Sejarah Profil Baitul Muslimin Indonesia
Keagamaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
4
Adapun susunan Tim Formatur tersebut adalah Hamka Haq, Arif Budimanta, Said Abdullah, Irmandi Lubis, Achmad
Baskara, Zainun Ahmadi, M. Nova Andika. Diman DPP PDI Menugaskan kepada Tim Formatur untuk mempersiapkan Rancangan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, struktur organisasi, uraian tugas dan usulan nama-nama personalia organisasi sayap partai di Bidang Keagamaan tingkat pusat.
5
Pada selanjutnya Baitul Muslimin Indonesia resmi berdiri dan ditetapkan oleh DPP PDI Perjuangan dengan keluarnya Surat Ketetapan DPP PDI Perjuangan Nomor
50TAPDPPV2007
6
di Lenteng Agung, Jakarta, pada Rabu, 29 Maret, 2007 dan segenap pengurusnya dilantik oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati
Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan waktu itu Pramono Anung.
7
Di dalam SK yang ditetapkan mengenai pendirian Bamusi, dikatakan bahwa Bamusi sebagai organissi seazas dan se-aspirasi dengan PDI Perjuangan.
8
Adapun Struktur Komposisi dan Personalia Bamusi, pada waktu itu DPP PDI Perjuangan menetapkan antara lain Prof. DR. H. Hamka Haq sebagai Ketua Umum,
dan Zainun Ahmadi, MH sebagai Sekretaris jenderal.
9
Dengan diresmikannya kepengurusan Bamusi, semakin melengkapi sayap-sayap organisasi yang dimiliki
4
Rapat Pimpinan Pusat Baitul Muslimin Indonesia Tahun 2013, Informasi Kegiatan PP Baitul Muslimin Indonesia Masa Bakti 2010-2015, Surabaya: PP Baitul Muslimin Indonesia, h. 9
5
Rapat Pimpinan Pusat Baitul Muslimin Indonesia Tahun 2013, h. 10
6
Surat Ketetapan DPP PDI Perjuangan, 050TAPDPPV2007, Arsip Organisasi
7
Surat Ketetapan DPP PDI Perjuangan
8
Surat Ketetapan DPP PDI Perjuangan
9
Surat Ketetapan DPP PDI Perjuangan
seperti sayap organisasi kewanitaan Srikandi Demokrasi Indonesia dan kepemudaan Banteng Muda Indonesia.
10
Kehadiran Bamusi dalam mengundang banyak perhatian pihak dan kalangan Islam, hal ini dikarenakan adanya tokoh-tokoh ormas Islam terbesar dari
Muhammadiyah dan NU yang tergabung dalam Bamusi, sehingga berbagai kalanganpun dalam menganggapi kehadiran Bamusi menunjukan respon yang
beragam. Namun pada umumnya, meskipun Bamusi mengasosiasikan diri sebagai Ormas Islam yang bermotif dakwah, dari berbagai respon yang muncul selalu
bernuansa politis. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan yang jelas dan kuat antara Bamusi yang mengasosiasikan diri sebagai ormas Islam, namun ia merupakan salah
satu dari sayap organisasi dari PDI Perjuangan. Sehingga respon dan tanggapan yang muncul pun selalu bernuansa politis.
Diantara respon yang muncul seperti yang diberitakan oleh Harian Kompas edisi Senin, 6 Agustus 2007, yang menurunkan berita dengan headline
“PDI-P Gaet Syafii ma’arif dan Said Agil”. Dimana di harian tersebut diberitakan, “Dalam acara
tersebut, dua tokoh Islam, yaitu mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiya Syafii Ma,arif dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Agil Siraj, secara
resmi menyatakan kesediaannya menjadi Dewan Pembina Baitul Muslimin. “ini dakwah saja. Kita tidak mau bicara politik kekuasaan,” ucap Syafii dalam konferensi
pers yang juga diamini Said Agil.”
11
10
Pers Release Deklarasi Baitul Muslimin Indonesia, 27 Maret, 2007, Arsip DPP BAMUSI.
11
Kompas, PDI- P Gaet Syafii Ma’arif dan Said Aqil, Edisi Senin, 6 Agustus 2007.
