, baik langsung ataupun tidak langsung konsumenlah yang pada umumnya akan merasakan dampaknya. Dengan demikian, upaya-upaya untuk memberikan perlindungan yang memadai terhadap kepentingan konsumen merupakan suatu hal yang sangat penting dan mendesak untuk segera dicari solusinya, terutama di Indonesia. Mengingat sedemikian kompleksnya permasalahan yang menyangkut perlindungan konsumen, lebih-lebih untuk menghadapi era perdagangan bebas yang akan datang. 4 Selain itu keperluan adanya hukum untuk memberikan perlindunagn konsumen di Indonesia merupakan suatu hal yang tidak dapat dielakkan sejalan dengan tujuan pembangunan nasional, yaitu pembangunan manusia seuutuhnya. 5 Adanya Undang-Undang yang mengatur perlindungan konsumen tidak dimaksudkan untuk mematikan usaha para pelaku usaha. Undang-Undang Perlindungan Konsumen justru bisa mendorong iklim usaha yang sehat serta 4 Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hal 5. 5 Sudaryatmo, Masalah Perlindungan Konsumen di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hal. 65. mendorong lahirnya perusahaan yang tangguh dalam menghadapi persaingan yang ada dengan menyediakan barang dan atau jasa yang berkualitas. Didalam penjelasan umum Undang-Undang Perlindungan Konsumen, dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya, undang-undang tersebut akan tetap memperhatikan hak dan kepentingan para pelaku usaha. Menurut Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, maka faktor utama yang menjadi penyebab eksploitasi terhadap konsumen masih sering terjadi adalah masih rendahnya tingkat kesadaran konsumen akan haknya dan masih minimnya informasi yang diperoleh konsumen dari pelaku usaha. Konsumen ternyata tidak hanya dihadapkan kepada persoalan lemahnya kesadaran dan ketidakmengertian mereka terhadap hak-haknya sebagai konsumen. Mantan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy pernah mengemukakan empat hak dasar konsumen, yaitu : 6 1. the right to safe products; 2. the right to be informed about products; 3. the right to definite choices in selecting products; 4. the right to be heard regarding consumer interest. Sedangkan menurut ketentuan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, sebagai konsumen ada hak-hak yang 6 Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen Kajian Teoritis dan Perkembangan Pemikiran, Nusa Media, Bandung, 2008, hal. 21. menjadi milik dari konsumen. Diantaranya adalah hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa. 7 7 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani,Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hal.27-29. Sebagaimana diatur dalam Pasal 3 huruf d Undang-Undang Perlindungan Konsumen bahwa salah satu tujuan dari perlindungan konsumen adalah menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi. Kebebasan memperoleh informasi merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia HAM dan secara global sudah diakui secara universal dalam Declaration of Human Rights and Convenant on Civil and Political Rights. Hak atas memperoleh informasi merupakan salah satu kewenangan yang diberikan oleh hukum kepada setiap orang konsumen atas suatu kepentingan, yang dilindungi oleh hukum itu sendiri. Oleh karena itu, masalah kebebasan informasi masuk dalam amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 F serta TAP MPR Nomor.XVIIMPR1998 tentang Hak Asasi Manusia. Informasi yang benar dan lengkap dapat membantu konsumen untuk menentukan pilihannya terhadap barang dan atau jasa yang akan dipilihnya sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu secara hukum memberikan informasi yang salah, menyesatkan dan tidak jujur adalah melanggar hak konsumen yang dalam hal ini melanggar hak atas informasi. Dengan kata lain hal ini dikatakan sebagai perbuatan melawan hukum. Tanpa informasi yang benar dan jelas mengenai harga dan kualitas dari suatu produk, maka hal ini dapat melemahkan dan mengurangi keuntungan konsumen. Tujuan informasi dari suatu