55
menunjukan jalan yang benar kepada para mad’u bi al-Hikmah. Menurut penulis, metode ini dapat memberikan dampak positif kepada siapa saja
yang membacanya, karena bukan saja para karyawan yang mendapatkan manfaat dari metode ini, akan tetapi ringkasan ini bisa tersebar ke Istri,
anak, saudara, atau teman di luar Hotel Menara Peninsula. Metode ini digunakan oleh ustadz Suhro sedari awal beliau berdakwah di kalangan
karyawan Hotel Menara Peninsula. Tehnik dalam metode ini ialah, sebelum beliau memberikan ceramahnya kepada mad’u, beliau
memberikan ringkasan yang berupa bahasa Arab dan sudah dipersiapkan sebelum beliau ceramah. Setelah catatan tersebut dibagikan, beliau
berceramah memberikan pemahaman kepa da para mad’u sesuai dengan
ringkasan materi yang telah diberikan tadi, sehingga setiap materi yang dibahas ustadz Suhro tidak keluar dari ringkasan tersebut. Setelah
pengajian selesai, catatan tersebut tidak dikembalikan kepada ustadz Suhro, melainkan dibawa pulang oleh masing-masing karyawan.
10
Dengan ringkasan materi yang beliau berikan tadi, akhirnya dakwah bisa tersebar
luas kepada orang-orang selain karyawan yang mengikuti pengajian rutin tersebut. Ini menunjukkan bahwa dakwah melalui tulisan dapat
memberikan pengaruh besar terhadap penyebaran agama Islam. Dengan ringkasan ini, pesan-pesan dakwah dapat disebarluaskan
secara mudah kepada sasaran dakwah. Dalam hal ini, ringkasan ini cukup efektif sebagai media dakwah kepada para mad’u.
10
Hasil observasi secara langsung di mushalla An-Nabawi Hotel Menara Peninsula, Jakarta, 27 Februari 2013.
56
4. Metode Praktik
Dalam metode ini, ustadz Suhro memberikan metode praktik kepada para mad’u yaitu memberikan pemahaman kepada para mad’u
secara praktik, seperti cara berhubungan beribadah kepada Allah SWT hablun min Allah dengan metode bi al-Hikmah yaitu tepat dalam
perkataan dan perbuatan serta meletakan sesuatu pada tempatnya. Sebuah praktik akan mendapatkan nilai ibadah di sisi Allah SWT apabila orang
tersebut mengetahui serta mengamalkannya dengan baik dan benar tentang apa yang dipraktikan.
Metode ini digunakan oleh ustadz Suhro, ketika sebuah materi yang dibahas berkaitan dengan praktik. Biasanya metode ini digunakan,
ketika materi yang dibahas adalah ilmu fiqih, seperti tata cara shalat, wudhu, dan lain-lain. Metode ini digunakan beliau juga sebagai pelengkap
setelah memberikan ceramah dan tanya jawab. Praktik yang beliau contohkan sesuai dengan kebenaran, artinya tidak keluar dari al-
Qur’an dan al-Hadist dan penuh kebijaksanaan bi al-Hikmah. Contoh
praktiknya: Dalam al- Qur’an Surat al-Maidah5 : 6, berikut:
ا حسْما قفارمْلا ىلإ ْمكيدْيأ ْمكه ج ا لسْغاف الصلا ىلإ ْمتْمق ا إ ا نمآ ني لا ا يأ اي ْ أ رفس ٰىلع ْ أ ٰىضْرم ْمتْنك ّْإ ۚ ا ر طاف اًبنج ْمتْنك ّْإ ۚ نْيبْعكْلا ىلإ ْمكلجْرأ ْمكس ءرّ
ا حسْماف اًبيط اًديعص ا مميتف ًءام ا دجت ْملف ءاسنلا متْسمال ْ أ طئاغْلا نم ْمكْنم ٌدحأ ءاج هتمْعن متيل ْمكر طيل ديري ْنكٰل جرح ْنم ْمكْيلع لعْجيل هللا ديري ام ۚ هْنم ْمكيدْيأ ْمكه ج ّ
ّ ركْشت ْمكلعل ْمكْيلع
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuh kakimu sampai dengan
kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air kakus atau
57
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik bersih; sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur.” Ayat di atas menunjukan bahwa ketika seseorang hendak
berwudhu maka, basuhlah mukanya dan tangannya sampai dengan siku, dan sapulah kepala dan membasuh pula kakinya sampai dengan kedua
mata kakinya, maka disinilah ustadz Suhro mempraktikannya secara langsung kepada para mad’u apa yang dengan metode bi al-Hikmah yaitu
sesuai dengan yang diperintahkan Allah SWT, tidak mengurang-ngurangi dan tidak melebih-lebihkan. Dan ketika seseorang sedang mengalami sakit
atau sesuatu yang tidak boleh terkena air, maka beliau memberikan jalan agar bertayamum.
Dengan metode praktik yang beliau berikan kepada para mad’u, maka beliau menggunakan metode bi al-Hikmah yaitu sebuah praktik yang
diberikan sesuai dengan kebenaran yang terdapat dalam al- Qur’an al-
Karim melalui pendapat para ulama.
B. Peningkatan kerukunan antar karyawan di Hotel Menara Peninsula
Jakarta Barat.
Sebuah kerukunan tidak timbul secara alami dalam setiap diri individu, kerukunan dibangun dengan adanya sebuah usaha yang dilakukan oleh setiap
individu, usaha tersebut timbul dengan menciptakan sebuah sikap yang dapat menciptakan rasa kerukunan dan perdamaian yang dapat memberikan dampak
positif tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi bagi semua masyarakat yang menciptakan kerukunan dan perdamaian tersebut. dari hasil observasi yang
58
peneliti peroleh, peneliti menemukan peningkatan yang terjadi di mushalla An-Nabawi Hotel Menara Peninsula Jakarta Barat, sebagai berikut:
1. Semakin meningkatnya rasa keseragaman antar sesama dalam hal
kebaikan pada diri karyawan.
11
2. Yang sebelumnya belum mengenal satu sama lain menjadi saling
mengenal. 3.
Ketika pertama kali pengajian tersebut diadakan, jumlah jama’ah hanya sedikit, berkisar lima sampai dengan sepuluh orang, namun, seiring
berjalannya pengajian tersebut, memberi kesan positif kepada mereka yang datang ke mushalla An-Nabawi untuk ikut bergabung dalam
pengajian tersebut, sehingga jama’ah menjadi bertambah.
12
4. Kepedulian antar sesama semakin meningkat terlihat ketika makan
bersama dalam satu wadah.
13
5. Meningkatnya rasa saling membutuhkan, menghargai, mengingatkan dan
memerhatikan satu di antara yang lainnya.
11
Wawancara dengan bapak Sofyan Hadi selaku karyawan Hotel Menara Peninsula dan sekaligus jama’ah pengajian ustadz Suhro Suhaemi, Jakarta, 06 Mei 2013.
12
Wawancara dengan bapak Sofyan Hadi selaku karyawan Hotel Menara Peninsula dan sekaligus jama’ah pengajian ustadz SuhrSuhaemi, Jakarta, 06 Mei 201
13
Hasil observasi secara langsung di mushalla An-Nabawi Hotel Menara Peninsula, Jakarta, 27 Februari 2013.