Tanggapan lain dengan perspektif sosiologis muncul dari Direktur Eksekutif Centre for Dialogue and Cooporation among Civilizations CDCC Abdul Mu’ti yang
juga saat ini menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam opininya yang berjudul “Baitul Muslimin dan Islam Kiri” yang dimuat oleh Harian
Seputar Indonesia edisi Kamis, 9 Agustus 2007. Dimana Abdul Mu’ti berpendapat, “...ideologi politik PDI Perjuangan berbasis Marhaenisme yang dikembangkan
Soekarno. Sebagai pemimpin bangsa, Soekarno adalah sosok yang sangat anti kolonialisme, borjuisme, dan elitisme. Pergaulan pemikiran dan interaksi personal
Soekarno dengan tokoh Sosialis membuatnya dekat dengan kaum marhaen, kaum proletar, rakyat jelata, serta wong cilik. ...dengan berbagai penyempuranaan,
reinterpretasi dan kontekstualisasi manhaj Bamusi bisa dikembangkan sejalan dengan gagasan Soekarno. Diperlukan reinterpretasi dan ajaran Islam yang kontekstual dan
secara sistematis merumuskannya dalam “teologi kiti” atau “ideologi kerakyatan” yang berpihak pada kaum
dhuafa...”
12
Selain tanggapan-tanggapan normatif, tanggapan sinis pun muncul dalam merespon berdirinya Bamusi, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional Ulama
PKNU Choirul Anam, dalam komentarnya yang diberitakan oleh Harian Rakyat Merdeka dengan judul berita “Nahdliyin Tak Akan Pilih Partai Banteng, PKNU:
PDIP Tetap Sekuler”, mengutip komentar Choirul Anam yang dipublikasikan oleh Harian Rakyat Merdeka “...pembentukan Baitul Muslimin Indonesia oleh PDIP
adalah langkah sia- sia. “Kalangan nahdliyin tak akan tertarik bergabung dengan
12
Seputar Indonesia, Opini: Baitul Muslimin dan Islam kiri, oleh Abdul Mu’ti, edisi Kamis, 9
Agustus 2007.
Baitul Muslimin, ...langkah PDIP membentuk Baitul Muslimin tak akan banyak mengubah penilaian kalangan nahdliyin terhadap partai banteng ini. Selama ini, partai
yang dipimpin Megawati Soekarnoputri dikenal sebagai partai sekuler.”
13
Baitul Muslimin Indonesia adalah satu-satunya organsasi sayap keagamaan PDI Perjuangan, sehingga setiap pengurus di setiap struktur kepengurusannya adalah
kader dari PDI Perjuangan. Baitul Muslimin Indonesia berwatak religius, demokratis, nasionalis, plural terbuka dan kekeluargaan.
14
Meskipun bergerak di dalam bidang sosial-keagamaan, Baitul Muslimin Indonesia juga aktif dalam kegiatan-kegiatan
sosial lainnya yang bernuansa politis, terutama yang menyangkut ideologi dari PDIP. Alasan didiriannya Baitul Muslimin Indonesia oleh PDI Perjuangan secara umum
dapat ditinjau dari naskah Muqadimah ADART Baitul Muslimin Indonesia, yang ber bunyi sebagai berikut:
“...sebagai partai nasionalis yang berasaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 serta sesuai dengan tafsir dan jiwa Pancasila 1 Juni 1945, bertanggung jawab untuk mewujudkan citacita kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sadar bahwa cita-cita kebangsaan yang diperjuangkan oleh diatas landasan ideologi Nasionalisme, belum terhayati sepenuhnya oleh sebahagian elemen
bangsa, khususnya di kalangan umat Islam... ...dibentuklah organisasi keagamaan
13
Rakyat Merdeka, Nahdliyin Tak Akan Pilih Partai Banteng, PKNU: PDIP Tetap Sekuler, edisi Senin, 2 April 2007.
14
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Baitul Muslimin Indonesia, Asip Organisasi.
keIslaman yang bernama Baitul Muslimin Indonesia, bertujuan untuk membangun wawasan kebangsaan di kalangan masyarakat Islam Indonesia melalui pendekatan
keagamaan yang bersifat kultural sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
15