3 Latar sosial : dalam cerita Putri Merak jingga menceritakan status sosial
tentang Raja Tua Sakti sebagai pemimpin yang bijaksana dan menjadikan kerajaannya tentram dan damai.
3.6 Nilai Budaya
Berikut ini akan dipaparkan beberapa nilai budaya yang tersirat dalam cerita Putri Merak Jingga.
1 Rela Berkorban demi cinta
Nilai Budaya pengabdian atau rela berkorban kepada raja tampak menonjol dalam cerita Putri Merak Jingga. Perilaku tersebut tercermin pada sikap
seorang pemuda bernama Alang Jermal, putra Panglima Kerajaan Petani. Pemuda tersebut kebetulan menjadi kawan karib putra raja bernama Putra
Bandar Sakti, sekaligus kekasih putri raja bernama Putri Merak Jingga. Suatu ketika, Alang Jermal mendapat perintah dari Putra Bandar Sakti untuk mencari
ikan yang paling enak di dasar laut. Karena patuh dan rela berkorban, ia menjalankan tugas itu dengan senang hati. Alang Jermal juga mengetahui bahwa
Universitas Sumatera Utara
yang menginginkan ikan itu adalah kekasihnya Putri Merak Jingga. Sebagai seorang pemuda, ia ingin mewujudkan cita-cita kekasihnya untuk mendapatkan
ikan yang paling enak di dunia. Perhatkan kutipan berikut ini yang menyiratkan besarnya rasa pengabdian dan rasa cintanya kepada Putri Merak Jingga
Pada suatu hari ketika mereka bermain di tengah laut, Putra Bandar Sakti berkata kepada sahabatnya Alang Jermal agar mencarikan ikan yang
paling enak di dunia tetapi yang belum pernah diketahui oang. Ratu Bidadari Laut memenuhi permintaan mereka tetapi dengan syarat Alang
Jermal harus tinggal di gua itu selama dua kali musim ikan termenung ikan gembung. PMJ, hlm. 69-70.
Demikianlah pengabdian Alang Jermal kepada junjungannya. Ia tetap
melaksanakan tugasnya dengan senang hati meskipun pencarian ikan itu sangat menyulitkan dirinya. Akhirnya, ia berhasil memperoleh ikan itu dan
mempersembahkan kepada putri raja. 2
Kesetiaan Kesetiaan Putri Merak Jingga terhadap kekasihnya, Alang Jermal,
menyulitkan dirinya bahkan seluruh keluarganya, hingga kerajaan itu hancur diserang oleh Raja Tiongkok. Hal itu terlihat dalam adegan ketika Putri Merak
Jingga menolak pinangan Raja Hwa Loan yang juga menginginkan dirinya sebagai istrinya. Akibat penolakan pinangannya itu, orang tua dan kakaknya
tewas dan kerajaan hancur oleh Hwa Loan. Untunglah Alang Jermal segera datang menyelamatkan kekasihnya itu.
Untuk keselamatan Putri Merak Jingga, Alang Jermal terpaksa membawa keranda kaca itu terjun ke dasar laut. Alang Jermal berhasil menjumpai
Ayah Putri Merak Jingga, tetapi ketika kembali Putri Merak Jingga sudah ditelan naga jelmaan maha raja Hwa Loan. PMJ, hlm. 72.
Universitas Sumatera Utara
Kesetiaan dan pengorbanan seorang gadis mutlak diperlukan dalam menjalin cinta. Akhirnya, berkat kesetiaan kedua tokoh itu berhasil meraih cita-
cita mereka. Kedua tokoh remaja itu menjadi suami istri dan berbahagia bersama ketujuh orang putrinya.
3 Membela Kebenaran dan Harga Diri
Nilai budaya membela kebenaran dan harga diri terlihat pada sikap dan perilaku Putra Bandar Sakti sebagai anak raja dan kakak dari Putri Merak Jingga.
Sebagai pemuda, ia menuntut bela atas serangan Raja Hwa Loan yang memporak-porandakan Kerajaan Petani ketika marah karena ditolak
pinangannya. Peperangan itu mengakibatkan Putra Bandar Sakti tewas, demikian pula raja dan seluruh kerajaan hancur musnah. Kejadian itu menyiratkan adanya
kebesaran jiwa Putra Bandar Sakti serta harga diri yang tinggi untuk melindungi keluarganya. Ia tewas di tangan Raja Hwa Loan ketika mencoba menghadang
pasukan Tiongkok memasuki istana kerajaan. Mendengar bahwa lamarannya ditolak oleh Raja Tua Sakti Perkasa maka
Maharaja Hwa Loan murka. Segera dikerahkan tentaranya menyerang kembali. Putra Bandar Sakti menghambat musuh yang berusaha
memasuki tempat persembunyian Putri Merak Jingga, tetapi akhirnya Putra Bandar Sakti tewas juga. PMJ, hlm. 72.
Pengorbanan Pemuda itu merupakan usaha seorang pria yang pemberani
dan melindungi keluarga hingga titik darah penghabisan. Setelah kejadian itu
Universitas Sumatera Utara
musnah, tinggallah Putri Merak Jingga bersama kekasihnya. Mereka menikah dan membangun kerajaannya kembali,
4 Kebijaksanaan
Nilai budaya kebijaksanaan mutlak diperlukan bagi setiap pemimpin, apalagi bagi seorang raja. Kecerobohan dan kesewenang-wenangan seperti
perilaku Raja Hwa Loan akan merugikan orang lain, yakni Kerajaan Petani di kota Teluk Belanga. Perhatikan kutipan berikut yang menggambarkan
kemurkaan Raja Hwa Loan terhadap musuh yang menolak pinangannya. Sesampainya didasar laut Alang Jermal berseru kepada jin laut. Bantulah
kami musnahkan musuh kami itu, seketika itu juga turunlah badai diiringi petir dan gelombang laut yang besar. Melihat kejadian itu maharaja Hwa Loan sangat
marah dan berseru dengan hebatnya. Hai raja dewa di langit jadikanlah aku seekor naga yang paling ganas. PMJ.hal.72
Alang Jermal berusaha bertahan dan melindungi putri merak jingga dari serangan Raja Hwa Loan. Tapi kemarahan Hwa Loan tidak terkendali ia
menjelma menjadi naga yang paling ganas untuk menumpas musuh yang telah menolak lamarannya itu. Akhirnya Hwa Loan kecewa karena kedua musuhnya
itu berhasil lolos.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS PSIKOLOGIS ALANG JERMAL
4.1 Setia