II.3.3. Kategori Komunikasi Nonverbal
Kategori komunikasi nonverbal yang dimaksud adalah beragam cara yang digunakan orang-orang untuk berkomunikasi secara nonverbal, yaitu vocalics,
paralanguage, kinesics yang mencakup gerakan tubuh, lengan, dan ekspresi wajah facial expression, prilaku mata eye behaviour, lingkungan yang mencakup
objek benda atau artefak, proxemics yang merupakan ruang dan teritori pribadi, sentuhan haptics, penampilan fisik tubuh dan cara berpakaian, chronemics
waktu dan bau olfactions.
39
Gambar 2.1. Penggunaan ekspresi wajah merupakan salah satu komunikasi nonverbal.
Dalam tindakan komunikasi sehari-hari, kita lebih banyak mempunyai output dan input vokal dibandingkan dengan kata-kata yang kita ungkapkan
secara lisan. Output dan input vocal inilah yang kita sebut sebagai vocalics atau paralanguage. Contoh nyata dari kategori komunikasi nonverbal ini adalah desah
sighing, menjerit screaming, merintih groaning, menelan swallowing, menguap yawning, disamping bentuk-bentuk seperti jeda, intonasi, dan
penekanan dalam pembicaraan lisan.
39
Ibid, hal.6.17
Universitas Sumatera Utara
Kategori lain dari komunikasi nonverbal adalah kinesics. Ketika kita akan berkomunikasi dengan orang lain, ekspresi wajah kita akan selalu berubah tanpa
melihat apakah kita sedang berbicara atau mendengarkan. Paul Ekman dan Wallace Friesen telah mengidentifikasikan enam emosi dasar bahwa ekspresi
wajah mencerminkan keheranan, kesakitan, kemarahan, kebahagiaan, kesedihan, kebencian, dan kejijikan.
Bentuk lain dari kinesics adalah gerakan tangan, kaki, dan kepala. Orang- orang yang terlibat dalam tindak komunikasi sering menggerakkan kepala dan
tangannya selama interaksi berlangsung. Beberapa dari gerakan kepala dan tangan tersebut dilakukan secara sadar dan beberapa lainnya dilaksanakan secara tidak
sengaja, namun semuanya memiliki makna. Gerakan tangan cenderung digunakan paling banyak oleh orang yang sedang berbicara, sedangkan pendengar
cenderung menggunakan gerakan kepala. Gerakan kepala yang paling umum digunakan oleh orang-orang yang sedang mendengar adalah anggukan dan
gelengan kepala. Gerakan kepala yang lain adalah dengan mengernyitkan atau mengerutkan dahi. Gerakan ini bermakna bahwa orang yang sedang
mendengarkan memberikan umpan balik feedback kepada pembicara. Gerakan tangan menyajikan banyak fungsi pesan bagi pembicara selama
interaksi berlangsung, yaitu menegaskan atau menjelsakan apa yang sedang dikatakan, memberikan penekanan pada pembicaraan, dan mengilustrasikan apa
yang sedang dikatakan. Selain itu, ada juga gerakan tangan yang tidak memiliki hubungan yang nyata terhadap apa yang sedang dikatakan. Tujuan dari gerakan
tangan ini adalah untuk menunjukkan intensitas pesan, misalnya berjabat tangan dengan cepat untuk mengekspresikan kegembiraan.
Universitas Sumatera Utara
Aspek komunikatif yang utama dari perilaku mata adalah siapa dan apa yang sedang kita lihat dan untuk berapa lama. Mata kita merupakan saluran
komunikasi nonverbal yang penting tidak hanya selama interaksi berlangsung tetapi juga sebelum dan sesudah interaksi berakhir. Dengan memelihara kontak
mata dan tersenyum, orang-orang yang terlibat mengindikasikan bahwa mereka tertarik pada persoalan yang sedang diperbincangkan.
