Sejarah Pengadilan Agama Cibinong

5. Kesepakatan bersama anatara Pemerintah Kota Madya Daerah Tingkat II Bogor dan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor.

B. Visi dan Misi Pengadilan Agama Cibinong:

4 1. Visi Pengadilan Agama Cibinong adalah mewujudkan citra dan wibawa serta kemandirian Pengadilan Agama Cibinong dalam melaksanakan tugas pokok dan kewenangannya sebagai Peradilan Negara yang sejajar dengan Peradilan lainnya, bermartabat dan dihormati demi tegaknya hukum dan keadilan, ketertiban dan kepastian hukum di tengah masyarakat Kabupaten Bogor yang religius menuju terlaksananya syariat Islam yang efektif. 2. Misi Pengadilan Agama Cibinong adalah: a. Pemberdayaan peran, kedudukan dan kewenangan Pengadilan Agama sebagai Peradilan Negara dan sebagai lembaga penegak hukum agar lebih mampu dalam memberikan pelayanan hukum dan keadilan terhadap masyarakat melalui keputusan yang berkualitas. b. Pembinaan moralitas dan pengangkatan profesionalisme sumber daya aparatur Peradilan Agama, sarana dan prasarana penegakan hukum. c. Pengembangan budaya dan kepastian hukum sehingga mampu memberikan kontribusi positif dan membangun masyarakat yang religius berdasarkan syariat Islam. 4 Pengadilan Agama Cibinong, “Visi dan Misi” artikel dikases pada 09 Februari 2015 dari http:www.pa-cibinong.go.idvisi-dan-misi

C. Wilayah Yuridiksi Pengadilan Agama Cibinong

5 Wilayah yuridiksi Pengadilan Agama Cibinong serupa dengan wilayah yuridiksi Pengadilan Agama pada umumnya. Wilayah yuridiksi yang dimaksud dalam pembahasan ini merujuk pada istilah kewenangan memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan suatu perkara bagi pengadilan. Dalam istilah “kewenangan” merupakan sinonim dari kata “kekuasaan”. Adapun yang dimaksud dengan kewenangan dan kekuasaan itu didalam HIR dikenal dengan istilah kompetensi. Dalam Bab III pasal 49 sampai dengan pasal 53 UU No. 7 Tahun 1989. Dalam ketentuan pasal 49 dinyatakan: 6 1. Pengadilan Agama bertugas dan berwewenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang- orang yang beragama Islam di bidang: a. Perkawinan; b. Kewarisan, wasiat, dan hibah, yang dilakukan berdasarkan hukum Islam; c. Wakaf dan shadaqah. 2. Bidang perkawinan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 huruf a ialah hal-hal yang diatur dalam atau berdasarkan untuk Undang- undang mengenai perkawinan yang berlaku. 3. Bidang kewarisan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf b ialah penentuan siapa-siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai 5 Peradilan Agama Cibinong, “Wilayah Yuridiksi Pengadilan Agama Cibinong” artikel diakses pasa 04 Februari 2015 dari http:www.pa-cibinong.go.idyuridiksi-pa. 6 Dr. Jaih Mubarok, M.Ag., Peradilan Agama di Indonesia, Bandung: Pustaka Bani Quraiys, 2004, Cet ke-1, h. 14 harta peninggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut. 7 Dalam ketentuan-ketentuan itu menunjukkan bahwa cakupan kekuasaan absolut Pengadilan Agama Cibinong secara garis besar meliputi perkara perkara perdata tertentu dikalangan orang-orang yang beragama Islam. Perkara-perkara perdata itu adalah di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf, dan shadaqah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Berbicara mengenai kompetensi, jika diklasifikasikan lagi Pengadilan Agama Cibinong mempunyai dua kompetensi, yaitu: 1. Kompetensi absolut, yaitu kewenangan atau kekuasaan pengadilan yang berhubungan dengan jenis perkara atau jenis pengadilan perkara atau tingkat pengadilan, dalam perbedaannya dengan jenis perkara atau jenis pengadilan lainnya. 8 Pada Undang-undang No. 3 Tahun 2006 jo UU no. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama disebutkan BAB II mengenai kekuasaan Pengadilan pasal 29 yang berbunyi: “Pengadilan Agama bertugas dan berwewenang memeriksa, dan menyelesaikan perkara ditingkat pertama antara orang-orang beragama Islam di bidang: a. Perkawinan b. Waris c. Wasiat h. 22 7 Undang-undang Peradilan Agama UU No. 7 Th. 1989, Jakarta: Sinar Grafika, 2002, 8 H. Raihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama,Jakarta: Rajawali Pers, 1991, Cet ke-1, h. 27. d. Hibah e. Wakaf f. Zakat g. Infak h. Shadaqoh i. Ekonomi Syariah Semua kompetensi yang disebutkan diatas berdasarkan Undang- undang Perkawinan, Kewarisan, Peraturan Pemerintah dan Kompilasi Hukum Islam KHI. Adapun pelaksanaan tugas-tugas pokok ini pembinaannya dilakukan oleh Mahkamah Agung MA. Khusus mengenai bidang perkawinan, maka dalam penjelasan dalam pasal 49 ayat 2 UU No. 3 tahun 2006 jo. No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama dijelaskan bahwasannya kompetensi absolut Peradilan Agama mengenai hal-hal yang berhubungan perkawinan antara lain: a. Izin beristri lebih dari seorang b. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang berusia 21 tahun, dalam hal orang tua wali, atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat. c. Dispensasi nikah. d. Pencegahan perkawinan. e. Penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah. f. Pembatalan Perkawinan. g. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami dan istri.