158 mengalami peningkatan. Dan nilai rata-rata tertinggi terjadi pada tahun
2006 dengan angka 12,338.
b. Variabel Independen 1. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
Indeks harga saham tidak ubahnya seperti sebuah barometer ataupun termometer yang ada di rumah kita. Fungsinya sangat penting
karena dapat memberikan ukuran yang dapat membantu kita melihat situasi bagaimanakah saat ini yang terjadi. Indeks harga saham menjadi
barometer kesehatan pasar modal yang dapat menggambarkan kondisi bursa efek yang terjadi. Pada tabel 4.4 di atas dapat kita lihat nilai rata-
rata Indeks Harga Saham Gabungan setiap tahun yang dimulai dari tahun 2004 sampai dengan 2006. Selama tiga tahun pengamatan nilai rata-rata
IHSG untuk tahun 2004 adalah sebesar 805,69; kemudian mengalami perubahan di tahun 2005 sebesar 1089,73; dan pada tahun berikutnya
meningkat sebesar 1442,93. Nilai rata-rata tertinggi selama tiga tahun pengamatan tersebut terjadi pada tahun 2006.
2. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI
Suku Bunga Bebas Risiko SBI merupakan salah satu instrumen moneter yang dapat mempengaruhi atau memotivasi masyarakat maupun
pengusaha untuk menabung dan melakukan investasi. Tingkat suku bunga berpengaruh secara nyata dan negatif terhadap kinerja pasar
159 modal Rini Dwi Astuti. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan dengan
naiknya bunga SBI, masyarakat akan lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya di sektor perbankan dengan harapan
mendapatkan keuntungan bunga yang lebih besar. Akibatnya terjadi pergeseran komposisi investasi masyarakat, yaitu investasi jangka
pendek di perbankan yang lebih besar dibandingkan dengan investasi jangka panjang di pasar modal. Sehingga investasi dana masyarakat di
pasar modal akan turun. Pada tabel 4.4 dijelaskan bahwa nilai rata-rata tingkat suku bunga
SBI pertahun untuk tahun 2004 adalah sebesar 0,6 persen. Sedangkan pada tahun 2005 sebesar 0,7 persen. Kemudian mengalami peningkatan
di tahun 2006 sebesar 0,9 persen. Dapat diambil kesimpulan bahwa nilai rata-rata suku bunga setiap tahunnya meningkat. Ini artinya para investor
akan lebih memilih investasi di sektor perbankan.
3. Inflasi
Inflasi berpengaruh terhadap pergerakan harga saham melalui return pasar I. Sutopo dan Sudarto: 1999. Hal ini menunjukkan bahwa
secara agregatif naiknya inflasi akan menurunkan return pasar atau indeks pasar. Pada tabel 4.4 diterangkan bahwa nilai rata-rata inflasi
pertahun pada tahun 2004 adalah sebesar 0,5 persen. Meningkat lagi di tahun berikutnya yaitu tahun 2005 sebesar 0,8 persen. Sampai pada
tahun 2006 nilai rata-rata inflasi sebesar 1,1 persen.
4. Nilai Tukar Rupiah
160 Variabel nilai tukar rupiah juga berpengaruh secara negatif
terhadap pasar modal Rini Dwi Astuti: 2001. Dengan naiknya nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika akan menyebabkan turunnya
investor dalam menanamkan dananya di pasar modal. Karena investasi, khususnya di pasar modal relatif lebih mahal dengan nilai Dollar yang
sama membutuhkan jumlah rupiah yang lebih banyak. Berdasarkan tabel 4.4 dapat diambil kesimpulan bahwa nilai rata-
rata nilai tukar rupiah pertahun untuk tahun 2004 adalah sebesar 8985,42. Tahun 2005 meningkat sebesar 9750,58. Sedangkan pada tahun
2006 nilainya turun sebesar 9141,25.
5. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas