sih kekuarangannya. Mungkin saking enaknya kali ya, kita juga mau negur juga enggak enak, hehehe sambil tertawa, yah paling itu aja.
6. P
: Apa yang anda ketahui tentang figure ustadz Suhro?
J :
F igur beliau dimata jama’ah, yah baik, ramah, murah senyum. Yah, bisa
dikatakan juga sebagai teladan yang baiklah untuk kami.
7. P
: Apakah bapak pernah mengalami kesulitan ketika ustadz Suhro menjelaskan materi yang disampaikan?
J :
K alau kesulitan pastilah pernah, karenakan kita sebagai jama’ah, awam
dengan agama, pastinya setiap materi, kita engga langsung memahami. Paling jalan satu-satunya bertanya sama ustadz, supaya paham terhadap apa yang di
sampaikan. Mmmmh, pengajian disini juga kan bukan kayak pendidikan yang ada di kampus, berbeda, kalau di kampus-kan ada UTS, Ujian dan lain-lain,
memang benar-benar dipersiapkan untuk ujian, jadi mau engga mau harus benar-benar hapal. Kalau kita di sini sekedar kita dapat siraman rohani aja,
juga, pencerahan, agar adanya ukhuwah Islamiah, pemahaman. Kan terkadang kalau ngaji engga bisa didapati sekali dua kali, yah itu engga cukup, maka
butuh berkali-kali agar paham terhadap ilmu agama.
Narasumber Pewawancara
Ustadz Sofyan Hadi Choirul Roziqin
Keterangan:
“P” = Pertanyaan “J” = Jawaban
WAWANCARA KEPADA PENGURUS MUSHALLA AN-NABAWI
Narasumber : Bapak ustadz Mansur Soliki ketua mushalla
Pewawancara : Choirul Roziqin peneliti
Waktu : Jum’at, 24 April 2013
Pukul : 13.00 WIB
– selesai
1. P
: Bagaimana awal mula berdirinya mushalla An-Nabawi? J
: baik, mengenai mushalla An-Nabawi ini, didirikan pada tahun 1998,
kemudian mushalla ini dibangun atas dasar ide dari para karyawan muslim yang menginginkan tempat ibadah khusus didalam hotel. Oleh
sebab itu, maka dibangunlah sebuah mushalla di basemant hotel, Seiring berjalannya waktu, mushalla ini semakin ramai dikunjungi oleh
para karyawan atau karyawati muslim yang ada di dalam hotel, ada yang datang untuk shalat lima waktu, ada juga untuk melepas lelah
sejenak setelah bekerja, tapi setelah shalat ini lho. Sampai akhirnya di akhir tahun 1999, menuju tahun 2000, beberapa karyawan muslim
yang sering berjama’ah, membuat Dewan Kepengurusan Mushalla DKM di dalam mushalla ini. Mulailah terbentuk ketua mushalla,
ketua majelis taklim, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan seksi- seksi.
2. P
: Bagaimana latar belakang dari pengajian rutin ini? J
: Latar belakang terbentuknya pengajian ini, sebenarnya setelah
terbentuk kepengurusan, di tahun 2003, kawan-kawan yang aktif dalam mushalla ini, berinisiatif untuk membuat ajang silaturrahim,
memperdalam ilmu agama, mendapatkan pencerahan, selain itu siraman rohani untuk menenangkan hati dengan cara membuat
pengajian rutin atau majelis taklim mingguan dan bulanan. Awal-
awalnya sih sedikit, paling lima orang, sepuluh orang aja udah banyak banget, hehehe sambil tertawa tapi Alhamdulillah sekarang sudah
banyak yang hadir dalam pengajian mingguan maupun bulanan. Nah, Kalau yang mingguan setiap hari rabu setelah shalat zhuhur, kalau
yang bulanan setiap hari senin awal bulan setelah shalat zhuhur juga.
3. P