21
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Dakwah Politik
Dalam Kamus Arab-Indonesia kata Istilah dakwah, dakwah dapat diartikan sebagai seruan, ajakan, dan panggilan.
1
Dapat pula diartikan mengajak, menyeru, memanggil dengan lisan ataupun dengan tingkah laku atau perbuatan nyata.
2
Sedangkan, politik menurut Isjwara, politik dapat diartikan, salah satu perjuangan untuk memperoleh
kekuasaan atau sebagai teknik menjalankan kekuasaan-kekuasaan; sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, politik adalah proses pembentukan dan pembagian
kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Kegiatan dakwah yang sesungguhnya baik dan bermanfaat bagi kemaslahatan umat dalam memperkuat iman dan taqwa, juga merupakan upaya yang strategis untuk
lebih mendekatkan partai kepada kalangan masyarakat dan memberikan keuntungan politik bagi partai politik tertentu jika dilakukan oleh oknum partai politik .atau
organisasi yang berafiliasi dengan partai politik. sehingga, hal tersebut membawa peneliti pada sebuah term atau istilah, yaitu dakwah politik, term menjadi populer
manakala, banyak dijumpai kegiatan-kegiatan politik yang menggunakan simbol- simbol dakwah dalam aktivitas politiknya.
1
Mahmud Yunus , Kamus Arab- Indonesia Jakarta : Yayasan Penyelengara Penerjemah Penafsiran Al-Quran.1972 , h. 127.
2
Masdar Farid Mas’udi, Dakwah Membela Kepentingan Siapa Jakarta: P3M Pesantren, 1987, hal. 2
Penggunaan Term dakwah politik diantaranya di ungkapkan Atabik Lutfi, ketua Ikatan Dai Indonesia Ikadi dalam artikelnya yang diterbitkan oleh laman
Ikadi.or.id dengan “Dakwah Politik vs Politik Dakwah”, ...dalam hal ini jelas
kebenaran ajaran Islam bahwa berpolitik bagian dari dakwah dan dakwah merupakan tujuan dari berpolitik. Karena Islam tidak hanya hadir di wilayah kematian, formalitas
pertemuan dan wilayah kaku lainnya. Itu semua tidak membutuhkan ijtihad berat untuk mengusungnya. Semua sepakat dan siap melakukan ajaran Islam pada tataran
simbolis demikian.
3
Selain itu, term dakwah politik juga diungkapkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam sebuah wawancara, bahwa dakwah politik,
atau dakwah melalui jalur politik, sama saja mengisi subtansi nilai-nilai agama dalam berpolitik.
4
Penegasan yang lebih spesifik mengenai term dakwah politik, tercantum dalam butir-butir yang terdapat dalam Manhaj Hizbut Tahrir, yang merupakan garis
besar haluan organisasi tersebut, di mana ditegaskan, bahwa penggabungan dua istilah yaitu dakwah
da’wah dan politik siyasiyah, penggabungan dua unsur istilah tersebut melahirkan sebuah istilah dakwah politik
da’wah siyasiyah artinya adalah mengemban dakwah Islam melalui jalur politik, yaitu dakwah dengan metode
melakukan aktivitas politik, demi tercapainya hasrat dan orientasi politik bagi organisasi.
5
3
http:ikadi.or.idartikelopini71-dakwah-politik-vs-politik-dakwah.html , diakses pada 2
Oktober, 2013, pukul 00.07
4
Tribunnews.com, Din Syamsuddin Beri Nasehat Pada Baitul Muslimin Indonesia, edisi jumat, 6 Januari 2012. Diakses pada: 24 Agustus 2013, pukul 16.35.
5
Manhaj Hizbut Tahrir fi Taghyiir, Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia, h. 14
Uraian di atas identik dengan Bamusi, dimana dakwah diimplementasikan sebagai strategi untuk mensukseskan agenda politik PDI. Bamusi beralasan bahwa
strategi ini tidaklah menyalahi etika ataupun mempergunakan agama demi kepentingan politik semata, melainkan merupakan bagian dari syiar Islam untuk
menyebarkan suatu hal yang benar. Jadi, dengan demikian, dakwah politik juga merupakan sebuah aktivitas
dakwah yang mengandung tindakan kampanye atau tujuan politik tertentu, orang sering mempersamakan kampanye dengan propaganda. Hal ini tidak sepenuhnya
salah karena keduanya memang merupakan wujud tindakan komunikasi yang terencana dan sama-sama ditunjujan untuk mempengaruhi khalayak
6
B. Teori Disonansi Kognitif
Disonansi dalam Kamus Induk Istilah Ilmiah, secara ilmiah dapat disonansi diartikan dengan variasi bunyi yang kurang sedap didengar sumbang;
ketidakserasian suara.
7
Sedangkan kognisi, dapat diartikan atau dimaknai, istilah umum yang melingkupi semua cara mengetahui yang serba ragam persepsi,
mengingat, membayangkan, memperhatikan, menilaimenimbang, dan berlogika; proses pengenalan dan penafsiran lingkungan oleh seseorang; pencapaian
pengetahuan terhadap sesuatau; dan hasil perolehan pengetahuan. Adapun kognitif
6
Antar Venus, Manajemen Kampanye, Paduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye komunikasi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008, h. 4
7
M. Dahlan Y. Al-Barry, L. Lya Sofyan Yacub, Kamus Induk Istilah Ilmiah: Seri Intelektual, Surabaya: Target Press, 2003, h. 146.