Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi Tabel 4.7

162 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: KINERJA Observed Cum Prob 1,0 ,8 ,5 ,3 0,0 E x p ec ted C u m P rob 1,0 ,8 ,5 ,3 0,0 Dari gambar 4.1 dan gambar 4.2 dapat diambil kesimpulan bahwa data pada gambar 4.1 tidak terdistribusi secara normal. Data tersebut adalah data sebelum SBI dikeluarkan dari model regresi. Terlihat bahwa data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal. Setelah SBI dikeluarkan dari model persamaan regresi, terlihat pada gambar 4.2 ternyata data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan penelitian dapat dilanjutkan.

b. Uji Multikolinieritas

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu variabel independen yaitu variabel SBI terjadi gejala multikolinieritas. Oleh karena itu, penulis mengeluarkan variabel tersebut dari model regresi dengan 163 maksud untuk mendapatkan model terbaik. Adapun tabelnya sebagai berikut: Tabel 4.5 Data Output sebelum SBI dikeluarkan dari model Tabel 4.6 Data Output setelah SBI dikeluarkan dari model Coefficients Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 Constant IHSG 0,824 1,214 INFLASI 0,743 1,346 Coefficients Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 Constant IHSG 0,370 2,706 SBI 0,091 11,041 INF 0,129 7,746 NTR 0,838 1,193 a Dependent Variable: KINERJA 164 NTR 0,892 1,120 a Dependent Variable: KINERJA Dari hasil uji multikolinieritas ternyata variabel SBI terdapat gejala multikolinieritas tabel 4.5 dengan nilai VIF variance inflation factor sebesar 11,041 yang berarti jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka dikatakan variabel tersebut mempunyai masalah multikolinieritas. Oleh karena itu penulis mencoba mengeluarkan variabel tersebut dari penelitian dan hasilnya terlihat pada tabel 4.6. Dari tabel 4.6 diperoleh nilai VIF kurang dari 10 Gujarati: 2003 yang berarti tidak terdapat gejala multikolinieritas antar variabel dependen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai VIF, model regresi yang dibuat layak untuk digunakan dalam penelitian.

c. Uji Autokorelasi Tabel 4.7

Model Summary Change Statistics Durbin-Watson Model R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 0,904 100,346 3 32 0,000 1,175 a Predictors: Constant, NTR, IHSG, INFLASI b Dependent Variable: KINERJA Berdasakan tabel 4.7 di atas, diperoleh nilai Durbin Watson DW adalah sebesar 1,175 dimana nilai tersebut berada diantara -2 sampai +2. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada 165 periode t -1 sebelumnya pada model regresi yang dibuat dalam penelitian ini Singgih Santoso: 2000: 216.

d. Uji Heteroskedastisitas Gambar 4.3