Kategori selanjutnya dari komunikasi nonverbal adalah proxemics, yaitu suatu cara bagaimana orang-rang yang terlibat dalam suatu tindak komunikasi
berusaha untuk menggunakan ruang space. Antropolog Edward. T. Hall mendefinisikan empat jarak yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ia
menjelaskan bahwa kita memilih suatu jarak khusus bergantung bagaimana kita merasakan terhadap orang lain pada suatu situasi tertentu, konteks percakapan dan
tujuan-tujuan pribadi kita. Keempat jarak tersebut adalah intimate distance, personal distance, social distance dan public distance. Namun, empat jarak yang
dikemukakan oleh Hall ini hanya menggambarkan perilaku dari orang-orang Amerika Utara dan sangat mungkin berbeda dengan orang yang berasal dari
kebudayaan lainnya.
40
Adapun klasifikasi Hall tersebut adalah sebagai berikut. •
Akrab Intimate distance Percakapan dalam jarak yang akrab ini berkisar anatar 0-6 inci fase dekat
dan 6-18 inci fase jauh berlangsung dengan bisikan atau suara yang sangat pelan. Dalam jarak ini, orang-orang berkomunikasi secara
emosional sangat dekat dan dalam situasi yang sangat pribadi. Orang-
40
Ibid, hal. 6.18.
Universitas Sumatera Utara
orang yang terlibat dalam interaksi dengan jarak yang akrab ini merupakan suatu tanda bahwa diantara mereka tumbuh rasa saling percaya.
Namun demikian, interaksi dalam jarak yang akrab ini juga terjadi dalam lingkungan yang kurang akrab, seperti ketika kita berobat ke dokter.
•
Personal Personal distance
Dalam jarak personal ini berkisar antara 18-30 inci fase dekat dan 30 inci- 4 feet fase jauh, kontak komunikasi yang berlangsung tertutup,
namun percakapan-percakapannya tidak lagi bersifat pribadi dibanding dengan interaksi dalam jarak akrab.
• Social Social distance
Interaksi yang berlangsung dalam jarak sosial ini berkisar antar 4-7 feet fase dekat dan 7-12 feet fase jauh biasanya terjadi dalam situasi bisnis,
misalnya interaksi antara sales dengan para calon pembeli. Dalam kontak komunikasi ini, suara yang lebih keras sangat dibutuhkan.
• Publik Public distance
Contoh nyata dari komunikasi yang menggunakan jarak publik yang berkisar antara 12-25 feet fase dekat dan 25 feet ke atas fase jauh ini
adalah perkuliahan dalam kelas atau pidato yang disampaikan pada suatu ruang tertentu. Dalam jarak publik ini, komunikasi yang bersifat dua arah
two way traffic sulit untuk dilaksanakan sebab ada jarak yang cukup jauh antara pembicara dengan pendengarnya.
Faktor lingkungan sebagai salah satu karakteristik penandaan nonverbal dapat berupa lingkungan atau benda-benda yang digunakan atau dimiliki
seseorang yang dapat merefleksikan makna tertentu yang berkaitan dengan orang
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Misalnya ketika kita memasuki ruang atau rumah seseorang, dengan segera kita dapat memperoleh kesan mengenai kepribadian penghuninya.
Demikian pula dengan kesan yang kita berikan kepada seseorang dengan melihat mobil yang dikendarainya, perabot rumahnya, aksesorisnya dan
sebagainya. Hal ini terjadi karena orang cenderung memilih benda atau lingkungan yang dapat merefleksikan citra diri dan kepribadiannya.
Penampilan fisik acapkali mengekspresikan penandaan nonverbal tertentu. Hal ini dapat kita rasakan ketika memberikan stereotip tertentu yang berkaitan
dengan keadaan fisik seseorang. Misalnya orang yang gemuk dianggap sebagai periang dan orang yang kurus sebagai seseorang yang serius. Demikian pula
dengan panjang atau potongan rambut tertentu. Beberapa karakter fisik lainnya yang dianggap berperan dalam penandaan nonverbal mencakup berat badan,
tinggi badan, warna kulit, kontur wajah, dan berbagai jenis bekas luka atau cacat fisik.
