Komunikasi Fatis URAIAN TEORITIS

dari komunikasi emosional sampai pemrosesan informasi dan pemahaman. Teori ini memandang suatu inisiatif untuk berinteraksi sebagai sifat multifungsional dan sebagai suatu bagian penting dari proses komunikasi. Jadi, fokusnya bukan sekedar pada apa yang ditampilkan oleh prilaku nonverbal tetapi juga pada hubungan antara prilaku tersebut dengan tujuan-tujuan yang ada dibaliknya.

II.4. Komunikasi Fatis

Menurut Vladimir Zegarac, apa itu komunikasi fatis atau What is Phatic communication adalah pertanyaan untuk jawaban faktual yang dapat diberikan dalam suatu konteks penjelasan mengenai tingkah laku yang bersifat komunikatif. 50 Ada sedikit bantahan bahwa teori pragmatis harusnya memiliki suatu istilah untuk menyebutkan jenis bahasa yang digunakan tersebut. Pertama, pertukaran bersifat fatis sangat umum dalam kehidupan sehari- hari. Jadi, pendekatan logis plausible dari interaksi verbal dapat menjelaskannya. Kedua, hubungan yang bersifat fatis memunculkan kesulitan-kesulitan yang spesifik untuk analisis pragmatis. Jadi, ada suatu istilah untuk mengatakan tentangnya dimana seseorang tidak akan benar-benar membutuhkan istilah tersebut untuk disebutkan dengan tipe-tipe hubungan lainnya. Ketiga, komunikasi fatis sering disinggung dan kadang-kadang dijelaskan namun memang belum pernah dijelaskan secara terperinci. 50 Lihat footnote No.1 Universitas Sumatera Utara Komunikasi fatis dalam bahasa Inggris disebut juga small talk atau chit chat. Orang-orang menyadari bahwa beberapa ungkapan seperti, “hari yang cerah, bukan?” dan “bagaimana dengan liburanmu?” adalah percakapan yang bersifat social. Mereka juga memahami cara melakukan komunikasi fatis tertentu yang mempersyaratkan terlibatnya mental dan memakan waktu. Komunikasi Fatis adalah komunikasi yang bertujuan untuk menimbulkan kesenangan diantara pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Menurut Fawcett, komunikasi fatis bukanlah mengenai pembagian informasi saat kita mengatakan “hari sangat cerah” sementara kelihatannya hujan akan turun segera, yang berarti tujuan informasinya lemah. ... it is not that we are not sharing information when we say nice day but it looks as if it may rain soon, but that the informational purpose is rather weak. 51 Sedangkan Schneider mengatakan komunikasi fatis adalah perbincangan kecil yang tidak mengandung banyak informasi penegtahuan namun selalu mengandung informasi sosial ... small talk does not convey much cognitive information [...] but it is always loaded with social information. 52 Coupland, Coupland and Robinson menyebutkan bahwa komunikasi fatis seringkali hanya untuk menciptakan sebuah hubungan atau percakapan konvensional dan tidak bersifat semantik ... phatic communion has often been appealed to as a concept ... typically taken to designate a conventionalized and desemanticized discourse mode or type. 53 Para ahli tersebut juga menekankan bahwa komunikasi fatis sering dilibatkan dengan derajat kepura-puran mengenai apa sebenarnya niat si 51 Ibid 52 Ibid 53 Ibid Universitas Sumatera Utara pembicara kepada pendengarnya seperti yang disebutkan oleh Coupland, Coupland and Robinson : “Satu ciri kunci dari percakapan fatis adalah bahwa yang kita duga sebenarnya tidak tepat, melainkan hanya sebagai cara untuk menyembunyikan isi pesan kemana komitmen tersebut dibuat”. A key characteristic of talking phatically may therefore be not so much that it is inherently suspect, but that it manages to disguise the extent to which commitment is being made or withheld. 54 Menurut Vladimir Zegarac dan Billy Clark Komunikasi fatis adalah komunikasi yang memberikan sanjungan atau diperuntukkan untuk memunculkan interpretasi yang menyenangkan. Phatic communication is communication which gives rise to, or is intended to give rise to, phatic interpretations. 55 Jumanto dalam disertasinya yang berjudul Komunikasi Fatis di Kalangan Penutur Jati Bahasa Inggris. menyebutkan bahwa komunikasi fatis digunakan untuk menyatakan dua belas fungsi, yaitu untuk memecahkan kesenyapan, untuk memulai percakapan, untuk melakukan basa-basi, untuk melakukan gosip, untuk menjaga agar percakapan tetap berlangsung, untuk mengungkapkan solidaritas, untuk menciptakan harmoni, untuk menciptakan perasaan nyaman, untuk mengungkapkan empati, untuk mengungkapkan persahabatan,untuk mengungkapkan penghormatan, dan untuk mengungkapkan kesantunan. 56 Menurut Jumanto, Komunikasi fatis digunakan untuk mengungkapkan kesantunan mempertahankan jarak sosial, untuk mengungkapkan kesantunan dan persahabatan memperpendek jarak sosial, dan untuk mengungkapkan 54 Ibid. 55 Ibid 56 Jumanto,ibid. Universitas Sumatera Utara persahabatan menghilangkan jarak sosial kepada petutur yang berbeda-beda dalam hal kuasa dan solidaritas. 57 Zegarac menyatakan bahwa komunikasi fatis sebagai institusi sosial Phatic communication as a social institution. Sebagai institusi sosial dalam proses penginstitusiannya memiliki dua tipe, yaitu standarisasi standardization dan konvensionalisasi conventionalization. 58 Standarisasi berarti bahwa dalam komunikasi fatis interpretasi yang terjadi dalam makna yang terungkap dan dipahami tanpa ada unsur konvensional. Sedangkan Konvensionalisasi yaitu komunikasi fatis yang dilakukan dengan ekspresi yang bersifat konvensional, seperti penggunaan kata hai dan halo. Jadi komunikasi yang dilakukan dosen terhadap mahasiswa yang cenderung bersifat fatis atau menyenangkan antara lain dapat berupa sapaan “apa kabar”, “hai”, dan “halo”. Atau hal-hal lain yang bersifat obrolan ringan seperti candaan maupun sentuhan fisik seperti tepukan halus dipundak yang menyenangkan baik di dalam ruang kuliah maupun di luar kegiatan kuliah. Dari paparan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya komunikasi fatis itu dilakukan secara verbal dan nonverbal, yakni mencakup lisan, tulisan dan isyarat tubuh.

II.5. Teori S-O-R