produk, tidak hanya untuk perluasan pasar, tetapi juga menyangkut informasi secara keseluruhan akan kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut, terutama keamanan dan keselamatan konsumen. Tahun 2015 Indonesia memasuki babak baru dalam konteks persaingan usaha dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN ASEAN Economic Community. Pelaksanaan AEC secara otomatis akan mendorong perdagangan menjadi semakin terbuka. Lalu lintas barang dan jasa dari berbagai negara di ASEAN berpotensi untuk membanjiri pasar Indonesia. Pemerintah juga dituntut untuk semakin memperhatikan perlindungan kepada konsumen. 8 Hukum perlindungan konsumen memberikan hak konsumen atas informasi yang benar, yang didalamnya tercakup juga hak atas informasi yang diberikan secara tidak diskriminatif dan diberikan secara proporsional. Hal ini dilakukan Indonesia akan menjadi target pasar bagi produk-produk para pelaku usaha dari berbagai negara di kawasan ini. Dengan adanya pelaksanaan AEC, maka semakin tinggi juga penggunaan teknologi dalam produksi barang dan atau jasa yang dapat menyebabkan semakin banyaknya informasi yang harus dikuasai oleh masyarakat selaku konsumen. 8 http:www.pgn.co.id . Diakses pada tanggal 15 Oktober 2015. Pukul 15.00 WIB karena tidak semua masyarakat selaku konsumen memiliki kemampuan dan kesempatan akses atas informasi suatu produk barang dan atau jasa. Berbagai upaya dan strategi telah dilakukan pemerintah dan para pengusaha nasional untuk memperkuat daya saing pelaku usaha dalam negeri. Diantaranya dengan menggunakan energi yang lebih efisien dan sumbernya tersedia sangat besar di Indonesia yaitu gas bumi. Dengan harga gas bumi yang lebih murah dibandingkan dengan harga bahan bakar minyak BBM, selain para pelaku usaha mampu menekankan beban biaya sehingga harga produknya ketika sampai di pasar masih sangat kompetitif, penggunaan gas bumi juga mempunyai tingkat polusi dan emisi yang rendah. Dalam proses produksi maupun pengolahannya, penggunaan gas bumi juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 9 9 Pikiran Rakyat, Memperkuat Daya Saing Industri Dengan gas Bumi. Perusahaan Gas Negara PGN adalah Badan Usaha Milik Negara BUMN yang dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan tujuan untuk membangun ekonomi nasional dengan mengutamakan kebutuhan rakyat menuju masyarakat yang adil dan makmur secara materiil dan spiritual. Sesuai Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1965 tentang Pembubaran Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara Dan Pendirian Perusahaan Listrik Negara P.L.N Dan Perusahaan Gas Negara P.G.N maka dilahirkannya PGN. http:www.bumn.go.id , diakses pada 23 Maret 2015. Selaku BUMN dan juga merupakan sebagai salah satu pelaku ekonomi, PGN harus memenuhi hak-hak dari para konsumen seperti yang tertulis di dalam Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Diantaranya adalah hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa. PGN adalah merupakan salah satu BUMN dalam bidang gas yang banyak memperoleh penghargaan. Hal ini terbukti dengan diterimanya beberapa penghargaan yang ditujukan kepada PGN khususnya dalam hal-hal yang berkaitan dengan memperoleh informasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa PGN senantiasa memperhatikan hak-hak dari konsumen. Khususnya hak memperoleh informasi. Hal tersebut diatas yang menjadi alasan penulis memilih judul : “PERLINDUNGAN KONSUMEN PERUSAHAAN GAS NEGARA DALAM MEMPEROLEH HAK INFORMASI STUDI DI PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA PERSERO Tbk DISTRIBUSI WILAYAH III. Penelitian ini diangkat menjadi sebuah penulisan skripsi dikarenakan perlindungan terhadap konsumen yang diberikan pelaku usaha terkadang tidak dilakukan secara optimal. Terlebih konsumen itu sendiri tidak mengetahui apa saja haknya selaku konsumen, misalnya mengenai hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur yang akan dibahas dalam pembahasan skripsi ini.

B. Permasalahan