Sementara itu atribut yang lain yang berhubungan erat dengan penampilan fisik dan sangat jelas berperan sebagai penanda makna tertentu adalah cara
berpakaian. Biasanya ketika seseorang memilih memutuskan untuk memakai pakaian tertentu maka dia secara sadar telah menggunakan tanda nonverbal untuk
mengekspresikan makna melalui kesan tertentu dalam penampilannya. Seperti dikemukakan oleh Ronald. B. Adler dan George Rodman dalam bukunya
Understanding Human Communication, bahwa salah satu kategori komunikasi nonverbal yang penting adalah clothing atau cara berpakaian.
41
Pakaian yang dikenakan merupakan suatu alat komunikasi. Orang-orang dengan sengaja
41
Ibid, hal. 6.20.
Universitas Sumatera Utara
mengrimkan pesan tentang diri mereka melalui apa yang mereka kenakan dan kita berusaha menginterpretasikannya berdasarkan pada pakaian yang dikenakan.
Dengan demikian pakaian tidak hanya melindungi kita dari panas dan dingin, namun melalui pakaian dapat menjadi indikator dar status sosial ekonomi
seseorang, penanda dari peran-peran tertentu ABRI, PNS dan sebagainya.
Gambar 2.2. Seorang polisi menggunakan seragam. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi melalui penampilan
fisik.
Haptics atau sentuhan atau kontak tubuh dikatakan oleh Emmert dan Donaghy sebagai cara terbaik untuk mengkomunikasikan sikap pribadi, baik yang
positif maupun yang negatif.
42
Frekuensi dan durasi sentuhan dapat menjadi indikator tentang persahabatan dan rasa suka di antara orang yang melakukannya.
Sentuhan dapat pula menjadi indikator yang paling ekstrim dari rasa tidak suka atau kemarahan, seperti menampar, menyepak, memukul dan sebagainya.
42
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Cara-cara atau bentuk sentuhan dapat pula menunjukkan posisi orang dalam hubungan dengan orang lainnya, khususnya dalam pengertian dominan dan
submisif seperti mengelus kepala, mencium tangan, dan sebagainya. Waktu atau chronemics juga dapat menjadi penanda nonverbal yang
digunakan ketika seseorang berkomunikasi. Bentuk nyata yang dapat kita rasakan adalah mengenai orang yang tepattidak tepat waktu, misalnya, orang yang
mengulur-ngulur waktu untuk menyampaikan pesan bahwa dia tidak menyukai apa yang sedang dilakukannya dan sebagainya.
Jalaludin Rakhmat 1994 mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:
43
1. Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang
berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan
makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebahagiaan, rasa
terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad. Leathers 1976 menyimpulkan penelitian-
penelitian tentang wajah sebagai berikut: a. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tak senang, yang menunjukkan
apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk; b. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain
atau lingkungan; c. Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan
43
Internet. http:adiprakosa.blogspot.com200810komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html. 2 Mei 2009
Universitas Sumatera Utara
dalam situasi situasi; d. Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali
mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.
Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.
Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah:
a. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidaksukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara
menunjukkan kesukaan dan penilaian positif; b. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan
postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah; c. Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional
pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.
2. Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang.
Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
3. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan
kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya
Universitas Sumatera Utara
tentang tubuhnya body image. Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian dan kosmetik.
4. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan
dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda.
Pesan ini oleh Dedy Mulyana 2005 disebutnya sebagai parabahasa. 5.
Pesan sentuhan dan bau-bauan.
Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan
dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian.
Bau-bauan, terutama yang menyenangkan wewangian telah berabad- abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan --menandai
wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.
II.3.4. Fungsi dan Urgensi Komunikasi Nonverbal