Uraian di atas identik dengan Bamusi, dimana dakwah diimplementasikan sebagai strategi untuk mensukseskan agenda politik PDI. Bamusi beralasan bahwa
strategi ini tidaklah menyalahi etika ataupun mempergunakan agama demi kepentingan politik semata, melainkan merupakan bagian dari syiar Islam untuk
menyebarkan suatu hal yang benar. Jadi, dengan demikian, dakwah politik juga merupakan sebuah aktivitas
dakwah yang mengandung tindakan kampanye atau tujuan politik tertentu, orang sering mempersamakan kampanye dengan propaganda. Hal ini tidak sepenuhnya
salah karena keduanya memang merupakan wujud tindakan komunikasi yang terencana dan sama-sama ditunjujan untuk mempengaruhi khalayak
6
B. Teori Disonansi Kognitif
Disonansi dalam Kamus Induk Istilah Ilmiah, secara ilmiah dapat disonansi diartikan dengan variasi bunyi yang kurang sedap didengar sumbang;
ketidakserasian suara.
7
Sedangkan kognisi, dapat diartikan atau dimaknai, istilah umum yang melingkupi semua cara mengetahui yang serba ragam persepsi,
mengingat, membayangkan, memperhatikan, menilaimenimbang, dan berlogika; proses pengenalan dan penafsiran lingkungan oleh seseorang; pencapaian
pengetahuan terhadap sesuatau; dan hasil perolehan pengetahuan. Adapun kognitif
6
Antar Venus, Manajemen Kampanye, Paduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye komunikasi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008, h. 4
7
M. Dahlan Y. Al-Barry, L. Lya Sofyan Yacub, Kamus Induk Istilah Ilmiah: Seri Intelektual, Surabaya: Target Press, 2003, h. 146.
dalam bentuk kognisi diartikan, kognisi; berdasarkan pada pengetahuan faktual yang empiris; bersifat sadar dan mengetahui.
8
Teori yang diungkapkan oleh Leon Festinger pada tahun 1957 ini mengemukakan bahwa keyakinan seseorang dapat berubah pada saat mereka sedang
berada pada situasi konflik. Ini dapat terjadi karena pada dasarnya manusia didorong oleh keinginan untuk selalu berada dalam keadaan psikologis yang seimbang
konsonan. Jika terjadi ketidak konsonsistenan di antara kepercayaan atau tindakan yang menimbulkan ketidaknyamanan, maka hal ini disebut sebagai disonansi
kognitif. Semakin besar disonansi maka akan semakin besar pula ketidaknyamanan yang dirasakan seseorang dan ini akan mendorong manusia untuk mencapai keadaan
yang konsonan atau konsistensi.
9
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori disonansi kognitif untuk mengartikulasikan kajian dakwah politik yang erat kaitannya dalam aktivitas
komunikasi politik. Dan menjelaskan bagaimana pesan-pesan politik itu dapat ditransmisikan dan diterima melalui saluran situasional pada tempat dan saat
komunikasi itu dilakukan. Teori disonansi beranggapan bahwa dua elemen pengetahuan “merupakan
hubungan yang disonan tidak harmonis apabila, dengan dengan mempertimbangkan dua elemen itu sendi
ri, pengamatan satu elemen akan mengikuti elemen satunya” Festinger, 1957, hlm. 13. Sebagaimana teori-teori konsistensi lainnya, teori ini
8
M. Dahlan Y. Al-Barry, L. Lya Sofyan Yacub, Kamus Induk Istilah Ilmiah, h. 392.
9
Antar Venus, Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, h. 36.
berpendapat bahwa disonansi, “karena secara psiologis tidak nyaman, maka akan memotivasi seseorang untuk berusaha mengurangi disonansi dan mencapai
harmonikeselarasan” dan “selain upaya ituorang juga akan secara aktif menilak situasi-
situasai dan informasi sekiranya akan menigkatkan disonansi.”
Dalam disonansi kognitif elemen-elemen yang dipermasalahkan mungkin adalah 1 tidak relevan satu sama lain, 2 konsisten satu sama lain dalam istilah
Festinger, harmoni, atau 3 tidak konsisten satu sama lain disonantidak harmonis, dalam istilah Festinger. Hubungan tidak selalu dikaitkan secara logis dengan
konsistensi atau inkonsistensi. Suatu hubungan bisa saja secara logis konsisten bagi seseorang yang percaya pada pengamatan ini.
10
Beberapa konsekuensi yang lumayan menarik muncul dari teori disonansi, khususnya di bidang-bidang pengambilan keputusan dan permainan peran role
playing. Fokus buku ini adalah pada cara manusia menggunakan informasi dan teori disonansi penting sekali dalam hal itu.
11
1. Pengaruh Disonansi Kognitif dalam Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan, disonansi diprediksi akan muncul karena alternatif pilihan yang ditolak berisi informasi-informasi yang akan mengakibatkan ia diterima
dan alternatif pilihan yang dipilih berisi fitur-fitur yang akan mengakibatkan ia ditolak. Dengan kata lain, semakin sulit keputusan dibuat, maka semakin besar
10
Werner J.Severin - JamesW. Tankard. Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, Jakarta: Kencana, 2008, h. 165
11
Werner J.Severin - JamesW. Tankard. Jr, Teori Komunikasi, h. 165.