Metode Analisis Data Karya Sastra

7

1.7 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ditempuh lankah - langkah sebagai berikut : 1. Studi kepustakaan yaitu untuk membaca teks hikayat cerita Putri Merak Jingga dan untuk melengkapi data yang telah dikumpulkan dengan mengumpulkan bahan bacaan yang berhubungan dengan pembahasan sebagai data sekunder. 2. Studi teks yaitu pengumpulan data melalui naskah yang telah diteliti setelah terlebih dahulu membaca. Kemudian menganalisis psikologis yang tekandung dalam naskah dan membuat ringkasan atau sinopsis, tema, menentukan jenis alur, tokoh yang akan dianalisis. Kemudian menafsirkan sifat psikologis yang tergantung dalam naskah.

1.8 Metode Analisis Data

1. Pendekatan intrinsik yaitu digunakan untuk mendeskripsikan. Unsur – unsur yang membangun dalam cerita Putri Merak Jingga yang terdiri atas tema, alur, latar, dan tokoh. 2. Pendekatan ekstrinsik yang digunakan untuk mendeskripsikan unsur – unsur luar yang membangun cerita Putri Merak Jingga khusunya tentang psikologi tokoh. Universitas Sumatera Utara BAB II KARYA SASTRA DAN PSIKOLOGIS

2.1 Karya Sastra

Menurut suatu defenisi tidak mudah sebab defenisi selalu berusaha mmberikan pengertian yang tepat dan sedekat mungkin terhadap sesuatu dalam kalimat yang relatif singkat dan padat. Demikian juga dengan defenisi sastra, tetapi bukan berarti sastra itu tidak dapat didefenisikan. Secara etimologi dapat ditinjau bahwa kata sastra yang dalam kehidupan sehari-hari disebut juga kesusastraan berasal dari bahasa sansekerta. Kata dasar kesusastraan ialah sastra yang berarti tulisan, karangan. Sastra mendapat awalan sehingga maknanya menjadi tulisan atau karangan yang indah. Dalam bahasa Indonesia sastra mendapat konfiks ke-an hingga menjadi kesusastraan yang berarti kumpulan tulisan atau karangan yang indah. Kata sastra dapat ditemukan dalam berbagai konteks pernyataan yang berbeda satu sama lain. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa sastra itu bukan hanya sekedar istilah untuk menyebutkan fenomena yang sederhana. Sastra merupakan istilah yang memiliki arti luas, meliputi sejumlah kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat membicarakan sastra secara umum misalnya bedasarkan aktivitas manusia tanpa mempertimbangkan budaya, suku, maupun bangsa. Universitas Sumatera Utara Karya sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati. Orang- orang tertentu pada masyarakat dapat menghasilkan karya sastra, sedangkan orang lain dalam jumlah yang besar dapat menikmati karya sastra itu dengan cara mendengarkan atau membacanya. karena karya sastra dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, langsung diucapkan atau lisan, lewat radio, majalah, buku, dan sebagainya. Bahasa, baik lisan maupun tulisan, merupakan bahan pokok karya sastra. Dengan perkataan lain, karya sastra mengandung kumpulan dari bentuk bahasa yang digunakan dalam berbagai pola yang sistematis. untuk menyampaikan segala ide atau gagasan. Jadi, karya sastra itu adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Dalam proses penciptaan suatu karya sastra, pengarang tidak hanya mengekspresikan apa yang ada pada jiwa mereka ke dalam suatu karya sastra, tetapi diperlukan kemampuan pendidikan yang mapan dan kejelian dalam menganalisis serta memasukkan ilmu lainnya, seperti psikologi, filsafat, antropologi, sosiologi, dan lain-lain. Dengan pendidikan yang mapan dan kejelian menganalisis serta memasukkan pengetahuan lainnya ke dalam suatu hasil karya sastra, karya sastra tersebut terasa bermanfaat di samping mempunyai unsur kenikmatan. Universitas Sumatera Utara Hubungan sastra dengan psikologi, sosiologi, dan antropologi sangat dekat. Hal ini karena sastra dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan tersebut mempunyai objek yang sama yaitu manusia yang mencakup lingkungan dan kehidupannya. Darma 1983 : 52 mengemukakan bahwa, “Sastra sebenarnya pengungkapan masalah hidup, filsafat dan ilmu jiwa. Pengarang adalah ahli ilmu jiwa dan filsafat yang mengungkapkan masalah hidup, kejiwaan, dan filsafat melalui tulisan sastra”. Dari kutipan di atas dapat dilihat bagaimana eratnya hubungan jiwa pengarang dalam melukiskan karya sastra sebagai dorongan dari jiwanya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa karya sastra diperkaya atau berisikan nilai-nilai kehidupan serta pengalaman manusia.

2.2 Bahasa sebagai Media Karya Sastra